Kamis, 12 Februari 2015

Penyerangan Az-Zikra, Potensi Konflik Baru Sunni-Syiah





Penyerangan terhadap Perumahan Az Zikra milik Ustaz Arifin Ilham merupakan peringatan bagi aparat penegak hukum.



"Sebagai sebuah konflik sosial kasus ini merupakan sebuah warning buat aparat, ada potensi konflik baru antara Sunni dan Syiah," kata Politikus PKS Aboebakar Alhabsyi.



Menurut dia, penyerangan seperti itu bukan kali pertama terjadi di Indonesia. Tetap sudah pernah terjadi sebelumnya. "Seperti yang pernah terjadi di Sampang dan Jember," ujarnya.



"Oleh karenanya, potensi konflik yang seperti ini harus diantisipasi dengan baik oleh aparat. Jangan sampai konflik serupa timbul di daerah yang lain," tandasnya.



Sebelumnya, pimpinan Majelis Az Zikra Ustaz Arifin Ilham geram. Pasalnya, sekelompok orang yang

diduga pembela Syiah menyerbu Perumahan Az Zikra, tadi malam.



Arifin mengancam akan mengumumkan jihad bersama ulama-ulama lainnya jika semua pelaku kekerasan tersebut tidak diproses hukum.



"Semua pelaku yang telah membawa Bang Faisal ke Polsek Babakan Madang agar ditahan, tidak boleh ada yang dilepas," tandas Ustaz Arifin melaui ponsel Ustaz Syuhada yang diperdengarkan kepada para petinggi Majelis Az Zikra di ruang tamu Masjid Az Zikra, Rabu tengah malam, sebagaimana dikutip Suara-Islam, Kamis (12/2) ini.



Situs tersebut memberitakan, gerombolan pengikut dan pembela Syiah telah mengeroyok dan menganiaya Ketua Sabilana Komite Penegak Syariah Masjid Az Zikra, Faisal, Rabu (11/2/2015) sekitar pukul 23.00 WIB.



FPI Bogor Jaga Kampung Az Zikra



Koordinator Front Pembela Islam (FPI) Wilayah Bogor Raya, Habib Al Jufry mengatakan anggotanya menjaga Kampung Majelis Az Zikra pimpinan Ustaz Arifin Ilham setelah terjadi penyerangan tersebut.



"Ada 200 anggota FPI dari wilayah Bogor Raya menjaga Kampung Majelis Az Zikra," ujar Habib Jufry kepada INILAHCOM, Kamis (12/2/2015).



Dia menjelaskan penjagaan yang dilakukan FPI dikarenakan ada kekhawatiran serangan lanjutan yang dilakukan kelompok yang sama dini hari tadi.



"Ada indikasi mau datang lagi. Infonya jam 11.00 Wib siang ini, cuma sampai sekarang tidak ada tanda-tandanya," katanya.



Belum Ada Fatwa Syiah



Jufry menilai kasus pengeroyokan satpam pemukiman Az Zikra merupakan bukti pemerintah belum mendukung fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan aliran Syiah sesat dan menyesatkan.



"Pemerintah belum efektif mendukung fatwa MUI tersebut. Buktinya masih banyak penganut aliran Syiah yang masih berkeliaran," ujar Habib Jufry kepada INILAHCOM, Kamis (12/2/2015).



Dia pun mengungkapkan, sebenarnya kasus penyerangan oleh kelompok Syiah di Bogor bukan pertama kalinya. Menurutnya sudah terjadi juga sebelumnya peristiwa yang serupa.



"Jadi ini penyerangan yang kedua kalinya. Sebelumnya penyerangan juga terjadi di Sentul Mutiara, Masjid As Syahada," katanya.



Habib Jufry mendesak pemerintah segera mendukung melalui suatu kebijakan-kebijakan terkait fatwa MUI tersebut. "Pemerintah harus melakukan upaya-upaya hukum terhadap penganut Syiah," tuturnya.



Polri Janji Tuntaskan



Mabes Polri berjanji akan mengusut tuntas kasus penyerangan sekelompok orang yang diduga Syiah terhadap Kampung Majelis Az Zikra pimpinan Ustadz Arifin Ilham.



Kadiv Humas Polri Irjen Ronny F. Sompie meminta masyarakat serta ormas tidak mendatangi lokasi. Sehingga permasalahan itu dapat ditangani aparat kepolisian secara baik.



"Massa dari tempat lain tidak perlu datang ke lokasi, serahkan ke Polri untuk selesaikan masalah ini," kata Ronny, Jakarta, Kamis (12/2/2015).



Ronny meminta dukungan kepada masyarakat agar aparat kepolisian dapat menuntaskan masalah tersebut dengan cepat. Dukungan itu, lanjut Ronny, organisasi masyarakat (ormas) diimbau agar tidak datang secara berbondong-bondong ke Kampung Az Zikra. Sebab, dikhawatirkan dapat memperkeruh suasana pasca penyerangan Perumahan Az Zikra tersebut.



"Lebih baik berikan dukungan doa agar permasalahan cepat selesai," ujar Ronny.



sumber: Inilahcom





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar