Kamis, 12 Februari 2015

Bunuh 3 Mahasiswa Muslim, Pria Biadab AS ini seorang Ateis dan Pembenci Agama



Tiga mahasiswa Muslim di North Carolina, Amerika Serikat, tewas ditembak pada Selasa malam (10/2). Pelakunya adalah seorang pria berusia 46 tahun langsung menyerahkan diri ke polisi usai peristiwa tersebut.



Melansir CNN, korban terdiri dari dua wanita dan satu pria, bernama Deah Shaddy Barakat, 23, Yusor Mohammad, 21, dan Razan Mohammad Abu-Salha, 19. Barakat dan Mohammad adalah suami istri, sedangkan Razan adalah adik perempuan Mohammad.



Peristiwa ini terjadi di sebuah apartemen di Chapel Hill yang banyak dihuni mahasiswa Universitas North Carolina, UNC. Menurut sumber kepolisian, ketiganya tewas ditembak di kepala.



Pelakunya adalah Craig Stephen Hicks, yang menyerahkan diri setelah melakukan kejahatan tersebut. Polisi belum bisa memastikan motif pelaku, namun warga di media sosial menduga kuat insiden itu lantaran kebencian.



Prasangka bahwa Hicks membunuh ketiga korbannya lantaran kebencian agama bukan tanpa alasan.



Craig Stephen Hicks dikenal seorang ateis yang mengecam semua agama. Hal ini terekam di laman Facebook miliknya. Dari akun Facebooknya, tidak heran jika muncul tuduhan bahwa kebencian Hicks terhadap agama telah memuncak.



Di akun Facebooknya, Hicks mendeklarasikan diri sebagai "ateis" dan menyatakan ingin "mengenyahkan seluruh agama." Foto-foto di akunnya menggambarkan dengan jelas kebencian Hicks terhadap agama.



"Saya tidak menyangkal hak kalian untuk meyakini apa yang kalian suka; tapi saya punya hak untuk mengatakan bahwa itu sangat berbahaya dan ceroboh selama takhayul tanpa dasar kalian telah membunuhi orang lain," ujar kalimat dalam salah satu foto di Facebook Hicks, diberitakan TPM.com.



Diberitakan The Independent, Rabu (11/2), dalam akun Facebooknya, Hicks mengaku sebagai pendukung organisasi "Atheists for Equality" dan sangat aktif memposting status serta foto.



Tiga posting terakhirnya adalah video lucu yang menampilkan seekor anjing, iklan maskapai New Zealand Air, dan foto dari United Atheists of Amerika dengan tulisan "Mengapa Kristen Radikal dan Muslim Radikal menentang pengaruh satu sama lain sementara setuju dalam banyak hal-hal ideologis."



Salah satu foto menampilkan sepucuk pistol revolver miliknya yang terisi penuh peluru. Belum diketahui apakah pistol ini yang digunakan untuk menembak korban atau bukan.



Gambar-gambar yang diunggah Hicks kebanyakan menghina semua agama dan mendukung ateisme. Namun dia juga memajang foto dirinya dan istrinya yang sedang berlibur ke Disneyland.



Selain membenci agama, dari akun Facebooknya bisa diketahui bahwa Hicks pecinta senjata api dan menolak pengendalian penggunaan senjata oleh pemerintah.



Bulan lalu, dia memposting foto pistol revolver miliknya. Di akunnya, dia juga me-like halaman-halaman Facebook bertema senjata, termasuk salah satunya bernama "Kemunafikan dan kebodohan pengendalian senjata."



Hicks juga mendukung hak-hak kaum gay, termasuk pernikahan sesama jenis. "Saya bukan gay, lesbian, biseksual, transgender, panseksual, interseks atau aseksual. Saya hanya mendukung pemikiran gila soal persamaan hak untuk semua orang," tulis Hicks.



Penembakan tiga mahasiswa Muslim itu menuai kecaman dari seluruh dunia di media sosial.



Tokoh idola Hicks adalah Richard Dawkins, tokoh ateis terkenal dari Inggris.



Dawkins sendiri menyatakan mengecam tindakan Hicks terhadap Deah Shaddy Barakat, 23, Yusor Mohammad, 21, dan Razan Mohammad Abu-Salha, 19, pada Selasa malam (10/2).



Di laman Twitternya, Dawkins mengecam pembunuhan tersebut.



"Bagaimana seseorang yang bermoral TIDAK mengecam pembunuhan keji tiga Muslim AS di Chapel Hill?" tulis Dawkins.







Barakat adalah mahasiswa tahun kedua fakultas kedokteran gigi Universitas North Carolina dan tengah menggalang dana untuk mendirikan pos perawatan gigi bagi pengungsi Suriah di Turki.





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar