Jumat, 26 Desember 2014

ISIS Ancam Bantai personel TNI/Polri Satu per satu






Panglima TNI Jenderal Moeldoko secara personal meminta Kepala Kerjasama Militer AS Jenderal Martin E Dempsey mengizinkan pejabat tinggi TNI ikut berpartisipasi sebagai peninjau dalam Gugus Tugas anti-ISIS di Washington.





Pernyataan itu pun menyulut militan ISIS melancarkan ancaman yang ditujukan kepada TNI dan Polri.





"Pesan ini saya tunjukan kepada Moeldoko Panglima TNI, Polri, dan Banser. Kami menunggu kedatangan kalian. Kami telah mendengar bahwa kalian menginginkan untuk membantu pasukan koalisi untuk melenyapkan daulah khilafah (ISIS)," ungkap Abu Jandal dalam video yang diunggah pada Rabu 24 Desember 2014 tersebut.





Dalam video berdurasi 4 menit 1 detik yang diunggah di Youtube, Pria berjaket loreng itu diketahui bernama Abu Jandal Al Yamani Al Indonesi tersebut menyatakan, pasukannya akan menunggu personel TNI, Polri, dan Banser ke Suriah dan Irak yang kini dikuasai ISIS.





"Ketahuilah sungguh kami bahagia sekali mendegarnya karena itu berati insya Allah pertemuan antara kami dan kalian disegerakan oleh Allah SWT. Karena sungguh, apabila kalian tidak mendatangi kami, maka kami lah yang akan mendatangi kalian," tantang pria berkupluk hitam itu.





Sambil mengacungkan jari telunjuknya, lelaki itu melanjutkan, pihaknya akan kembali ke Indonesia.





"Kami akan kembali ke Indonesia untuk menegakkan syariat Allah dengan mulai memerangi kalian, dengan membantai satu per satu dari kalian, TNI, Polri, Densus, dan Banser," imbuh Abu Jandal.





Menurut pria itu, duel akan membuktikan siapa yang paling sakti, Pancasila atau Syariat Allah.





Abu Jandal tidak hanya menantang Panglima TNI dan Banser NU. Ancaman juga dialamatkan untuk Densus 88 dan jajaran kepolisian. Baginya kematian tidak jadi soal, pria berjanggut itu mengatakan mati syahid adalah jaminan atas aksinya.





"Sekiranya kami mati dalam membela khilafah ini tentu salah satu yang kami inginkan. Kami lihat kejayaan Islam atau mendapatkan mati syahid. Sekarang waktu yang tepat untuk membuktikan kalian dengan Pancasila atau kami dengan daulah khilafah," tandas Abu Jandal.





Video berdurasi empat menit tersebut beredar di YouTube sejak Kamis 25 Desember, diunggah oleh beberapa orang. Tak diketahui di mana lokasi video itu direkam, Hingga pagi ini, video itu sudah ditonton puluhan orang.
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar