Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengaku mendapatkan cara-cara teror saat dirinya ditangkap di Depok, Jawa Barat, Jumat pagi (23/1). Hal ini dijabarkannya secara lengkap kepada wartawan pada Sabtu (24/1).
Bambang mengatakan, peristiwa itu terjadi saat dia mengantarkan anaknya ke SDIT Nurul Fikri di kawasan Cimanggis, Depok. Usai mengantar putrinya itu, tiba-tiba Bambang dihentikan polisi. Empat mobil, kata dia, mengerubunginya.
"Saya merasa seperti disergap. Padahal saya belum pernah dipanggil sekalipun untuk proses pemeriksaan," kata Bambang di rumahnya di Bojong Lio, Sukmajaya, Depok.
Polisi lantas memborgol tangan Bambang di belakang. Saat itu, dia sedang bersama putrinya Izzat (20) di dalam mobil. Kepada Izzat dia mengatakan bahwa penangkapan ini tidak benar. Borgol akhirnya dipindahkan ke depan.
Saat itu Bambang mengaku masih mengenakan sarung dan baju koko, karena belum berbenah usai sholat Subuh. Bambang bertanya soal nasib mobilnya jika dia dibawa polisi.
"Gampang," jawab seorang aparat.
"Oke, saya minta yang kedua. Jika nanti di suatu tempat kita bisa berhenti, saya mau buang air kecil? Dia jawab tidak bisa," ujar Bambang.
Bambang lantas masuk ke mobil polisi, Toyota Fortuner, dan meminta anaknya menemaninya.
"Anak saya di tengah saya, saya diapit oleh dua orang Bareskrim," jelas Bambang.
Mobil itu juga dikawal oleh sekitar dua motor trail membawa senapan. Motor itu tetap mengikuti mereka, bahkan saat masuk ke tol hingga keluar di Semanggi.
Sepanjang perjalanan selama sekitar dua jam itu, Bambang berbincang dengan Izzat dan mengatakan bahwa cara-cara penangkapan seperti ini salah karena harus ada syaratnya. Lalu dengan nada tinggi seorang penyidik ada yang mengatakan, "Ada plester tidak?".
"Ini kan bentuk teror," kata Bambang.
Kemudian seorang penyidik lainnya berkata pada Bambang. "Mas Bambang lupa sama saya ya? Mas Bambang ini perkaranya banyak," kata Bambang menirukan perkataan polisi tersebut. "Ini satu lagi teror."
Penyidik juga mulai bertanya-tanya ke Izzat, putrinya, soal banyak hal. Bambang menegaskan bahwa pertanyaan haruslah masih berada dalam koridor pemeriksaan.
"Di dalam mobil ada rokok, saya tanya rokok siapa. Anak saya kuliah kedokteran, lalu kami bicara yang ringan-ringan," kata Bambang.
Bambang dibebaskan pada Sabtu dini hari tadi. Polisi mengatakan, penangkapan Bambang terkait dengan kasus sengketa pemilihan kepala daerah di Kotawaringin Barat pada 2010 silam.
Bambang disangka telah melakukan tindakan berupa menyuruh melakukan atau memberikan keterangan palsu pada persidangan di Mahkamah Konstitusi. (*cnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar