Jumat, 27 Februari 2015

Butuh 1 Abad Benahi Gaza yang Dihancurkan Israel





Pembangunan kembali rumah, sekolah dan rumah sakit di Gaza yang hancur dibombardir Israel tahun lalu butuh waktu hingga 100 tahun untuk rampung jika blokade masih diterapkan, seperti disampaikan badan pemberi bantuan Oxfam.



Dikutip Reuters, Kamis (26), Oxfam mengatakan bahwa blokade harus dicabut agar bahan-bahan bangunan yang kebanyakan impor bisa masuk.



Oxfam merinci, Gaza membutuhkan 800 ribu truk bahan bangunan untuk membenahi infrastruktur yang rusak dalam serangan 50 hari Israel pertengahan tahun lalu. Hingga saat ini hanya sepertiga dari satu persen bahan bangunan yang diperlukan bisa masuk Gaza dalam tiga bulan terakhir.



Serangan Israel antara Juli dan Agustus tahun lalu telah menewaskan 2.100 warga Palestina dan dibalas Hamas, membunuh 73 warga Israel. Gaza yang dihuni 1,8 juta warga Palestina porak poranda.



Blokade Israel diterapkan setelah Hamas memenangkan pemilu tahun 2006. Sejak saat itu, Israel dan Mesir mengontrol ketat pergerakan barang dan orang keluar masuk wilayah itu.



Sekitar 100 ribu orang - lebih dari setengahnya anak-anak - saat ini hidup di penampungan sementara karena rumah mereka hancur. Ribuan lainnya tinggal di dalam bangunan mereka yang sudah tidak utuh lagi, menggunakan pelindung seadanya agar tidak kebasahan atau kedinginan.



Direktur regional Oxfam Catherine Essoyan mengatakan, semakin lama blokade diberlakukan, semakin banyak nyawa yang terancam.



"Keluarga-keluarga tinggal di rumah tanpa atap, dinding, atau jendela selama enam bulan terakhir. Banyak yang hanya punya listrik selama enam jam sehari dan tanpa air yang mengalir," kata Essoyan.



Oxfam juga mengatakan bahwa hanya sedikit dari komitmen bantuan banyak negara Oktober lalu ke Gaza sebesar US$5,4 miliar yang masuk ke wilayah itu.



Badan Pemulihan dan Pekerjaan PBB, UNRWA, mengatakan bahwa Jepang berkontribusi sebesar US$32,3 juta untuk Gaza. Sebanyak US$14 juta dari bantuan tersebut akan dialokasikan untuk perbaikan dan subsidi penyewaan rumah bagi warga Palestina.



Bulan lalu UNRWA mengatakan, akibat kekurangan bantuan internasional, mereka terpaksa menunda pembayaran perbaikan rumah ribuan warga Palestina yang rusak.



CNN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar