Sabtu, 31 Januari 2015

“Jokowi Bukan Takut Bu Mega, Tapi... ”



"Bu Mega adalah Marhaen asli. Jadi apapun yang diperintah Bu Mega...."


Pengamat politik dari Center for Strategic and International Studies, J. Kristiadi, menilai pertemuan antara Presiden Jokowi Widodo dan Prabowo Subianto disebabkan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) tidak dapat diandalkan.



"Orientasi KIH sudah amburadul, " katanya 30 Januari 2015.



Menurut Kristiadi, Presiden Jokowi dibebani intervensi para politikus PDI Perjuangan, terutama dalam kasus pencalonan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kepala Polri. Karena itu, Jokowi berupaya mencari penyeimbang.



Presiden Jokowi bertemu dengan Prabowo di Istana Bogor pada Jum’at, 29 Januari. Usai pertemuan ini Prabowo menyatakan dukungannya kepada Jokowi. Setelah itu, malamnya Prabowo mengumpulkan para pemimpin partai politik yang mengusungnya dalam pemilihan presiden lalu.



Akankah manuver itu membuat hubungan Jokowi dengan pemimpin partai-partai pendukungnya, terutama Ketua Umum PDIP Megawati renggang?



Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Gun Gun Heryanto, mengatakan yang dilakukan oleh Jokowi merupakan strategi untuk mengatasi tekanan.



"Tapi saya yakin Jokowi atau PDIP tidak akan saling meninggalkan,” ujarnya, Sabtu, 31 Januari 2015.



Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun pernah mengisahkan mengenai hubungan Jokowi dan Megawati. Menurut Ahok, Jokowi sangat loyal terhadap Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tersebut.



"Dulu saat pemilihan gubernur, Pak Prabowo menawari Pak Jokowi mencalonkan diri dari partai lain dia tidak mau," kata Ahok di Balai Kota pada Kamis, 13 Maret 2014.



"Pak Jokowi bilang, 'saya tidak mau mencalonkan diri di DKI kalau tidak diperintah oleh Ibu Mega' gitu."



Ahok terus bercerita tentang betapa Jokowi menuruti Megawati.



"Orang boleh menjelek-jelekkan Bu Mega macam-macam, tapi bagi Pak Jokowi, Bu Mega adalah Marhaen asli. Jadi apapun yang diperintah Bu Mega, bukan karena beliau takut sama Bu Mega, ya tapi karena beliau sadar, inilah rohnya PDI Perjuangan."



sumber: tempo





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar