Badan Pengawas Telekomunikasi, IT, dan Komunikasi Massa Federal Rusia (Roscomnadzor) memperingatkan media untuk tidak menerbitkan dan mengedarkan karikatur bertema reliji.
"Dilarang mencetak dan mendistribusikan karikatur bertema agama dapat dianggap menyinggung atau merendahkan denominasi agama dan asosiasi," demikian penjelasan Roskomnadzor seperti termuat dalam situsnya.
"Menghasut kebencian terhadap satu etnis dan agama merupakan pelanggaran hukum langsung," lanjut pengumuman itu.
Roscomnadzor merasa perlu mengingatkan semua media di Rusia, menyusul pencetakan besar besaran edisi khusus Charlie Hebdo, majalah penista agama atas nama kebebasan berbicara, sebanyak lima juta eksemplar dan didistribusikan ke 25 negara.
Tidak ada penjelasan apakah Rusia termasuk salah satu negara yang kebagian mendistribusikan edisi khusus Charlie Hebdo. Edisi khusus ini dicetak dan dipasarkan sepekan setelah serangan mematikan ke kantor majalah itu.
Sampul depan edisi khusus bergambar karikatur Nabi Muhammad mengucapkan Jes Suis Charlie, atau Saya adalah Charlie. Di Eropa Barat, kartun laris manis, di belahan dunia lainnya 1,5 miliar pemeluk Islam marah.
Tahun 2006, Kejaksaan Moskwa dan sejumlah republik di Rusia mengambil langkah pencegahan terhadap kemungkinan pencetakan ulang kartun Nabi Muhammad yang terdapat dalam surat kabar Jyllands-Posten.
Kartun ini menimbulkan kemarahan umat Islam di seluruh dunia. Moskwa tidak ingin kartun itu dicetak ulang dan diedarkan di Rusia, karena akan menimbulkan kemarahan jutaan Muslim Rusia.
Dua tahun kemudian Newsweek edisi Rusia menerima teguran keras ketika mencetak ulang kartun Nabi Muhammad.
Roscomnadzor mengatakan larangan ini merupakan solidaritas tanpa syarat terhadap Muslim Rusia, dan segala bentuk penistaan yang dapat menimbulkan tindakan ektremisme dan terorisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar