Selasa, 20 Januari 2015

Heboh Jokowi pilih “Raja Judi” jadi Penasihat Presiden





Presiden Joko Widodo telah melantik sembilan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara. 



Tugas Wantimpres yakni untuk memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan negara.



Dari sembilan Wantimpres yang dilantik Presiden Jokowi, ada yang mempunyai rekam jejak program Sumbangan Dana Sosial Berhadiah (SDBS) yang ternyata merupakan kedok ajang perjudian pada era 90-an.



“Saya dengar, Jan Darmadi bos judi juga,” ujar Aktivis 77 M Hatta Taliwang.



Hatta menuturkan, yang seharusnya menjadi Wantimpres adalah orang yang mempunyai rekam jejak baik. Beberapa kriterianya, haruslah seorang negarawan, bukan politikus.



Jan Darmadi merupakan pengusaha properti, sebagai pendiri PT Jakarta Setiabudi International. Jan juga pemilik Hotel Mandarin, Mercure Ancol, Jakarta Theater dan Setiabudi Building. Jan dianggap merupakan tokoh senior yang berpengalaman di bidang bisnis.



Terpilihnya Jan Darmadi diduga sebagai politik balas budi pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla (JK). Politikus Partai Nasdem tersebut diduga mendanai kampanye presiden Jokowi-JK selama Pilpres 2014.



Ia menilai, itu bentuk imbalan atas kursi Wantimpres seperti sudah dibeli jauh hari sebelum terpilihnya Jokowi sebagai presiden.



Majelis Ulama Indonesia (MUI) mempertanyakan keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melantik Jan Darmadi.



Wasekjen MUI, Tengku Zulkarnaen, mengatakan pelantikan Jan tidak masuk akal. Karena ia telah memiliki citra buruk dalam sejarah Indonesia.



"Saya tidak mengerti mengapa presiden memilih Jan yang pernah jadi raja judi," jelasnya dilansir ROL.



Ia menambahkan, pengangkatan Jan sebagai anggota wantimpres akan sangat berpengaruh bagi pemerintah.



Zulkarnaen menyarankan agar masyarakat terus mempertanyakan alasan Jokowi memilih orang yang salah. Sedangkan, orang yang lebih kompeten untuk menjadi anggota Wantimpres masih banyak.




"Dari puluhan juta orang Indonesia, apakah tidak ada yang lebih baik dari Jan Darmadi?" imbuh Zulkarnaen.
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar