Selasa, 20 Januari 2015

“Charlie Hebdo Simbol Kemunafikan Barat”, Noam Chomsky Tampar Negara Barat dalam Artikelnya di CNN






Noam Chomsky, Profesor dan ahli filsafat Massachusetts Institute of Technology, ia juga kritikus kebijakan luar negeri AS, mengecam propaganda kebebasan berbicara yang dijalankan Barat setelah serangan ke kantor majalah satir Charlie Hebdo.





"Di seluruh dunia, pembunuhan wartawan kerap terjadi tapi hanya sedikit yang mendapat perhatian," ujar Chomsky. 





"Mengapa pembunuhan 12 wartawan di kantor Charlie Hebdo harus mendapat perhatian sedemikian luas."





Dalam artikel yang dimuat CNN berjudul "Paris attacks show hypocrisy of West's outrage", Senin (19/1), Chomsky mengatakan tahun 1999 rudal NATO menghantam televisi Serbia, 16 jurnalis tewas. Tidak ada media Barat yang mengecam serangan itu, karena NATO dan AS menganggapnya corong propaganda Slobodan Milosevic.





Rejim Zionis di Israel membunuh banyak wartawan di Jalur Gaza pada musim panas 2014. 





"Sebagian besar tewas di dalam kendaraan bertuliskan press. Tidak ada yang meratapi pembunuhan mereka," tulis Chomsky.





Wartawan-wartawan itu, yang tewas dari Serbia sampai ke Jalur Gaza, juga memperjuangkan kebebasan berbicara, kebebasan menyampaikan fakta.





Jadi, menurut Chonsky, mengapa orang harus meratap serangan ke kantor Charlie Hebdo yang membunuh sejumlah wartawan. 





Chomski juga menuduh pemerintah Prancis terlibat dalam pelanggaran sistematis terhadap kebebasan berbicara.





Menurut Chomsky, UU Gayssot membuat Prancis secara legal mengusir orang-orang Roma, dan membiarkan pengungsi Afrika hidup dalam kondisi menyedihkan, seraya tak henti mendukung rezim Zionis di Israel.





"UU itu mengesampingkan kenyataan sejarah (historical truth), dan merupakan bukti kemunafikan Prancis dan Barat dalam mempertahankan kebebasan berbicara," demikian Chomsky.





Chomsky menyimpulkan; "Memori hidup masyarakat Barat dibangun dengan asumsi 'mereka' melakukan terhadap 'kita', seraya mengeluarkan 'kejahatan kita' terhadap 'mereka'."





'Kita' yang dimaksud adalah Barat, dan 'mereka' adalah non-Barat. Kejahatan 'kita' terhadap mereka sering diasumsikan sebagai pertahanan mulia, meski itu cacat.
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar