Tampilkan postingan dengan label Oase Iman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Oase Iman. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 07 Maret 2015

Puncak Fitnah, Dajjal akan Mengaku “Tuhan” Tandingan ALLAH








HIDUP di era penuh fitnah yang kita jalani dewasa ini menuntut kewaspadaan dan antisipasi menghadapi puncak fitnah, yaitu keluarnya Al-Masih Ad-Dajjal. 






Semua Nabi utusan Allah memperingatkan kaumnya masing-masing akan munculnya fitnah paling dahsyat sepanjang zaman. Tetapi hanya Nabi Akhir Zaman, yakni Muhammad SAW yang memberikan gambaran paling rinci mengenai Ad-Dajjal. 





Hal ini wajar karena umatnya-lah yang akan Allah taqdirkan berhadapan langsung dengan puncak fitnah tersebut. 




"Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalama pernah berkhutbah: Sungguh, semenjak Allah menciptakan anak cucu Adam, tidak ada fitnah yang lebih dahsyat dari fitnah Ad-Dajjal, dan tidak ada satu Nabi pun yang diutus oleh Allah melainkan memperingatkan umatnya mengenai fitnah Ad-Dajjal. Sedangkan Aku adalah Nabi yang terakhir dan kamu juga ummat yang terakhir, maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Ad-Dajjal akan keluar di tengah-tengah kalian. (IBNUMAJAH - 4067 Shahih





Dan telah terbukti bahwa sejak manusia dihadirkan ke muka bumi hingga hari ini Ad-Dajjal belum keluar. Tetapi Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم menegaskan bahwa kita sebagai ummat terakhir alias ummat Akhir Zaman pasti akan berhadapan langsung dengan Ad-Dajjal. Nabi bersabda: 





“Sedangkan Aku adalah Nabi yang terakhir dan kamu juga ummat yang terakhir, maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Ad-Dajjal akan keluar di tengah-tengah kalian.”





Dalam hadits lainnya Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم menjelaskan bahwa ummat terakhir ini akan mengalami lima babak perjalanan sejarahnya. Dan ternyata kita yang hidup di era modern dewasa ini sedang berada di babak keempat dari lima babak perjalanan sejarah tersebut.



Selama babak pertama, kedua maupun ketiga Ad-Dajjal belum Allah taqdirkan keluar ke tengah-tengah ummat manusia untuk menebar fitnah dahsyatnya. Sementara itu, di babak keempat yang masih berlangsung ini, ummat Islam meraskan sangat banyaknya fitnah yang kian menyebar dan kian memuncak.




Bayangkan, Selama tigabelas abad perjalanan ummat Islam dunia merasakan rahmat dienullah Al-Islam sebagai aturan yang diterapkan oleh para pemimpin Islam, baik di babak pertama, kedua maupun ketiga. Kita tidak menutup mata adanya pasang-surut kebaikan dan keburukan sosok-sosok pemimpin Islam di masa-masa itu, terutama selama babak ketiga yaitu babak kepemimpinan Mulkan ‘Aadhdhan (raja-raja yang menggigit).



Tetapi secara umum kebaikan ajaran Islam masih dinikmati masyarakat luas karena para pemimpin di masa itu masih berusaha memenuhi kriteria dirinya sebagai ulil amri minkum (para pemimpin di antara orang-orang beriman) sebab mereka masih memenuhi keharusan yang Allah sebutkan:





“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS An-Nisa 59)





Baik itu babak kenabian, babak khilafah ‘ala minhaj an-Nubuwwah (khulafa ar-rasyidin) maupun babak mulkan ‘aadhdhon, para pemimpin Islam masih berusaha untuk setia memenuhi kriteria “... jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya)...” Berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat dan bernegara diselesaikan berdasarkan dan merujuk kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kehidupan bermasyarakat dan bernegara dilandasi oleh dienullah Al-Islam.





Namun begitu memasuki babak keempat, yang ditandai dengan runtuhnya secara formal tatanan bermasyarakat dan bernegara berlandaskan Islam (baca: al-khilafah al-Islamiyyah), maka Allah taqdirkan terjadinya perpindahan kepemimpinan dunia dari tangan para pemimpin Islam kepada masyarakat di luar ummat Islam.






simbol

Allah menguji ummat Islam dengan diserahkannya kepemimpinan dunia kepada kaum kafir barat, Eropa kemudian Amerika, yang tidak lain adalah kaum yahudi dan nasrani. Akhirnya dunia tidak lagi menikmati rahmat diterapkannya dienullah Al-Islam. 





Dunia mulai mengalami ketidakjelasan tuntunan, arah dan tujuan. Dunia tidak di-manage oleh para pemimpin yang memberlakukan Islam sebagai solusi menghadapi berbagai persoalan hidup dan kehidupan. Kaum yahudi dan nasrani jelas tidak menjadikan hidayah/petunjuk Allah sebagai tuntunan di dalam memimpin dunia modern.



Bagaimana mereka dapat menuntun ummat manusia ke jalan yang benar jika mereka sendiri tersesat?





Sejak limabelas abad yang lalu Nabi صلى الله عليه و سلم telah memprediksi bahwa Allah bakal taqdirkan kaum Yahudi dan Nasrani memegang kepemimpinan global dunia sehingga sebagian ummat Islam bakal mengekor kepada mereka dalam segenap aspek kehidupan sampai masuk ke lubang biawak alias kebinasaan..!





"Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekalipun mereka masuk ke dalam lubang biawak, kalian pasti akan mengikuti mereka." Kami bertanya; "Wahai Rasulullah, apakah mereka itu kaum Yahudi dan Nasrani?" Beliau menjawab: "Siapa lagi kalau bukan mereka?" (HR Muslim -Shahih





Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم menyebut babak keempat perjalanan sejarah ummat Islam sebagai babak kepemimpinan Mulkan Jabbriyyan (para raja/penguasa yang memaksakan kehendaknya). Dan kita saat ini jelas membukitkan kebenaran prediksi Nabi tersebut.



Para pemimpin dunia modern –baik skala lokal apalagi global- memimpin manusia berlandaskan kehendaknya sendiri, bukan kehendak Allah dan Rasul-Nya. Ada yang memaksakan kehendaknya secara individual (para diktator) dan ada juga yang memaksakan kehendaknya secara kolektif (kerjasama badan eksekutif, legislatif dan yudikatif). 





Bagaimanapun bentuknya, semua tidak memimpin berdasarkan kehendak/petunjuk Allah dan Rasul-Nya..! Inilah babak paling kelam dalam sejarah ummat Islam..! Pantas bilamana ummat Islam yang faham dan cinta Islam sangat merasakan keprihatinan yang begitu mendalam hidup di era penuh fitnah ini.





“Babak(1) kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya, setelah itu datang babak (2)Kekhalifahan mengikuti pola (Manhaj) Kenabian, selama beberapa masa hingga Allah mengangkatnya, kemudian datang babak (3)Raja-raja yang Menggigit selama beberapa masa, selanjutnya datang babak (4) Para penguasa yang memaksakan kehendak (diktator) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah, setelah itu akan terulang kembali babak (5)Kekhalifahan mengikuti pola (Manhaj) Kenabian. Kemudian Rasul صلى الله عليه و سلم terdiam.” (HR Ahmad Shahih)





Mengingat bahwa ini merupakan babak paling kelam dalam sejarah ummat Islam, maka sudah sepantasnya kita mempersiapkan diri menghadapi keluarnya puncak fitnah di babak ini. Sungguh kita patut menduga bahwa keluarnya Ad-Dajjal untuk menebar fitnah bakal berlangsung di babak keempat ini, babak dimana kita sedang hidup dewasa ini..!





Dan tahukah kita apa yang akan dinyatakan oleh Ad-Dajjal saat ia keluar ke tengah ummat manusia? Fitnah besar apakah yang akan ditampilkan olehnya? Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم menjelaskan dalam hadits berikut:





“Wahai hamba Allah, wahai para manusia, teguhkanlah diri kalian, karena aku akan menerangkan sifat-sifatnya (Ad-Dajjal) yang belum pernah diterangkan oleh seorang Nabi pun sebelumku. Ia (Ad-Dajjal) akan berkata: 'Aku adalah Rabb kalian.' Sedangkan kalian tidak akan bisa melihat Allah kecuali setelah kalian meninggal.” (IBNUMAJAH - 4067 Shahih)





Inilah fitnah besar yang akan terjadi saat Ad-Dajjal keluar. Ia akan mengaku dirinya sebagai Rabb...! Persis sebagaimana dahulu kala Fir’aun meng-claim dirinya sebagai Rabb di hadapan masyarakat Mesir yang dipimpinnya.





“Maka dia (Fir’aun) mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. (Seraya) berkata: "Akulah Rabb-mu yang paling tinggi". (QS An-Naazi’at 23-24)





Keluarnya fitnah Al-Masih Ad-Dajjal menjadi seperti pengulangan sejarah Fir’aun. Sungguh Ad-Dajjal dan Fir’aun memang memiliki kesamaan yaitu dalam hal kedua-duanya sama-sama merupakan penguasa zalim alias thaghut. Bahkan semua thaghut sepanjang zaman pada hakikatnya memiliki kesombongan yang mirip antara satu sama lainnya.






Simbol

Hanya saja ada yang sampai ke derajat mengaku secara terbuka bahwa dirinya adalah Rabb tandingan Allah dan ada yang tidak menyatakannya secara lisan, tetapi sikap dan perilakunya kurang lebih sama, yaitu bertingkah seolah dirinya merupakan tandingan bagi Allah. 





Thaghut menuntut masyarakat untuk mentaati dirinya sebagaimana manusia semestinya mentaati Allah. Thaghut menuntut dirinya dicintai sebagaimana manusia semestinya mencintai Allah. Tetapi claim diri sebagai Rabb yang bakal dilakukan oleh puncak thaghut –yakni Ad-Dajjal- akan sangat berbeda dari yang pernah dilakukan oleh thaghut manapun sepanjang zaman. Mengapa?



Karena Ad-Dajjal tidak saja bermodalkan kesombongan dan kekuasaan, tetapi ia bakal diizinkan Allah menampilkan sihir tingkat tinggi untuk meyakinkan manusia seakan bahwa dirinya memang benar-benar Rabb tandingan Allah SWT. Na'uzubillah...


Senin, 09 Februari 2015

Pesona Fatih Seferagic, Pemuda AS Penghafal Qur'an, Bersuara Indah





Fatih Seferagic, Siapa yang tidak terkesan dengan remaja shalih juga tampan ini. Masih muda, tahun, hafal Qur’an lagi.



Fatih, pemuda tampan penghafal Alquran ini sudah kondang ke berbagai negara.



Suara Fatih ini merdunya hampir sama dengan Mishari Rasheed, mendengarkan alunan tilawah Fatih, membuat kita bergetar dan semakin merasakan bahwa begitu indahnya Firman Allah.



Pemuda Hafiz Qur’an, bersuara indah dan tampan pula itu tinggal dan menetap di Amerika Serikat.



Di negara sekuler dan bebas seperti Amerika yang dipenuhi kehidupan hedonitas ini bukan menjadi alasan baginya untuk tidak menghafal AL-Qur’an.



Remaja berkebangsaan Bosnia yang lahir di Stuttgart, Jerman dan sekarang tinggal di Texas AS ini, tinggal di Arizona selama 3-4 tahun sebelum menetap di Baltimore, Maryland selama 7 tahun dimana ia memulai dan menuntaskan hafalan Al-Qurannya.



Sejatinya ia baru memulai menghafal Al-Qur’an pada usia 9 tahun dan menuntaskan hafalannya dalam 3 tahun, alias menjadi hafiz pada usia 12 tahun



Ia melatih hafalannya itu di bawah bimbingan Syekh Qari Zahid dan Qari Abid. Sekarang sambil sekolah, ia juga mengajar Al Qur’an dan menjadi ketua remaja mesjid Shaykh Yasir Birjas di Dallas, Texas.











Fatih tak hanya cemerlang dalam ilmu agama. Dalam kehidupan sosial pun dia aktif, termasuk ikut sejumlah organisasi. Dia menjadi ketua Remaja Masjid Shaykh Yasir Birjas di Dallas, Texas.



Sebagai remaja, Fatih juga memiliki akun di media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Melalui akun media sosial itulah Fatih berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai penjuru dunia.



Kemampuan Fatih yang luar biasa dalam membaca dan menghafal Alquran sudah banyak diunggah ke laman Youtube.













DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Minggu, 25 Januari 2015

Beginilah Musuh Islam dan Beginilah Umat Islam!









ATJEHCYBER | Ibu Guru berjilbab rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari'at Islam. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Ibu Guru berkata, "Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus.



Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah "Penghapus!" Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, kian lama kian cepat.





Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah "Penghapus!", jika saya angkat penghapus, maka katakanlah "Kapur!". Dan permainan diulang kembali.



Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya.





"Anak-anak, begitulah ummat Islam. Awalnya kalian jelas dapat membedakan yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Namun kemudian, musuh musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara, untuk menukarkan yang haq itu menjadi bathil, dan sebaliknya.





Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal tersebut, tetapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika."





"Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, se*x sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup, korupsi menjadi kebanggaan dan lain lain. Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Paham Bu Guru"





"Baik permainan kedua," Ibu Guru melanjutkan. "Bu Guru ada Qur'an, Bu Guru akan meletakkannya di tengah karpet. Quran itu "dijaga" sekelilingnya oleh ummat yang dimisalkan karpet. Sekarang anak-anak berdiri di luar karpet.



Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada di tengah dan ditukar dengan buku lain, tanpa memijak karpet?" Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain, tetapi tak ada yang berhasil.





Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an ditukarnya dengan buku filsafat materialisme. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet.



"Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak kalian dengan terang-terangan. Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar. Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina pundasi yang kuat. Begitulah ummat Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau fondasinya dahulu. Lebih mudah hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dahulu, kursi dipindahkan dahulu, lemari dikeluarkan dahulu satu persatu, baru rumah dihancurkan..."





"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kalian. Mereka tidak akan menghantam terang-terangan, tetapi ia akan perlahan-lahan meletihkan kalian. Mulai dari perangai, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun kalian itu Muslim, tetapi kalian telah meninggalkan Syari'at Islam sedikit demi sedikit. Dan itulah yang mereka inginkan."





"Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Bu Guru?" tanya mereka. Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tetapi sekarang tidak lagi. Begitulah ummat Islam. Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tetapi kalau diserang serentak terang-terangan, baru mereka akan sadar, lalu mereka bangkit serentak. Selesailah pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdo'a dahulu sebelum pulang..."







Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya.







***





Ini semua adalah fenomena Ghazwu lFikri (perang pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh Islam. Allah berfirman dalam surat At Taubah yang artinya:




"Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, sedang Allah tidak mau selain menyempurnakan cahayaNya, sekalipun orang-orang kafir itu benci akan hal itu." (9:32).






Musuh-musuh Islam berupaya dengan kata-kata yang membius ummat Islam untuk merusak aqidah ummat umumnya, khususnya generasi muda Muslim. Kata-kata membius itu disuntikkan sedikit demi sedikit melalui mas media, grafika dan elektronika, tulisan-tulisan dan talk show, hingga tak terasa.





Maka tampak dari luar masih Muslim, padahal internal dalam jiwa ummat, khususnya generasi muda sesungguhnya sudah ibarat poteng (tapai singkong, peuyeum). Maka rasakan dan pikirkanlah itu dan ingatlah bahwa dunia ini hanya persinggahan sementara, ingatlah akan Hari Pengadilan. Wallahu a'lamu bishshawab...



Oleh H. Muh.Nur Abdurrahman | Oase Iman, Eramuslim
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Jumat, 02 Januari 2015

Awan Cumulonimbus Sudah Dijelaskan dalam Al-Quran 1.400 tahun Silam







Awan Cumulonimbus menjadi perbincangan pascatragedi AirAsia QZ8501. Ternyata kehebatan Awan Cumulonimbus sudah dijelaskan dalam Alquran 1400 tahun silam.






Pesawat yang mengakut 155 penumpang dari Surabaya menuju Singapura itu disebut-sebut jatuh karena terjebak Cumulonimbus. AirAsia QZ8501 diduga melakukan manuver mendaki tajam sebelum akhirnya jatuh.





Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di lokasi hilangnya pesawat Air Asia ditemukan awan cumulonimbus (Cb) yang sangat tebal mencapai 5-10 kilometer.





Keberadaan awan Cb sering dianggap sebagai momok bagi kalangan penerbangan. Pengamat Penerbangan, Jusman Syafii Djamal, mengatakan awan cumulonimbus (Cb) dapat menyebabkan turbulensi dan mesin pesawat mati.





''Di dalam awan cumulonimbus terdapat butiran es yang mengalir. Kalau butiran ini masuk ke engine, maka dapat menyebabkan engine mati,” ujar Jusman.





Di dalam awan cumulonimbus tidak hanya terdapat aliran butiran es yang dapat membekukan mesin pesawat sehingga menyebabkan kerusakan dan pesawat tidak bisa terbang lagi. Di dalam awan cumulonimbus juga terdapat badai petir yang mengkilat-kilat.





Namun, jauh ribuan tahun lalu, Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW telah memaparkan keberadaan awan cumulonimbus tersebut.





Kepala Balitbang Kemenag Makassar, KH Hamzah Harun Al Rasyid MA, menyebar isyarat Alquran tentang Cumulonimbus , Kamis (1/1/2015) malam.





"Subhanallah, Nabi Muhammad SAW 1.400 tahun silam tanpa pesawat, tanpa satelit dan tanpa teropong, tanpa teknologi dapat menjelaskan jenis awan Cumulonimbus yang dituliskan dalam kitab Alquran," kata alumnus Universitas Al Azhar Mesir tersebut.





Berikut fakta kebenaran Alquran terkait awan cumulonimbus yang tertera dalam Surat An Nur ayat 43:





"Tidakkah kamu melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan lalu mengumpulkannya, kemudian Allah menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (awan Cumulusnimbus seperti) gunung-gunung tinggi, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dihindarkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan.






Maka, ditimpakan-Nya butiran-butiran es itu kepada siapa yang Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatannya hampir-hampir menghilangkan penglihatan.''





"Pakar dirgantara mengatakan dalam awan Cumulonimbus terdapat butiran es yang menyebar, dan badai petir yang mengilat, kalau butiran es itu masuk ke mesin dapat menyebabkan mesin pesawat mati," jelas Hamzah Harun.





Pakar uji terbang dari FlightFocus Setyo Soekarsono mengatakan pesawat tak akan bertahan di dalam pusaran awan cumulonimbus yang sangat dingin dan bermuatan petir. Pesawat yang terjebak awan cumulonimbus akan kehilangan ketinggian dengan sangat cepat. Ia mengibaratkan pesawat di dalam awan cumulonimbus layaknya kertas yang diombang-ambing angin.








1. Butiran Es





Dalam Tafsir Al Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al Qur'an, Quraish Shihab menafsirkan butiran es sebagai hujan es (hail) yang keluar dari gumpalan-gumpalan awan (awan cumulonimbus) yang besarnya bagaikan gunung.





''Ada juga yang berpendapat bahwa Allah SWT menciptakan di langit gunung-gunung es,'' tulis Quraish Shihab.





Hail atau hujan es merupakan fenomena atmosfer yang membahayakan bagi penerbangan. Badan luar pesawat bisa mengalami kerusakan apabila terkena jatuhan es dengan ukuran cukup besar dari awan cumulonimbus. Butiran es juga bisa masuk dan merusak mesin pesawat.





2. Besar Seperti Gunung





Data BMKG mencatat ada awan cumulonimbus yang sangat tebal (besar) mencapai 5-10 kilometer di lokasi hilangnya pesawat Air Asia QZ-8501.





Masih dalam kitab Tafsir Al Mishbah, Quraish Shihab menjelaskan awan-awan dikumpulkan lalu dijadikannya bertindih-tindih sehingga berat dan besar menjulang tinggi seperti gunung.





''Puncak kumulus (awan cumulonimbus) bisa mencapai 15 sampai 20 kilometer hingga tampak seperti gunung yang tinggi,'' sebut Quraish Shihab dalam penjelasannya.





3. Badai Kilat





Jaringan pemantau cuaca, Weather Bug, mengatakan petir menyambar di dekat jalur penerbangan Air Asia penerbangan QZ8501.





Dalam Surat An Nur ayat 43 disebutkan 'Hampir-hampir saja kilauan kilatnya menghilangkan penglihatan'. 





''Ayat ini dikemukakan dalam konteks uraian tentang kebesaran dan kekuasaan Allah dalam menciptakan kilat akibat gesekan-gesekan di awan,'' kata Quraish Shihab.





Dengan mengutip keterangan dari kitab Tafsir Al Muntakhab, Shihab menjelaskan sekitar 40 pengosongan aliran listrik dalam satu menit --karena cahayanya yang amat terang-- dapat mengakibatkan kebutaan bagi orang yang melihatnya.





Kasus ini sering terjadi pada pelaut dan penerbang yang menembus angin yang berguruh di lokasi-lokasi yang panas. ''Ayat ini mengisyaratkan suatu hakikat ilmiah yang baru diketahui setelah pesawat terbang ditemukan,'' tutupnya. 





wallahualam bissawab
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Sabtu, 27 Desember 2014

Tahun Baru Masehi, Sejarah dan Hukum Merayakannya






TAK terasa waktu terus berlalu dan kita sampai di penghujung tahun. Dalam beberapa hari ke depan, tahun 2014 akan segera berganti, dan tahun 2015 akan menjelang. Ini tahun baru Masehi, tentu saja, karena tahun baru Hijriyah telah terjadi beberapa pekan yang lalu.







Malam pergantian tahun baru masehi sangat ditunggu-tunggu oleh semua kalangan. Tidak saja dibelahan bumi lain seperti di Eropa dan Amerika, masyarakat kita juga sibuk dan sangat menanti-nantikan malam pergantian tahun tersebut.





Berbeda halnya dengan pergantian tahun baru hijriah, banyak masyarakat yang tidak merayakannya, bahkan sekadar tahu saja mereka mungkin tidak.



Memang perayaan tahun baru hijriah tidak dituntut untuk merayakannya dengan menyalakan kembang api, meniup terompet, ataupun kumpul di pusat kota dengan tujuan yang tidak jelas. Tetapi lebih kepada bagaimana memaknainya.





Melihat fenomena tersebut, penulis merasa tergugah untuk sedikit mengupas sejarah dan pandangan Islam terhadap tahun baru masehi.



Sejarah Tahun Masehi







Dewa Janus

Sejak Abad ke-7 SM bangsa Romawi kuno telah memiliki kalender tradisional. Namun kalender ini sangat kacau dan mengalami beberapa kali perubahan. Sistem kalendar ini dibuat berdasarkan pengamatan terhadap munculnya bulan dan matahari, dan menempatkan bulan Martius (Maret) sebagai awal tahunnya.





Pada tahun 45 SM Kaisar Julius Caesar mengganti kalender tradisional ini dengan Kalender Julian. Urutan bulan menjadi: 1) Januarius, 2) Februarius, 3) Martius, 4) Aprilis, 5) Maius, 6) Iunius, 7) Quintilis, 8) Sextilis, 9) September, 10) October, 11) November, 12) December. Di tahun 44 SM, Julius Caesar mengubah nama bulan “Quintilis” dengan namanya, yaitu “Julius” (Juli).







Sementara pengganti Julius Caesar, yaitu Kaisar Augustus, mengganti nama bulan “Sextilis” dengan nama bulan “Agustus”. Sehingga setelah Junius, masuk Julius, kemudian Agustus. Kalender Julian ini kemudian digunakan secara resmi di seluruh Eropa hingga tahun 1582 M ketika muncul Kalender Gregorian.





Januarius (Januari) dipilih sebagai bulan pertama, karena dua alasan. Pertama, diambil dari nama dewa Romawi “Janus” yaitu dewa bermuka dua ini, satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang. Dewa Janus adalah dewa penjaga gerbang Olympus. Sehingga diartikan sebagai gerbang menuju tahun yang baru.





Kedua, karena 1 Januari jatuh pada puncak musim dingin. Di saat itu biasanya pemilihan konsul diadakan, karena semua aktivitas umumnya libur. Di bulan Februari konsul yang terpilih dapat diberkati dalam upacara menyambut musim semi yang artinya menyambut hal yang baru. Sejak saat itu Tahun Baru orang Romawi tidak lagi dirayakan pada 1 Maret, tapi pada 1 Januari. Tahun Baru 1 Januari pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM.





Orang Romawi merayakan Tahun Baru dengan cara saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Dewa Janus. Mereka juga mempersembahkan hadiah kepada kaisar.



Perayaan Tahun Baru




Saat ini, tahun baru 1 Januari telah dijadikan sebagai salah satu hari suci umat Kristiani. Namun kenyataannya, tahun baru sudah lama menjadi tradisi sekuler yang menjadikannya sebagai hari libur umum nasional untuk semua warga Dunia.





Pada mulanya perayaan ini dirayakan baik oleh orang Yahudi yang dihitung sejak bulan baru pada akhir September. Selanjutnya menurut kalender Julianus, tahun Romawi dimulai pada tanggal 1 Januari. Paus Gregorius XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun 1582 dan hingga kini seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut.



Bagi orang Kristiani yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa, tahun baru masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih, sehingga agama Kristen sering disebut agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi.



Pandangan Islam



Firman Allah SWT dalam surah al-Furqan ayat 72, yang artinya:




“Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.”




Dalam ayat tersebut terdapat kata “al-Zur” (perbuatan-perbuatan yang tidak berfaidah). Menurut Ulama Tafsir, maksud al-Zur adalah perayaan-perayaan orang kafir (Ibn Kasir, 6/130). Jelas dari pada ayat ini Allah melarang kaum muslimin menghadiri perayaan kaum muyrikin.



Hadis Sahih al-Bukhari dan Muslim berikut ini, sabda Rasulullah SAW yang artinya:




“Sesungguhnya bagi setiap kaum (agama) ada perayaannya dan hari ini (Idul adha) adalah perayaan kita”. Oleh Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan maksud hadis tersebut bahwa dilarang melahirkan rasa gembira pada perayaan kaum musyrikin dan meniru mereka (dalam perayaan). (Fathul Bari, 3/371).




Dalam adat masyarakat Aceh yang identik dengan nilai-nilai Islam, dulu hanya merayakan peringatan hari besar Islam saja seperti perayaan maulid dan tahun baru hijriah yang malamnya dihiasi dan dihidupkan dengan dalail khairat di balee dan meunasah.





Melihat sejarah, pandangan Islam serta adat Islami dalam masyarakat Aceh, tidak ada celah sedikit pun bagi umat Islam untuk ikut merayakan atau sekadar untuk mengucapkan “happy new years”.



Pada kenyataannya, pada malam tahun baru dihiasi dengan berbagai hiburan yang menarik dan sayang untuk dilewatkan. Muda-mudi tumpah ruah di jalanan, berkumpul di pusat kota menunggu pukul 00.00, yang seolah-olah dalam pandangan sebagian orang “haram” untuk dilewatkan.





Pada saat lonceng tengah malam berbunyi, sirene dibunyikan, kembang api diledakkan dan orang-orang menerikkan “Selamat Tahun Baru”. Di negara-negara lain, termasuk Indonesia? Sama saja!





Shahabat Abdullah bin ’Amr RA memperingatkan dalam Sunan Al-Baihaqi IX/234: 





”Barangsiapa yang membangun negeri orang-orang kafir, meramaikan peringatan hari raya Nairuz (tahun baru) dan karnaval mereka serta menyerupai mereka sampai meninggal dunia dalam keadaan demikian. Ia akan dibangkitkan bersama mereka di hari kiamat.”




Bagi orang Islam, merayakan tahun baru Masehi, tentu saja akan semakin ikut andil dalam menghapus jejak-jejak sejarah Islam yang hebat. Jika tidak tradisi Islam akan tergerus tanpa ada yang peduli. Sementara beberapa waktu yang lalu, kita semua sudah melewati tahun baru Muharram, dengan sepi tanpa gemuruh apapun.
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.