Tampilkan postingan dengan label Sosok. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sosok. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 07 Maret 2015

Snowden: “AS Tekan 21 Negara Tolak Suaka Saya”





Sebelum menjadi kontraktor di Otoritas Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), Edward Snowden merupakan agen CIA yang menyamar di Jenewa, Swiss, dan mengaku ingin kembali ke sana. Namun, Snowden mengaku curiga Swiss tidak akan memberikan suaka padanya karena ditekan oleh AS.


Hal ini diungkapkan langsung oleh Snowden dalam acara penayangan film "Citizenfour" yang mengangkat kisah kehidupannya ketika membocorkan program mata-mata pemerintah AS di Jenewa. Mengejutkan pengunjung, Snowden yang tidak dijadwalkan hadir tiba-tiba muncul melalui sambungan video langsung dari Moskow, Rusia, tempat Snowden menetap sekarang.


"Saya ingin kembali ke Swiss. Beberapa kenangan favorit saya berasal dari Jenewa. Itu adalah tempat yang indah," ujar Snowden kepada pengunjung Festival Film dan Forum Internasional tentang Hak Asasi Manusia di Jenewa pada Kamis (5/3), seperti dikutip Sputnik, Jumat (6/3).


Rusia adalah satu-satunya negara yang memberikan suaka politik kepada Snowden sejak ia membocorkan ribuan dokumen rahasia kepada media yang ia peroleh saat bekerja untuk perusahaan konsultan Booz Allen Hamilton pada 2013. Namun, Snowden menyiratkan keinginannya untuk tinggal di negara non-partisan.


"Saya pikir Swiss akan menjadi pilihan politik yang baik karena (negara) ini memiliki sejarah netral," ucapnya.


Sejak AS menahan paspornya, Snowden telah mengajukan suaka ke 21 negara yang mayoritas terletak di pusat dan barat Eropa. Sayangnya, menurut Snowden, tak ada satupun yang menyetujuinya.


Snowden menuding AS melakukan intervensi politik di balik penolakan ini.


Pada 2014, seorang jaksa pemerintah Swiss mengajukan gagasan bahwa Snowden akan mendapatkan jaminan perjalanan jika ia setuju untuk membantu mengidentifikasi program AS mata-mata di negara itu. Namun, menurut data yang diperoleh Reuters, Swiss tak akan mengekstradisi Snowden ke AS dan tidak memberikan suaka politik.


"Masih ada kehadiran spionase aktif AS di Swiss. Saya pikir itu juga ada di negara-negara lainnya," ungkapnya.


Sebelumnya, pada Selasa (3/3) lalu, Snowden menyatakan kesiapannya untuk kembali ke AS dengan syarat ia mendapat pengadilan yang adil dan tak memihak.


Pengacara Snowden, Anatoly Kucherena, mengatakan Snowden sejauh ini telah menerima jaminan dari Jaksa Agung Eric Holder bahwa ia tidak akan menghadapi hukuman mati. Namun, Snowden juga menginginkan jaminan akan “hukum dan peradilan yang tak memihak.”


Pengadilan semacam itu, menurut penasihat hukum Snowden, berarti dia tidak akan menghadapi tuntutan di bawah Undang-Undang Spionase, hukum era Perang Dunia I yang digunakan untuk mendakwa whistleblower Pentagon Papers, Daniel Ellsberg.


Namun, harapan itu pupus ketika sehari setelahnya Snowden mengungkapkan bahwa AS tidak menawarkan itu kepadanya.


"Satu-satunya hal yang mereka katakan pada titik ini adalah mereka tidak akan mengeksekusi saya, yang berarti tidak sama dengan pengadilan yang adil," kata Snowden.


Dalam acara pemutaran film tersebut, Snowden menerima banyak dukungan. Salah satunya dari perwakilan Amnesty International, Sherif Elsayed-Ali yang berkata, "Edward Snowden tak diragukan lagi adalah whistleblower yang harus dilindungi. Ia bahkan tidak seharusnya diadili karena apa yang ia lakukan adalah untuk menyorot tindakan pemerintah yang melewati batas dan hal itu tidak seharusnya terjadi."


CNN International

Jumat, 06 Maret 2015

Wanita Kristen Asal AS ini Putuskan Berhijab selama 40 Hari






JESSEY Eagan adalah seorang Kristen di Amerika. Namun, ia sangat bersimpati terhadap para muslimah di negaranya. 





Bagaimana tidak, ia menyaksikan sendiri bagaimana sulitnya menjadi seorang perempuan Muslim di tempatnya berada. Untuk menunjukkan simpatinya, selama 40 hari, ia mengenakan jilbab.





Dia menetapkan untuk memakainya selama 40 hari dan menempatkannya menjadi bagian yang berbeda dari rutinitas biasanya.







"Saya ingin mengingatkan diri sendiri bagaimana rasanya menjadi orang luar ‘lain’. Jadi, saya berlatih memakai jilbab yang saya pinjam dari teman-teman Muslim dan tetangga saya," ujar direktur anak-anak untuk Gereja Dei Imago di Peoria tersebut dikutip Onislam.net, Jumat (6/3).







Menurut Eagen, menggunakan hijab untuk saat ini sangat penting. Hal itu karena dia teringat adanya peningkatan permusuhan yang semakin besar dari orang berkulit putih, yaitu warga Muslim AS. DIa juga mengaku merasa gugup dengan idenya tersebut.






Jessey Eagan bersama anaknya




Perempuan berambut pirang tersebut mengatakan, gagasannya itu pertama disarankan oleh seorang temannya yang beragama Islam.





Jessey sendiri menulis di blog-nya, yang berjudul #40daysofhijab, bahwa dia terinspirasi untuk melakukan tantangan ini setelah tinggal di Amman, Yordania.





"Untuk mengatakan bahwa saya tidak cukup cocok di lingkungan baru yang selama ini saya remehkan. Saya adalah orang asing," tambah Eagan. Eagen sendiri pindah ke Yordania sejak tujuh tahun yang lalu dengan suaminya selama 18 bulan.








Menurut Eagen, menjadi perempuan pirang bermata biru di Yordania seperti berdiri dan berteriak-teriak di perpustakaan. Karena itu, ia berharap pengalaman itu akan mengajarkan Kristen bagaimana melihat perbedaan. Selain itu, masyarkat juga harus bisa belajar toleransi dan ikut merasakan penderitaan yang lain.





"Yesus berkata untuk mencintai tetangga kita, orang asing, dan musuh. Saya pikir ini adalah sesuatu yang tidak dianggap serius oleh banyak orang Kristen," katanya.





“Kami sangat dipengaruhi oleh media, bahwa kami membiarkan rasa takut berkembang dalam diri kami, dan lupa untuk mencintai. Ketakutan adalah lawan dari cinta,” pungkas Jessey.



ONISLAM | ROL | ISLAMPOS


Selasa, 03 Maret 2015

Ibunda Benarkan Itu Mohammed Emwazi





Ghaneya Emwazi, 47, Ibunda Mohammed Emwazi mengakui pria sosok 'Jihadi John' itu adalah anak sulungnya.



Pengakuan itu muncul setelah dia menonton tayangan pemenggalan sandera oleh algojo ISIS di televisi.



Ghaneya kepada polisi mengatakan, bahwa dia menonton tayangan eksekusi wartawan Amerika Serikat (AS) James Foley. Foley adalah sandera pertama yang dieksekusi 'Jihadi John'.



Mohammed Emwazi, 26, pekan lalu diidentifikasi sebagai sosok algojo ISIS yang mengenakan topeng hitam. Suami Ghaneya, Jasem Emwazi, mengungkapkan hancurnya perasaan istrinya ketika putranya jadi pemenggal sandera.



”Dia terkejut. Dia menjadi panik dan mulai berteriak, ‘Ini adalah anak saya'," kata Jasem.



Pengakuan orang tua Emwazi itu disampaikan kepada polisi Kuwait. Jasem terakhir kali mendengar kabar putranya tahun 2013. Kala itu, Jasem mendengar kabar bahwa putranya pergi ke Suriah untuk menjadi pekerja kemanusiaan.



Selain tampilan fisik, ibunda Emwazi juga mengenali putranya yang jadi algojo ISIS itu dari suaranya ketika menyampaikan pernyataan sebelum mengeksekusi James Foley.



Berbicara kepada petugas intelijen, Jasem mengatakan; ”Ketika ibunya menonton film tentang Daesh (IS) ia melihat pemuda yang menutupi wajahnya di video pemenggalan James Foley.”



”Kami semua menonton video tapi takut untuk melihatnya. Kemudian kami (memberanikan diri) menonton dan melihat bahwa itu adalah Mohammed (Emwazi). Anak saya religius dan ia membenci Barat. Ia merasa mereka (intelijen MI5) telah menyiksanya,” kata Jasem, seperti dilansir Mirror, semalam (2/3/2015).



Badan intelijen Inggris, MI5 meradikalisasi Emwazi dengan mengawasinya terus-menerus selama enam tahun.



Kepada wartawan Mail on Sunday empat tahun lalu, Emwazi mengatakan dirinya terus dilecehkan MI5, yang membuat dirinya membenci aparat keamanan Inggris.

Senin, 02 Maret 2015

Presiden Termiskin di Dunia Jose Mujica, Resmi Pensiun





Jose Mujica, 79, Presiden Uruguay, yang dikenal sebagai presiden termiskin sedunia resmi pensiun pada 1 Maret 2015. Selama menjabat presiden, Mujica selalu menyumbangkan sebagian besar gajinya untuk amal dan tinggal di rumah bobrok.



Meski dikenal sebagai tukang amal, Mujica yang biasa disapa “Pepe” itu dikenal sebagai presiden yang berani. Pepe yang seorang mantan gerilyawan ini menjadi presiden pertama di dunia yang berani melegalkan ganja.



Dia pensiun setelah lima tahun berkuasa. ”Saya menjadi presiden penuh dengan idealisme, tapi kemudian harus melihat realitas,” kata Mujica dalam sebuah wawancara dengan surat kabar lokal.







Mujica akan digantikan Tabare Vazquez, yang memenangkan pemilu presiden pada November 2014 lalu. Vazquez sendiri sebelumnya pernah menjabat presiden Uruguay, sehingga jabatannya kali ini merupakan jabatan presiden yang kedua kali.



“Saya berharap dia lebih baik dari saya dan akan memiliki kesuksesan yang lebih besar,” kata Mujica yang menaruh harapan besar pada penggantinya, seperti dilansir Russia Today, kemarin (1/3/2015).



Dedikasi presiden termiskin di dunia ini tidak bisa dianggap remeh. Mujica setidaknya berhasil menempatkan Uruguay di peta dunia. Dia berhasil mengubah negara “ternak” itu dengan menciptakan lapangan kerja bagi 3,4 juta orang. Mujica juga membuat negaranya menjadi pengekspor energi di kawasan Amerika Latin.







Sedangkan alasan dia nekat melegalkan ganja bukan tanpa alasan. Gebrakan itu dibuat Mujica, karena perang anti-narkoba di Amerika Latin telah gagal dan ekonomi justru dikuasai kartel narkoba.



Dengan pelegalan ganja itu, negara berkuasa penuh atas perputaran uang ganja yang jumlahnya sangat besar. Meski dilegalkan, tetap saja ada aturan ketat soal siapa konsumen dan kadar ganja yang boleh dinikmati.



Gebrakan lain Mujica adalah melegalkan aborsi dan pernikahan sejenis. Meski jadi pemimpin kontroversial, daya kritis Mujica tidak mati. Dia berani mengecam berdirinya penjara Guantanamo yang terbukti digunakan Amerika Serikat untuk menyiksa tahanan kasus terorisme meski tanpa tuduhan dan pengadilan.

Minggu, 01 Maret 2015

Tahukah Anda: Jihadi “Emwazi” John Ternyata Karyawan IT Terbaik





Mohammed Emwazi, 26, sosok yang diyakini sebagai algojo ISIS ternyata pernah tercatat sebagai karyawan terbaik di perusahaan IT di Kuwait. Dia jadi salesman top di perusahaan itu saat usianya 21 tahun.



”Ia karyawan terbaik yang pernah kita miliki,” ujar mantan bos Mohammed Emwazi, yang berbicara dalam kondisi anonim, kepada Guardian.



”Dia sangat baik dengan orang-orang. Tenang dan layak. Dia datang ke rumah kami dan memberi kami CV-nya.”



Menurut Mail Online, Senin (2/3/2015), di perusahaan itu, Emwazi digaji 300 dinar Kuwait atau sekitar Rp13 juta per bulan. Itu belum ditambah dengan komisi-komisi lain yang dia terima.



Selama bekerja di perusahaan di Kuwait, dia pernah meminta waktu cuti untuk melakukan perjalanan ke London pada dua kesempatan terpisah. Dia kemudian meninggalkan perusahaan itu untuk selamanya pada bulan April 2010.



Di London Intelijen Inggris MI5 menahannya dan mencegah Emwazi untuk kembali ke Kuwait.







Gara-gara perlakuan pejabat keamanan Inggris itulah, Emwazi kecewa. Selain diganggu untuk pulang ke Kuwait, Emwazi juga pernah dicoba direkrut jadi mata-mata Inggris untuk Kuwait.



MI5 meradikalisasi Emwazi, dengan mengawasinya terus-menerus selama enam tahun.



Kepada wartawan Mail on Sunday empat tahun lalu, Emwazi mengatakan dirinya terus dilecehkan MI5, yang membuat dirinya membenci aparat keamanan Inggris.



"Bagaimana mungkin seseorang yang tenang dan pendiam seperti dia menjadi orang yang kita lihat di berita? Hanya saja tidak logis bahwa ia bisa menjadi seperti ini," komentar mantan bosnya seperti dilansir The Guardian, Minggu (1/3/2015).

Intelijen MI5 Mengubah Jihadi “Emwazi” John jadi Radikal





Identitas dari algojo paling terkenal ISIS, "Jihadi John" akhirnya terkuak.



Sang Algojo diketahui bernama Mohammed Emwazi ternyata tidak asing bagi kalangan intelijen Inggris, Emwazi sebelum gabung ISIS pernah dicoba direkrut jadi agen mata-mata Inggris.



Cage, sebuah kelompok hak-hak sipil Inggris, mengatakan MI5 -- Badan intelejen Inggris -- bertanggung jawab menjadikan Mohammed Emwazi menjadi begitu radikal.



Dalam pertemuan dengan wartawan di London, Asim Qureshi, direktur riset dari Cage, menggambarkan Emzawi sebagai pemuda yang menghadapi pelecehan dari MI5.



MI5 -lah yang meradikalisasi Emwazi, dengan mengawasinya terus-menerus selama enam tahun. Ini terlihat dalam serangkaian email Jihadi John tahun 2010.



Mohammed Emwazi, warga negara Inggris kelahiran Kuwait asal London Barat, mengklaim telah melakukan kontak email dengan wartawan Surat kabar Mail on Sunday pada 2010 lalu, demikian laporan media.



Menurut surat kabar Mail on Sunday, Emwazi melakukan kontak email dengan editor keamanan Robert Verkaik pada 2010 dan 2011.



Dalam emailnya di bulan Desember 2010, Emwazi mengkalim bahwa dia bertemu seorang agen dinas rahasia Inggris yang menyamar sebagai calon pembeli laptop.



Emwazi mengaku ketakutan setelah calon pembeli itu menyalaminya dan memanggil nama depannya, padahal dia tidak pernah mengungkap nama depannya kepada siapa pun.



Dia menulis, "Saya merasa sangat terkejut dan masih terkejut hingga sekian detik setelah dia pergi ... saya tahu siapa mereka!"



Kepada wartawan Mail on Sunday empat tahun lalu, Emwazi juga mengatakan dirinya terus dilecehkan MI5, yang membuat dirinya membenci aparat keamanan Inggris.



Dalam salah satu email, Jihadi John menulis; "Saya seperti mayat hidup."



"Mereka mungkin suatu saat akan membunuh saya," ujar Emwazi.



Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa dia tidak takut dibunuh oleh MI5, tetapi dia ingin melanjutkan hidupnya.



"Aku tidak takut. Yang aku takutkan adalah satu hari aku mengambil banyak pil dan tidur selamanya."



Emwazi melanjutkan, "Saya hanya ingin menjauh dari orang-orang itu!"



PM David Cameron menolak laporan itu. Walikota London Boris Johnson justru menuduh Cage membenarkan tindakan teror Jihadi John.



Surat kabar The Washington Post menyatakan Emwazi merupakan lulusan dari Universitas Westminster di London dengan gelar di bidang pemrograman komputer, menguatkan dugaan dia direkrut ISIS untuk memperkuat sistem jaringan komputer dan peretasan kelompok tersebut.

Kamis, 26 Februari 2015

Samantha, Perjuangan Wanita Berjilbab Hadapi Diskriminasi di AS





Kasus ini melibatkan perempuan Muslim, Samantha Elauf (17 tahun) ketika ia melamar pekerjaan di sebuah toko di Tulsa, Oklahoma tahun 2008.



Mahkamah Agung (MA), Amerika Serikat (AS), memberikan dukungan kepada seorang wanita yang dipecat oleh tempat kerjanya lantaran mengenakan jilbab.



Samantha Elauf, merupakan seorang wanita muslim, yang bekerja di perusahaan retailer pakaian, Abercrombie & Fitch. Namun ia kemudian dipecat oleh perusahaan tersebut, karena ia mengenakan jilbab.



Abercrombie & Fitch selama ini dikenal sebagai retailer pakaian yang memiliki staf penjualan berpakaian seronok. Bagi pegawai pria, mereka bertelanjang dada, sementara pegawai wanita mengenakan pakaian yang seksi.



Mereka memberikan persyaratan bagi staf penjual mereka untuk dapat menyesuaikan diri dengan "gaya Abercrombie", yang mereka difinisikan sebagai "gaya klasik perguruan tinggi Pantai Timur".



Pihak perusahaan tidak memperkenankan para karyawannya mengenakan "topi" apapun pakaian berwarna hitam, namun syal tidak secara eksplisit dilarang.



Dan setiap pegawai yang memakai pakaian yang berbeda dengan yang sudah ditetapkan saat mereka bekerja, maka mereka terancam akan dikenai tindakan disipliner, termasuk pemecatan, karena hal itu dituding akan berdampak negatif terhadap citra perusahaan, merek dan penjualan.



Merasa haknya telah dilanggar, Samantha diwakili oleh Komisi Persamarataan Kesempatan Bekerja (EEOC), sebuah badan pemerintah federal AS, menggugat Abercrombie.



Sejumlah hakim MA AS, seperti dikutip dari USA Today, Kamis (26/2/2015), menilai para petinggi Abercrombie jelas tidak memahami jilbab, yang merupakan atribut keagamaan.



Mereka menepis pembelaan Abercrombie, yang menyatakan bahwa jilbab bertentangan dengan peraturan perusahaan mereka, yang tidak memungkinkan karyawan memakai topi.



"Alasan bahwa ia ditolak karena anda berasumsi dia akan melakukan hal ini setiap hari, dan satu-satunya alasan mengapa ia akan melakukannya setiap hari karena dia memiliki alasan agama," ujar hakim Samuel Alito.



Kuasa hukum Samantha mengatakan bahwa kliennya dilindungi oleh Undang-undang Hak Sipil 1.964 yang melarang siapa pun menolak seseorang bekerja berdasarkan agama mereka, kecuali sang pemberi kerja tidak dapat mengakomodasi keyakinan agama seseorang tanpa dampak negatif bagi bisnis.



USAToday

“Jihadi John” Ternyata Mantan Agen 'Mata-mata' Inggris





Identitas dari algojo paling terkenal ISIS, "Jihadi John" akhirnya terkuak. Menurut dua sumber pemerintah Amerika Serikat (AS), pria tersebut adalah seorang warga negara Inggris, seperti yang sudah disebut-sebut selama ini.



Menurut laporan Washington Post, seperti dilansir Reuters pada Kamis (26/2/2015), Sang Algojo diketahui bernama Mohammed Emwazi.



"Jihadi John adalah Mohammed Emwazi, pria keturunan Kuwait berkebangsaan Inggris," tulis Washington Post dalam laporannya.



Jihadi John ternyata tidak asing bagi kalangan intelijen Inggris. Emwazi sebelum gabung ISIS dan memenggal beberapa sandera pernah dicoba direkrut jadi agen mata-mata Inggris.



Jejak rekam Emwazi sang algojo Negara Islam (ISIS) diungkap seorang direktur riset terkemuka, Asim Qureshi yang mendokumentasikan komunikasi antara dirinya dan Emwazi, jauh sebelum Emwazi gabung ISIS.



Menurut Qureshi, sosok Emwazi memiliki dengan kelompok advokasi CAGE independen selama dua tahun. Jalinan itu terjadi setelah pasukan keamanan Inggris mengganggu rencananya untuk melakukan perjalanan ke Kuwait, negara kelahiran Emwazi.



Selain diganggu, kata Quresehi, Emwazi juga dicoba direkrut sebagai agen mata-mata Inggris.



”Saya telah mencoba untuk mencari tahu alasan mengapa visa saya ditolak oleh negara asal saya Kuwait, dan mencari tahu cara untuk memecahkan masalah ini,” kata demikian rekapan percakapan Emwazi dengan kelompok CAGE yang dibeberkan Qureshi.



“Jadi melalui teman-teman saya di Kuwait, mereka berkata kepada saya bahwa Kuwait tidak memiliki masalah dengan saya. Alasan penolakan saya hanya karena saya telah disebut sebagai agen Inggris, sehingga mereka tidak membiarkan saya (masuk ke Kuwait),” lanjut percakapan itu.



Sementara itu, Komite intelijen dan Keamanan Inggris, seperti dilansir Mirror, Jumat (27/2/2015) akan mencari rincian dari badan-badan intelijen tentang kontak mereka dengan Mohammed Emwazi.



Langkah komite itu terkait laporan yang beredar, bahwa badan intelijen Inggris pernah mencoba merekrut Emwazi alias “Jihadi John” sang algojo ISIS itu.



Menzies Campbell, seorang anggota Komite Intelijen dan Keamanan Inggris berharap bisa mendapatkan laporan tentang jejak kontak sang algojo ISIS itu dengan intelijen Inggris di masa lalu.



Emwazi diyakini sebagai algojo pemenggal wartawan Amerika Serikat (AS) James Foley dan Steven Sotloff. Dia juga diyakini sebagai pemenggal pekerja sosial asal Inggris; David Haines, sopir taksi Inggris; Alan Henning dan pekerja sosial asal AS; Abdul-Rahman Kassig alis Peter Kassig.



Terakhir, dirinya muncul dalam video eksekusi mati seorang jurnalis asal Jepang, Kenji Goto, dan juga video eksekusi mati pilot jet tempur asal Yordania, Kasaesbeh akhir Januari.



Pria yang selalu menutupi diri dengan topeng dan pakaian berwarna hitam itu sempat dikabarkan tewas saat AS dan sekutunya melakukan serangan terhadap ISIS di wilayah perbatsan Suriah dan Irak.



Namun, tidak lama setelah kabar itu muncul, Jihadi John kembali tampil dalam video ISIS.

Kamis, 12 Februari 2015

Tiga Mahasiswa Muslim Korban Penembakan Pria AS dikenal Murah Hati






Tiga mahasiswa Muslim korban penembakan di apartemen dekat Universitas North Carolina di Chapel Hill, AS, pada Selasa (10/2) dikenang sebagai warga yang murah hati dan santun.





Menurut Omar AbdelBaky, 24 tahun, sahabat salah satu korban, Deah Shaddy Barakat, korban merupakan teman semasa kecilnya yang sangat baik. Suatu ketika, AbdelBaky pernah mengeluhkan bahwa sebagai warga Muslim yang besar di North Carolina, dia tidak pernah mendapat hadiah ketika Hari Raya Idul Fitri.





Barakat, kemudian menanyakan alamat tempat AbdelBaky tinggal. Dua pekan kemudian, sebuah hadiah berupa mainan helikopter tiba di rumahnya, pemberian dari Barakat.





"Itulah Deah, dia selalu memberi tanpa pernah berfikir dua kali. Saya ingin orang-orang mengenal dia, bahwa dia orang yang sangat baik," kata AbdelBaky dengan suara bergetar mengenang kematian Barakat, dikutip dari CNN, Rabu (11/2).





Barakat tewas ditembak mati di apartemennya di Chapel Hill oleh pria berusia 46 tahun bernama Craig Stephen Hicks. Tak hanya Barakat, istrinya, Yusor Mohammad, 21 tahun; dan adik iparnya, Razan Mohammad Abu-Salha, 19 tahun, juga tewas dalam tragedi penembakan yang menghembuskan sentimen terhadap Muslim.





Barakat adalah mahasiswa tahun kedua fakultas kedokteran gigi Universitas North Carolina dan tengah menggalang dana untuk mendirikan pos perawatan gigi bagi pengungsi Suriah di Turki. Barakat, yang merupakan keturunan imigran Suriah di AS, telah mengumpulkan dana sejumlah US$ 1.000 untuk pos perawatan gigi bagi pengungsi Suriah.





Dia baru menikah sebulan yang lalu dengan Yusor Mohammad, yang baru saja akan mulai belajar di fakultas tersebut pada musim gugur mendatang. Mohammad mengajak sejumlah perempuan muda bersama dalam komunitasnya, dan menempa persahabatan yang kuat.





Sementara adik Mohammad, Razan, dikenal sebagai seniman berbakat, dan juga mahasiswa tahun keduadi Universitas North Carolina.





Pasangan muda yang dengan misi mulia





Dalam sebuah video yang direkamnya, Deah Barakat terlihat menjelaskan program perawatan gigi tersebut bersama dengan 10 dokter gigi lain. Mereka berencana membagikan sikat dan pasta gigi dan di kamp pengungsi dan menunjukkan cara merawat kebersihan mulut.





Dalam upaya penggalangan dana setelah tragedi penembakan ini, terlihat, sejumlah kerabat dan warga serta publik yang bersimpati terhadap kasus ini memberikan donasi, sehingga saat ini dana sumbangan terkumpul lebih dari US$ 102 ribu.





AbdelBaky menyatakan bahwa sangat sulit mengetahui bahwa sahabat dan keluarganya tiba-tiba tewas begitu saja.





"Keluarga Barakat merupakan pasangan yang berbahagia. Mereka sangat bersinar, ramah, baik, dan penolong. Mereka sangat menginspirasi kami," kata AbdelBaky.





Rasa sedih juga menyelimuti Suzzane Barakat, kakak perempuan Barakat, yang menyatakan adiknya merupakan pria yang terkenal karena kebaikannya. Suzzane mengenang bahwa adiknya menyuaki olahraga basket, dan suka sekali makan kari.





"Enam minggu lalu saya menitikkan air mata kebahagiaan di pernikahan adik saya. Hari ini, kita menangis karena rasa sakit yang tak terbayangkan," kata Suzzane.





"Ketiga korban adalah permata dari komunitas mereka dan meninggalkan kesan abadi pada orang-orang di sekitar mereka. Mereka menginspirasi kami. Mereka merupakan pemuda yang menjadi contoh baik bagi sesama," kata Suzzane mengenang para korban.





"Kami masih dalam keadaan shock dan tidak akan pernah bisa memahami tragedi mengerikan ini," kata Suzzanne berurai air mata.








Mohammad Abu-Salha, ayah dari dua korban perempuan, menyatakan kepada News & Observer bahwa para korban tewas ditembak di kepala.





Hicks, yang merupakan tetangga para korban menembak ketiganya sekitar pukul 17:00 waktu setempat. Ia menyerahkan diri kepada polisi dan ditahan di penjara Durham County tanpa ikatan.





Polisi mengatakan penembakan dimotivasi karena perselisihan antar tetangga atas lahan parkir.





Namun, Abu-Salha menampik alasan tersebut dan menyatakan bahwa pembunuh memberikan tanda-tanda kejahatan rasial berdasarkan agama dan budaya.





"Ini bukan sengketa tempat parkir, ini adalah kejahatan rasial. Pria ini telah berselisih dengan putri saya dan suaminya beberapa kali sebelumnya, dan ia berbicara dengan pistol di sabuknya. Dan mereka tidak nyaman dengan dia, tetapi mereka tidak tahu dia akan berlaku sejauh ini," kata Abu-Salha yang merupakan seorang psikiater di Clayton.





Dewan Hubungan Amerika-Islam menyerukan agar media massa tidak berspekulasi soal motif penembakan yang didasarkan atas keterangan di akun Facebook yang diduga milik Hicks. Sejumlah media melaporkan bahwa Hicks adalah seorang ateis jika melihat keterangan dari akun tersebut.





Di akun itu juga terdapat status yang berbunyi, "Jika soal penghinaan, agamamu yang memulainya, bukan saya. Jika agamamu tetap menutup mulutnya, saya juga akan melakukannya."





Sementara itu, belum dapat dipastikan keaslian halaman Facebook dan publikasi pada akun itu. Aparat penegak hukum diharapkan bisa segera mengeluarkan pernyataan resmi terkait motif penembakan ini.



CNN international
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Senin, 09 Februari 2015

Pesona Fatih Seferagic, Pemuda AS Penghafal Qur'an, Bersuara Indah





Fatih Seferagic, Siapa yang tidak terkesan dengan remaja shalih juga tampan ini. Masih muda, tahun, hafal Qur’an lagi.



Fatih, pemuda tampan penghafal Alquran ini sudah kondang ke berbagai negara.



Suara Fatih ini merdunya hampir sama dengan Mishari Rasheed, mendengarkan alunan tilawah Fatih, membuat kita bergetar dan semakin merasakan bahwa begitu indahnya Firman Allah.



Pemuda Hafiz Qur’an, bersuara indah dan tampan pula itu tinggal dan menetap di Amerika Serikat.



Di negara sekuler dan bebas seperti Amerika yang dipenuhi kehidupan hedonitas ini bukan menjadi alasan baginya untuk tidak menghafal AL-Qur’an.



Remaja berkebangsaan Bosnia yang lahir di Stuttgart, Jerman dan sekarang tinggal di Texas AS ini, tinggal di Arizona selama 3-4 tahun sebelum menetap di Baltimore, Maryland selama 7 tahun dimana ia memulai dan menuntaskan hafalan Al-Qurannya.



Sejatinya ia baru memulai menghafal Al-Qur’an pada usia 9 tahun dan menuntaskan hafalannya dalam 3 tahun, alias menjadi hafiz pada usia 12 tahun



Ia melatih hafalannya itu di bawah bimbingan Syekh Qari Zahid dan Qari Abid. Sekarang sambil sekolah, ia juga mengajar Al Qur’an dan menjadi ketua remaja mesjid Shaykh Yasir Birjas di Dallas, Texas.











Fatih tak hanya cemerlang dalam ilmu agama. Dalam kehidupan sosial pun dia aktif, termasuk ikut sejumlah organisasi. Dia menjadi ketua Remaja Masjid Shaykh Yasir Birjas di Dallas, Texas.



Sebagai remaja, Fatih juga memiliki akun di media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Melalui akun media sosial itulah Fatih berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai penjuru dunia.



Kemampuan Fatih yang luar biasa dalam membaca dan menghafal Alquran sudah banyak diunggah ke laman Youtube.













DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Rabu, 04 Februari 2015

Brimob Wanita Bripda Nina: “Tak Ada Masalah dengan Hijab”





Nina Oktaviana, begitu dia disapa, menjadi satu-satunya perempuan yang tergabung dalam kesatuan Anti-teror Detasemen Gegana Brimob Polda Aceh.



Meski berbalut hijab dan berpakaian serba tertutup, namun wanita ini tetap tampil enerjik sambil menenteng senapan mesin jenis Steyr AUG di tangannya. Berseragam serba hitam, helm baja di kepala dan berkacamata terlihat gagah.



Di depan bajunya tertulis jelas polisi dan di lengan kanan tertera Gegana Korps Brimob. Dialah Dripda Nina Oktoviana perempuan pertama pasukan Perlawanan Teror (Wanteror) Brimob Aceh.



Dalam beberapa hari terakhir, Nina menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah seseorang memposting foto perempuan cantik ini dengan seragam Gegana. Pujian mengalir bukan saja karena ia sebagai personil Wanteror, profesi menantang yang identik dengan laki-laki.



Tapi juga kesetiaannya mengenakan jilbab. Bripda Nina adalah putri ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Ismail dan Mawarni ini berasal dari Kecamatan Samahani, Kabupaten Aceh Besar terlahir bukan dari keluarga besar polisi atau TNI. Tetapi ayahnya hanya seorang PNS dan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga.



“Saya tidak merasa minder berada diantara banyak pasukan laki-laki,” kata gadis kelahiran Samahani, Aceh Besar 24 Oktober 1993 ini.



Setelah lulus dari SMK Penerbangan Banda Aceh tahun 2013, Nina tak seperti teman-temannya yang melanjutkan pendidikan atau karir ke dunia penerbangan. Ia memilih masuk Sekolah Polisi Wanita Ciputat, Jakarta 2014.







Cita-citanya menjadi polisi sudah tertanam sejak SD. Uniknya, meski tugasnya menantang dan berisiko, Nina tak pernah melepaskan jilbab. Baginya jilbab bukanlah penghalang dalam betempur atau latihan fisik. Malah ia merasa risih jika terbuka aurat.



“Saya dari kecil sudah pakai jilbab, nyaman saja tidak terganggu,” pungkasnya.



Hijab baginya sudah menjadi bagian dari busana yang ia kenakan setiap hari. Setiap saat, hijab selalu melekat menutup seluruh rambutnya dan dia mengaku tidak pernah menanggalkan hijab, meskipun sedang latihan dan bertugas.



"Tidak masalah dengan jilbab, tidak menghalangi tugas," kata Bripda Nina.



Bripda Nina tidak pernah menanggalkan hijab, karena Nina sadar, ini merupakan indentitas Aceh yang beragama Islam wajib menggunakan hijab. Sehingga dia selalu mempertahankan jilbab walau dalam kondisi apapun.



Pengakuan Bripda Nina ini juga diakui oleh komandannya Kepala Detasemen (Kaden) Kompol Asnawi yang turut didampingi Kepala Sub Detasemen I (Kasubden I) AKP Akmal. Menurut Kompol Asnawi, dirinya tidak pernah melihat rambut gadis Aceh ini.



"Saya sendiri tidak pernah melihat bagaimana bentuk rambut dia, apa keriting atau lurus, karena memang tidak pernah melepaskan jilbab," terang Kompol Asnawi di markas Gegana Brimob Polda Aceh.







Hal senada juga disampaikan oleh AKP Akmal, menurutnya ini menjadi nilai lebih di Aceh bahwa perempuan yang menjadi anggota Wanteror sekalipun bisa menggunakan hijab.



“Inilah nilai lebih kita, karena menjadi pasukan Wanteror ini bukan mudah, butuh latihan dan fisik yang kuat,” tutur Akmal.



Bripda Nina terlahir bukan dari keluarga besar polisi atau TNI. Ayahnya hanyalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) biasa, sedangkan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga. Cita-citanya menjadi seorang prjaurit, lantaran dia mengaku sangat mencintai tantangan.



Orangtua Nina sempat menaruh harapan anaknya itu kelak bisa menjadi pilot, namun ia justru memilih polisi.



“Karena dia sangat ingin jadi polisi, akhirnya saya dan maknya (ibu) mendukung penuh. Bagi saya asal pekerjaan itu baik dan nyaman bagi dia, saya tetap dukung,” kata Ismail Ibrahim (53) ayah kandung Nina, dikutip okezone.



Ketika Nina mengungkapkan niatnya ingin masuk polisi, usai lulus SMK Penerbangan Aceh. Ayahnya sempat risau. “Saya bilang ke dia, kita ini tidak punya duit untuk urus kamu jadi polisi, tapi Nina bilang nggak apa-apa ayah biar Nina coba aja. Doakan saja dari ayah dan mak,” tutur Ismail.



Menurutnya, bakat Nina menjadi polisi sudah menonjol sejak kecil. Sebagai anak desa, Nina tak suka bermanja-manja. “Dari kecil dia memang sudah suka hal-hal yang menantang,” ujarnya.



Nina kecil sering menantang teman laki-laki sebayanya untuk adu lari dengannya di sawah dekat rumahnya di Gampong Lam Ara Cut, Kemukiman Samahani, Kecamatan Kuta Malaka, Aceh Besar. “Dia tidak kalah kalau ikut permainan anak laki-laki,” sebut Ismail.







Sementara Nina mengungkapkan, mulanya dia ingin menjadi prajurit TNI. Tapi nasib justru berkata lain, dan malah langsung lulus tes menjadi seorang Polisi Wanita dari Sekolah Kepolisian Wanita Ciputat pada Desember 2013.



“Saya memang cita-cita ingin menjadi anggota Brimob, karena saya suka tantangan,” ujarnya.



Dara Aceh kelahiran Samahani, 24 Oktober 1993 ini mulai bergabung dengan Polisi Wanita (Polwan) di Polda Aceh medio Januari 2014.



Masa awal saat orientasi menjadi polisi, Nina bertugas di Polda Aceh. Kemudian pada bulan Juni 2014 juga Nina mengajukan diri sebagai anggoa Brigade Mobil (Brimob).



Lantas Nina pun meminta kepada Kepala Detasemen (Kaden) untuk ditempatkan dalam pasukan.



Mulanya Nina hendak ditempatkan di staf biasa, namun Nina mengaku ingin ditempatkan dalam pasukan Wanteror yang memiliki tantangan.



“Saya minta sendiri masuk dalam wanteror (satuan lawan teror). Karena satuan ini penuh tantangan, itu yang buat saya sangat suka dengan ini (wanteror)," ujar dara berkulit putih ini.



Dia hanya berharap dapat dilibatkan langsung jika memang ada operasi sesungguhnya di lapangan.



“Sekarang memang belum pernah terjun langsung, karena masih baru di sini (Detasemen Gegana). Suatu saat saya ingin sekali terlibat langsung,” ungkap Nina. (*perbagaisumber)
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Senin, 02 Februari 2015

Aihh, Superstar Jackie Chan itu Kini jadi seorang Datuk



Benarkah itu Jackie Chan?



Iya, pekan ini Jackie Chan mengejutkan banyak orang dengan menerima gelar 'datuk' dari Yang Dipertuan Agung Tuanku Abdul Halim Muadzam Shah, bersamaan peringatan Hari Wilayah Federal.



Ketika nama Chan Song Kang disebut, Jackie Chan -- yang duduk bersebelahan dengan Ustaz Kazim Elias -- berdiri sejenak dan berjalan ke podium. Semua yang hadir terkejut.



Chang Song Kang adalah nama asli aktor dan sutradara kelahiran Hong Kong itu. Ia sempat menggunakan nama panggung Seng Lung, nama dalam Bahasa Kanton, atau Chen Long (Mandarin).



Situs thestar.com menulis beberapa tamu bergumam; "Apakah itu Jackie Chan?"



Tamu, dan juga panitia, layak terkejut karena Chan tidak muncul saat latihan upacara penobatan, Sabtu lalu.









Setelah menerima gelar itu, Chan mengenakan songkok dan baju hitam, memakai kaca mata berbingkai, berjalan kembali ke tempat duduknya. Ia kemudian dibawa seorang pejabat istana.



Ia sempat berpose di tangga istana, lengkap dengan pakaian kebesaran sebagai datuk.





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Sabtu, 31 Januari 2015

Inggris Gempar, Pendeta ini sebut Israel dalang Serangan 9/11 WTC



Seorang Pendeta bernama Stephen Sizer telah membuat gempar seluruh Inggris. 


Bagaimana tidak, Pendeta tersebut berani memasang sebuah artikel di akun Facebooknya, dalam artikel tersebut pendeta itu menjelaskan bahwa negara Zionis Israel merupakan dalang serangan 11 September 2001 di WTC Amerika Serikat.



Stephen Sizer asal inggris ini merupakan pendeta Gereja Kristus asal Virginia Waters, Surrey, Pendeta ini diduga telah mempublikasikan tautannya yang berjudul: ” 9/11 Israel Melakukannya “.



Setelah Keuskupan Guildford mengetahui hal ini, dia mengatakan bahwa pihaknya akan mengambil langkah tegas untuk menyelidiki Stephen Sizer tersebut.



Meski Stephen kemudian mencabut artikel itu, dia terus membela tindakannya itu dengan mengatakan dia hanya mendorong sebuah debat tentang sebuah tuduhan serius.



Namun, dia menekankan dirinya tidak-bisa tidak percaya jika Israel tidak berada di belakang tragedi tersebut.







Juru bicara asal gereja tersebut menjelaskan bahwa hal Ini sungguh sangat menyedihkan dan suatu hal yang memalukan, sebab artikel ini muncul pada saat pekan yang sama yakni dengan diperingatinya 70 tahun pembebasan Auschwitz.



Juru bicara gereja mengatakan, ” Perhatian kami sangat tertuju terhadap komentar dari Stephen Sizer di media sosial. Dalam komentarnya Pendeta Stephen Sizer telah menautkan sebuah artikel yang berjudul "Israel dalang 9/11“, katanya.



Menurut laporan dari BBC pada hari Jumat kemarin, 30/1/2015. Pendeta Stephen Sizer memiliki riwayat panjang perseteruannya dengan pimpinan komunitas Yahudi



Gereja Inggris memerintahkan keuskupan Dorking yang membawahi wilayah Virginia Water yang dipimpin Stephen untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah ini.



Sementara itu, komunitas Yahudi Inggris menilai artikel-artikel yang menyebut atau membuat komunitas Yahudi dituding bertanggung jawab atas tragedi 11 September 2001 merupakan sebuah tindakan anti-Semit yang sangat nyata.





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Jumat, 30 Januari 2015

Stephen Hawking: Surga Hanya Cerita Dongeng



Fisikawan ternama Inggris Stephen Hawking mengaku sebagai ateis, tidak percaya Tuhan.


Bagi Stephen Hawking, kehidupan setelah kematian itu tidak ada. Bahkan surga itu hanya dianggap cerita omong kosong pengantar tidur belaka.


Hawking memang pernah mengeluarkan beberapa teori yang nyeleneh, kontroversi, tapi bukan tanpa alasan. Salah satunya goal anggapan bahwa surga itu tidak ada.


“Saya menganggap otak itu seperti komputer yang akan berhenti bekerja saat komponen pendukungnya rusak. Tidak ada surga atau kehidupan lain untuk komputer yang rusak, itu hanya cerita dongeng,” kata Hawking, saat wawancara bersama The Guardian 2011 silam.






The Grand Design - Book
Soal surga itu bohong pernah dituliskan Hawking secara rinci pada bukunya yang berjudul The Grand Design. Di situ juga tertulis bahwa tidak perlu Tuhan untuk menjelaskan soal alam semesta.


Pernyataan fisikawan dari Universitas Cambridge itu langsung mendatangkan banyak kecaman, terutama dari para ulama dan mereka yang taat beragama.


Surga palsu memang bukan satu-satunya pernyataan Hawking yang menyulut kontoversi. Ia juga sempat dicecar kala mengungkapkan teori soal ‘lubang hitam’.


Saat semua ilmuwan berbicara soal hebatnya lubang hitam, Hawking justru mengeluarkan teori yang membantah keberadaanya, bahwa itu sebuah kesalahan.


“Absennya event horizon berarti tidak ada lubang hitam,” tulis Hawking, dalam sebuah makalah berjudul Information Preservation and Weather Forecasting for Black Holes.


Black Hole, atau lubang hitam, dipercaya sebagai titik hitam berdiameter besar yang dapat memakan apa pun disekitarnya, termasuk cahaya, --ternyata memang tidak pernah ada.


Tuhan itu tidak ada


Dalam salah satu bukunya yang berjudul The Grand Design, Hawking menuliskan sebuah teori yang menghebohkan. Ia percaya bahwa bukan Tuhan yang menciptakan alam semesta berserta isinya, melainkan sebuah peristiwa fisika yang terjadi alamiah.


"Karena hukum gravitasi, alam semesta dapat tercipta dengan sendirinya," kata Hawking, seperti dilansir The Times of London.



“Tidak perlu Tuhan untuk memicu pembuatannya (alam semesta-red) dan mengatur segala isi di dalamnya.” Tulisan profesor dari Cambridge University itu tentu saja memicu perdebatan, terutama dari para agamawan. 


“Fisika tidak bisa begitu saja menciptakan sesuatu dari kehampaan,” ujar Uskup Agung Canterbury, Dr. Rowan Williams.


Sementara itu, Ibrahim Mogra dari Majelis Muslim Inggris menyatakan menyerukan hal serupa. Ia tak sependapat dengan teori Tuhan dari Hawking.


"Jika diamati, alam semesta dan semua hal yang telah diciptakan, hal itu memperlihatakan bahwa ada 'seseorang' yang telah membuatnya jadi terwujud, dan itu adalah Yang Maha Kuasa,” jelas Ibrahim.


Isi buku Hawking yang menceritakan keberadaan Tuhan memang sempat dicekal, namun tetap dirilis pada September 2010 di Amerika dan Inggris.


Selain soal Tuhan, Hawking juga percaya bahwa bumi tidak akan bertahan lama. Jika manusia ingin bertahan, mereka harus membuat koloni baru di planet lain.


“Saya merasa manusia tidak akan bertahan di bumi dalam 1.000 tahun lagi. Kita harus melarikan diri ke planet lain," kata Hawking, saat memberikan kuliah umum bertajuk The Origin of the Universe di California Institute of Technology, Amerika Serikat, setahun silam.


sumber: cnn





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Penyesalan Terbesar Bill Gates



Kendati sudah jadi orang terkaya dan punya pengaruh besar di dunia, ternyata seorang Bill Gates menyimpan penyeselan mendalam yang bahkan membuatnya merasa bodoh.



Bill Gates ternyata sangat menyesal karena tidak punya kemampuan berbicara bahasa asing. Hal ini diungkapkan Gates dalam forum digital "Ask Me Anything" (AMA) pada media sosial Reddit.



Kala itu, ada salah satu pengguna di dalam forum AMA menanyakan Gates, "adakah hal yang disesali di dalam hidupnya?".



Kemudian Gates menjawab, "saya merasa cukup bodoh bahwa saya tidak mengerti bahas asing satupun. Saya pernah belajar bahasa Latin dan Yunani saat SMA dan mendapat nilai A dan saya rasa itu membantu kosa kata saya, tapi saya berharap mengerti bahasa Perancis atau Arab atau bahkan Mandarin."



Lelaki usia 59 tahun itu berspekulasi bahwa dari tiga bahasa yang ia sebutkan, bahasa Perancis menurutnya yang paling mudah untuk dipelajari. Ia pun mengaku sangat mengagumi sang pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, yang tekun belajar bahasa baru.



"Zuckerberg hebat, ia belajar Mandarin dan melakukan tanya-jawab dengan murid Tiongkok. Menakjubkan," ungkap Gates.



Pada kesempatan yang sama, Gates memprediksi ledakan kemajuan teknologi dalam 30 tahun mendatang yang akan lebih hebat dibandingkan saat ini. Ia membayangkan robot banyak melakukan tugas-tugas yang selama ini eksklusif hanya dilakukan manusia.



"Tugas robot mekanik seperti memetik buah dan memindahkan pasien rumah sakit, akan diselesaikan," ujarnya.



Sepintar-pintarnya Gates, ternyata ia juga khawatir mengenai kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang belakangan ini marak dikembangkan. Walau ia melihat di masa depan akan banyak robot yang mampu melakukan pekerjaan manusia, namun ia cemas jika teknologi canggih tersebut menjadi terlampau cerdas dan menyingkirkan manusia.



"Pertama, mesin akan mengerjakan banyak pekerjaan untuk manusia dan kecerdasannya belum berlebihan. Hal itu seharusnya menjadi hal positif. Beberapa dekade ke depan, kecerdasan akan semakin kuat dan patut dicemaskan," tutur Gates.



(*cnn)





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Bocah 15 Tahun Ini Diperebutkan Apple, Google dan Facebook





Ben Pasternak, bocah Australia berusia 15 tahun kini tengah perebutkan oleh Apple, Google dan Facebook karena aplikasi buatannya.



Game bertajuk 'Impossible Rush' telah memesona ketiga raksasa teknologi tersebut. Bagaimana tidak? Saat dirilis Oktober 2014 lalu, aplikasi tersebut langsung diunduh 500 ribu kali dalam enam pekan perdananya. Tingkat popularitasnya bahkan mengalahkan aplikasi Google dan Twitter.



Uniknya, Impossible Rush diciptakan Pasternak bersama rekannya di dalam kelas. Kala itu keduanya merasa bosan dengan pelajaran yang tengah diberikan, rasa iseng ini kemudian membawa keduanya untuk mengikuti sebuah kompetisi pembuatan aplikasi bertajuk Hack Generation Y yang diadakan Google dan Massachusetts Institute of Technology (MIT).









Kejeniusan Pasternak dalam membuat aplikasi ternyata menyita perhatian Apple, Google dan Facebook. Ketiganya kompak menawari bocah tersebut untuk kerja magang. Biasanya tawaran seperti ini tidak akan disia-siakan para developer, namun Pasternak menolak.



“Tentu saja tertarik untuk magang di Facebook, tetapi saya tidak berencana untuk kerja di sana. Saya mau bikin perusahaan sendiri,” kata Pasternak, seperti dikutip dari Metro, Jumat (30/1).



Saat disinggung soal seperti apa perusahaannya nanti Pasternak menolak menjawab. Ia sendiri bahkan belum yakin apakah ingin menekuni dunia teknologi yang saat ini membuat namanya besar. (*cnn)
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Senin, 26 Januari 2015

Malahayati, Perempuan Tangguh Pahlawan Tiga Zaman






Perempuan itu berteriak lantang dari atas kapal. Suaranya beradu nyaring dengan gelegar meriam. Tegas. Memberi komando kepada pasukan perempuan di palagan perang.




Pada masa kejayaan Aceh, akhir abad 15 masehi, Aceh melahirkan seorang tokoh wanita tangguh, bernama Keumalahayati, ia lebih terkenal dengan sebutan Malahayati. Adapun nama Keumala dalam bahasa Aceh itu sama dengan Keumala yang berarti sebuah batu yang indah dan bercahaya.





Berdasarkan sebuah manuskrip yang tersimpan di University Kebangsaan Malaysia din berangka tahun 1254 H atau sekitar tahun 1875 M, Keumalahayati berasal dari kalangan bangsawan Aceh, dari kalangan sultan-sultan Aceh terdahulu.





Dia adalah muslimah pertama dunia yang menjadi laksamana di zaman pelayaran modern. Saat sebagian besar rakyat negeri ini belum memikirkan emansipasi, dia sudah mendobrak batas-batas gender yang baru dibincangkan kemudian.





Nama Malahayati mudah ditemukan di literatur Barat maupun China. Di Indonesia, dia memang tidak sepopuler Cut Nyak Dien, namun oleh peneliti barat, Malahayati disejajarkan dengan Semiramis, Permaisuri Raja Babilonia dan Katherina II, Kaisar Rusia.





Ia hidup di masa Kerajaan Atjeh Darussalam dipimpin oleh Sultan Alaiddin Ali Riayat Syah IV yang memerintah antara tahun 1589-1604 M.





Ayahnya bernama Laksamana Mahmud Syah. Kakeknya dari garis ayahnya adalah Laksamana Muhammad Said Syah putra dari Sultan Salahuddin Syah yang memerintah sekitar tahun 1530-1539 M. Adapun Sultan Salahuddin Syah adalah putra dari Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513-1530 M), yang merupakan pendiri Kerajaan Aceh Darussalam. (Rusdi Sufi, 1994 : 30-33).





Jika dilihat dari silsilah Keumalahayati dapat dipastikan bahwa dirinya berasal dari darah biru, yang merupakan keluarga bangsawan Istana. Ayah dan kakeknya Malahayati pernah menjadi Laksamana Angkatan Laut, sehingga jiwa bahari yang dimiliki oleh ayah dan kakeknya sangat berpengaruh pada perkembangan pribadinya, seperti kata pepatah, "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya".





Oleh karena sang ayah dan kakeknya seorang Panglima angkatan Laut, maka jiwa bahari tersebut dapat diwarisi oleh Malahayati. Kendatipun dirinya hanya seorang wanita, ia juga ingin menjadi seorang pelaut yang gagah berani seperti ayah dan kakeknya.





Malahayati pada awalnya adalah dipercaya sebagai kepala pengawal dan protokol di dalam dan luar istana. Karir militernya menanjak setelah kesuksesannya “menghajar” kapal perang Belanda yang dipimpin oleh Jenderal Cornelis de Houtman yang terkenal kejam. Bahkan Cornelis de Houtman tewas ditangan Malahayati pada pertempuran satu lawan satu di geladak kapal pada 11 September 1599.





Masa Gadis





Pada masa Malahayati masih gadis remaja, Kerajaan Aceh telah memiliki Akademi Militer yang bernama Mahad Baitul Maqdis, yang terdiri dari jurusan Angkatan Darat dan Laut, dengan para instrukturnya sebagian berasal dari Turki.



Sebagai anak seorang Panglima Angkatan Laut, Keumalahayati mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan yang ia inginkan. Setelah melalui pendidikan agama di meunasah, dan dayah.





Malahayati berniat mengikuti karir ayahnya yang pada waktu itu telah menjadi Laksamana. Sebagai seorang anak yang mewarisi darah bahari, Keumalahayati bercita-cita ingin menjadi pelaut yang tangguh. Untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang pelaut, ia kemudian ikut mendaftarkan diri dalam penerimaan calon taruna di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis.





Cucu dari Laksamana Muhammad Said Syah ini terbilang istimewa. Keleluasaannya memilih jenjang pendidikan itu dilandasi atas kecerdasan yang dimiliki.





Berkat kecerdasan dan ketangkasannya, ia diterima sebagai siswa taruna akademi militer tersebut. Pendidikan militer pada tahun pertama dan kedua ia lalui dengan sangat baik, karena ternyata ia adalah seorang taruna wanita yang berprestasi sangat memuaskan.





Sebagai taruna yang cakap dan mempunyai prestasi yang sangat menonjol telah membuat la sangat dikenal di kalangan para taruna lainnya, termasuk juga para taruna yang setingkat lebih tinggi dari dirinya. Maka tidak mengherankan kalau banyak mahasiswa di Akademi Militer tersebut yang sayang padanya. 





Bahkan banyak pula yang telah tertambat hatinya pada wanita tersebut. Namun di antara sekian banyak taruna laki-laki yang jatuh cinta padanya, tidak ada yang berkenan di hatinya. la lebih mementingkan pendidikannya dari pada memikirkan hal-hal yang menurutnya belum saatnya untuk dilakukan.





Sebagai siswa yang berprestasi di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis, Keumala berhak memilih jurusan yang ia inginkan. Sebagai seorang anak yang mewarisi darah bahari, ia memilih jurusan Angkatan Laut. 





Maklum karena sejak kecil jiwa pelaut telah ditanam oleh ayah dan kakeknya. Dalam masa-masa pendidikan militernya, ia berhasil dengan mudah melahap semua ilmu-ilmu yang diberikan oleh para instrukturnya.





Prestasi Malahayati tersebar di lingkungan istana. Sultan Alauddin Riayat Syah al-Mukammil pada masa pemerintahan 1589 M--1604 M mengangkat Malahayati sebagai komandan protokol Istana Darud-Dunia di Kesultanan Aceh Darussalam.





Jabatan ini menuntutnya piawai menguasai wawasan etika dan keprotokolan.





Pada suatu saat di Kampus Akademi Militer Mahad Baihil makdis tersebut, Keumala berkenalan dengan seorang calon perwira laut yang lebih senior dari dirinya. Perkenalan berlanjut hingga membuahkan benih-benih kasih sayang.





Keduanya akhirnya sepakat menjalin cinta. Setelah tamat pendidikan di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis, keduanya akhirya menikah sebagai suami-istri. Sayang, identitas suaminya tidak terlalu terungkap di berbagai manuskrip.





Suaminya disebutkan gugur di palagan Selat Malaka ketika melawan Portugis.





Pasukan Inong Balee (wanita janda)








Laksamana Keumalahayati

Setelah suaminya gugur, Malahayati memohon kepada Sultan al-Mukammil, raja Aceh yang berkuasa dari 1596-1604, untuk membentuk armada perang. Prajuritnya adalah para janda pejuang Aceh yang gugur dalam pertempuran di Selat Malaka itu.





Gayung bersambut. Saat itu Kerajaan Aceh memang tengah meningkatkan keamanan karena gangguan Portugis. Usul membentuk armada dikabulkan, Malahayati diangkat jadi Panglima Armada Inong Balee atau Armada Perempuan Janda. 





Ia didaulat sebagai laksamana. Sejak itulah gelar laksamana angkatan laut perempuan pertama ia sandang.





Pasukan itu bermarkas di Teluk Lamreh Krueng Raya. Benteng Kuto Inong Balee dengan tinggi sekitar tiga meter dibangun. Lengkap dengan meriam. Sisa-sisa benteng itu kini masih bisa dilihat di Aceh.





Sebagai seorang laksamana angkatan laut, peran Malahayati sangat krusial. Debut pertempuran perdananya ialah melawan Portugis di perairan Selat Malaka.





Tak hanya menyusun pertahanan di darat. Pasukan Inong Balee dilengkapi seratus lebih kapal perang. Pasukan yang semula hanya 1000 orang, lama-lama bertambah hingga mencapai 2000 pasukan. Armada asing yang melintas di Selat Malaka pun menjadi gentar.





Tak jauh dari pangkalan militer tersebut, Malahayati juga membangun Benteng Inong Balee. Kekuatan armada pimpinan Malahayati terbilang luar biasa. Ini terbukti dengan sepak terjangnya selama mengawasi Pelabuhan Syahbandar.





Mata uang dan koin emas





John Davis, seorang berkebangsaan Inggris, nahkoda di sebuah kapal Belanda yang mengunjungi Kerajaan Aceh pada masa Malahayati menjadi Laksamana. melaporkan, Kerajaan Aceh pada masa itu mempunyai perlengkapan armada laut terdiri dari 100 buah kapal perang, diantaranya ada yang berkapasitas 400 - 500 penumpang. 





Pada saat Malahayati menjadi laksamana, komoditas ekonomi yang dihasilkan bumi dan laut Aceh dan daerah-daerah Semenanjung Melayu sangat melimpah ruah sehingga banyak digemari bangsa Barat seperti Belanda, Portugis, dan Inggris. Di antara komoditas andalan Aceh adalah lada dan rempah-rempah. 





Aceh begitu terbuka untuk bekerja sama dengan mereka, tetapi sayang bangsa-bangsa Barat yang rakus dan ingin menguasai komoditas yang bukan hak mereka dengan berbagai cara mulai dan trik halus seperti membuat perjanjian dagang sampai yang paling kasar menyerang Aceh. 





Pada saat itu, Aceh telah menggunakan uang resmi yang digunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan antar bangsa. Mata uang yang berbedar saat itu adalah ringgit dan dirham Aceh, rial cap meriam Portugis, ringgit cap matahari Jepang dan ringgit cap tongkat lnggeris. Uang yang diterbitkan Aceh terbuat dari tembaga, perak dan emas. 





Masa itu Kerajaan Aceh memiliki angkatan perang yang kuat. Selain memiliki armada laut, di darat ada pasukan gajah. Kapal-kapal tersebut bahkan juga ditempatkan di daerah-daerah kekuasaan Aceh diberbagai tempat. Untuk menerbitkan uang ini, Aceh secara khusus mengundang ahli emas dan India dan ditempatkan di Kampung Pandee.





Membunuh Cornelis de Houtman








Cornelis De Houtman

Peran Malahayati berlangsung hingga masa perlawanan Belanda. Kekuatan Malahayati mendapat ujian pertamakalinya ketika terjadi kontak senjata antara Aceh dengan pihak Belanda. 





Pada tanggal 21 Juni 1599 saudagar Belanda datang di Aceh, mereka menggunakan kapal De Leeuw dan De Leeuwin. Dua kapal itu di bawah kendali dua orang bersaudara yakni Cornelis De Houtman dan Frederick De Houtman. 





Cornelis de Houtman, orang Belanda pertama yang tiba di Indonesia. Pasukan ekspedisi dari Belanda itu yang baru saja selesai berperang dengan Kesultanan Banten.





Setibanya di Aceh, keduanya disambut dengan baik oleh Sultan di istana. Kedatangan dua orang bersaudara ini berhasil memikat Sultan sehingga Belanda diizinkan untuk melakukan perdagangan dengan Aceh sekaligus diizinkan untuk membuka kantor dagang di Aceh. 





Kerjasama ini dimanfaatkan Aceh untuk menyewa kapal-kapal Belanda yang akan digunakan untuk mengangkut pasukan ke Johor. Perjanjian sewa kapal itu ditandatangani tanggal 30 Juli 1599 dan direncanakan berangkat pada tanggal 11 September 1599. 





Namun sayang, menjelang keberangkatan pasukan Aceh ke Johor, pihak Belanda mengingkari perjanjian tersebut dan kapten kapal yang bernama J. Van. Hamskerek pun melarang pasukan Aceh naik ke atas kapal. Aceh tidak terima dengan perlakuan itu. 





Sebagian pasukan Aceh yang telah berada di atas kapal langsung marah dan mengamuk ketika Belanda menembaki beberapa pembesar Aceh yang masih berada di atas sampan termasuk kerabat sultan dan korban dan kedua belah pihak pun tidak bisa dihindari. 





Pertempuran antara pasukan Aceh dan Belanda di laut dilaporkan ke Sultan dan didengar Keumalahayati yang saat itu menjadi Panglima Pengawal lstana. Saat itu juga, Keumalahayati memberi komando pasukannya untuk berkumpul dan mengepung kantor perwakilan dagang Belanda. 





Di darat pun terjadi tembak-menembak antara pasukan Belanda dan anak buah Keumalahayati. Dalam waktu singkat pasukan Keumalahayati berhasil membuat pasukan Belanda menyerah setelah sebagian besar tewas di tangan anak buah Malahayati.





Dalam penyerangan itu, Cornelis de Houtman sendiri tewas ditangan Malahayati dan beberapa anak buahnya juga terbunuh. Sedangkan Federick de Houtman ditawan selama dua tahun dan dijebloskan ketahanan kerajaan Aceh.





Namun ketika mereka hendak membakar kantor dan gudang Belanda, Sultan melarang dan atas komandan Malahayati rencana untuk membakar gedung itu batal dilakukan demi mentaati perintah Sultan.





Negosiator Ulung








Jacob Cornelisz. van Neck

Tak kapok, Pada 21 November 1600, Belanda mengirim pasukan ke Malaka. Kali ini di bawah komando Paulus van Caerden. Mereka menjarah dan menenggelamkan kapal-kapal yang penuh rempah-rempah di pantai Aceh. 





Juni tahun berikutnya, Malahayati berhasil menangkap Laksamana Belanda, Jacob van Neck, yang tengah berlayar di pantai Aceh. Setelah berbagai insiden, Belanda mengirim surat diplomatik dan memohon maaf kepada Kesultanan Aceh melalui utusan Maurits van Oranjesent.





Peristiwa terbunuhnya de Houtman penawanan  Jacob Cornelisz van Neck, sesuatu yang menggegerkan bangsa Eropa dan terutama Belanda sekaligus menunjukkan kewibawaan Keumala ketika Mahkamah Amsterdam menjatuhkan hukuman denda kepada Van Caerden sebesar 50.000 gulden yang harus dibayarkan kepada Aceh.





Tak hanya sebagai laksamana, Malahayati ternyata juga merupakan sosok negosiator ulung.








Maurits van Oranje sent

Pada Agustus 1601, Malahayati memimpin Aceh untuk berunding dengan dua utusan Maurits van Oranje sent, Laksamana Laurens Bicker dan Gerard de Roy.



Mereka sepakat melakukan gencatan senjata. Belanda juga harus membayar 50 ribu gulden tersebut sebagai kompensasi penyerbuan yang dilakukan van Caerden.








Denda tersebut adalah buntut tindakan Paulus van Caerden ketika datang ke Aceh menggunakan dua kapal, menenggelamkan kapal dagang Aceh serta merampas muatannya berupa lada, lalu pergi meninggalkan Aceh. 





Malahayati memerintahkan pasukannya bergerak ke laut mengejar Belanda. Dengan armada sampan dan perahu kecil mereka mengejar kapal Belanda yang ukurannya lebih besar. 





Untuk mempercepat laju kapalnya, Belanda membuang sauh agar kapal cepat melaju di laut dan bebas bergerak menghindari kejaran pasukan Keumalahayati menuju pulau Ceylon. Namun keduanya dapat dikejar dan akhirnya ditahan di Aceh. 





Sampai ke telinga Elizabeth I










Sepak terjang Malahayati sampai juga ke telinga Ratu Elizabeth, penguasa Inggris. Tak seperti Portugis dan Belanda, Negeri raksasa itu memilih cara damai dengan Aceh saat hendak melintas Selat Malaka. Pada Juni 1602, Ratu Elizabeth I memilih mengutus Sir James Lancaster ke Aceh.





Sultan memerintahkan Laksamana Keumalahayati untuk menyambut kedatangan orang-orang Inggris. Sumber wikipedia menyebutkan Sir James Lancaster bersama rombongan pertama kali mendarat di Aceh pada 5 Juni 1602.



Surat baik-baik dari Ratu Elizabeth I yang dibawa oleh Lancaster untuk Sultan Aceh, membuka jalan bagi Inggris untuk menuju Jawa dan membuka pos dagang di Banten.



Ketika menyambut utusan Inggris. Laksamana Keumalahayati melaksanakan semua instruksi sultan dalam rangka penyambutan utusan Inggris yang pada saat itu sedang bermusuhan dengan Portugis. 








Sir James Lancaster

Ini dilakukan karena Laksamana Keumalahayati berpendapat bahwa bersahabat dengan Inggris Aceh akan mempunyai kekuatan dan bergaining yang lebih tinggi sehingga bisa dimanfaatkan untuk menghadapi Portugis. 





Sir James Lancaster dan para pengiringnya disambut dengan jamuan oleh Sultan Alauddin Riayat Syah pada malam hari.  Selama di Aceh, Malahayati memberikan perlindungan penuh bagi utusan Inggris. 





Ini dibuktikan dengan kedatangan Keumalahayati di tempat penginapan Sir Lancaster pada sore hari pada pertama kedatangannya setelah pagi harinya didatangi seorang utusan yang menyampaikan surat khusus dari sultan.





Kedatangan Malahayati ke penginapan Sir Lancaster untuk memberi tanda mata berupa zamrud. Di samping itu, Malahayati juga membawa kabar penting tentang kedatangan 20 armada Portugis di Malaka dan akan ke perairan Aceh. 





Perempuan pemberani ini memberi saran kepada utusan Ratu Elizabeth agar segera meninggalkan Aceh untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Lancaster ingin tetap bertahan di Aceh namun Laksamana meyakinkan bahwa Portugis akan menimbulkan bencana jika Lancaster tetap di Aceh karena Portugis juga mengincar perdagangan dengan Aceh terutama lada namun belum mendapatkan izin dan Sultan Sayid Mukammil. 





Malahayati menjanjikan, jika Lancaster mau meninggalkan Aceh saat itu, ia berjanji akan menahan Portugis di perairan Aceh selama 10 hari agar tidak bisa mengejar utusan Ratu Elizabeth itu. Setelah mendapat jaminan keamanan akhirnya Lancaster bersama rombongan meninggalkan Aceh pada malam itu juga untuk segera kembali ke Inggris. 





Keberhasilan menempuh jalan damai ini membuat James Lancaster dianugerahi gelar bangsawan sepulangnya ia ke Inggris.





Peristiwa penting lainnya selama Malahayati menjadi Laksama adalah ketika ia mengirim tiga utusan ke Belanda, yaitu Abdoelhamid, Sri Muhammad dan Mir Hasan ke Belanda. Ketiganya merupakan duta-duta pertama dari negara/kerajaan di Asia yang mengunjungi negeri Eropa.



Rombongan duta Aceh itu tiba pada Agustus 1602, tapi pada 9 Agustus Abdul Hamid sendiri meninggal dunia di negeri Eropa dan dimakamkan diperkarangan gereja St Pieter di Middelburg, Zeeland.






Tahun 1602, Abdul Hamid beserta rombongan tiba di Belanda.




Malahayati disebut masih memimpin pasukan Aceh menghadapi armada Portugis di bawah Alfonso de Castro yang menyerbu Kreung Raya Aceh pada Juni 1606. Sejumloah sumber sejarah menyebut Malahayati gugur dalam pertempuran melawan Portugis itu. 





Dia kemudian dimakamkan di lereng Bukit Lamkuta, sebuah desa nelayan yang berjarak 34 kilometer dari Banda Aceh.





Malahayati sungguh melegenda. Banyak cacatan orang asing tentang Malahayati. Kehebatannya memimpin sebuah angkatan perang ketiga itu diakui oleh negara Eropa, Arab, Cina dan India. Namanya saat ini dipakai untuk jalan, rumah sakit, universitas di Pulau Sumatera, hingga kapal perang TNI Angakatan Laut. 





Di bawah Sultan Iskandar Muda (1607 M--1636 M), Aceh mencapai puncak kejayaannya bersama Laksamana Keumalahayati, sang pahlawan wanita tiga zaman.
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.