Seorang anak pengungsi Suriah yang sedang kelaparan dipukuli manajer restoran cepat saji Burger King di Istanbul, Turki, karena kedapatan tengah melahap makanan sisa pengunjung.
Seperti dilansir Independent (24/1) merujuk pada Hurriyet Daily News, kejadian tersebut menggegerkan dunia maya setelah seorang saksi mata mengunggah foto anak tersebut sedang duduk di samping tumpukan tisu bersimbah darah.
Kejadian tak terpuji itu menyulut amarah warga dan aktivis kemanusiaan, mereka melumuri pintu kaca depan restoran perusahaan asal AS tersebut dengan minuman dan cairan warna sebagai aksi protes.
Menanggapi insiden ini, perusahaan pemegang lisensi resmi Burger King di Turki, TAB Food, langsung mengumumkan pemecatan karyawan pelaku pemukulan.
"Sebagai TAB Food, kami mengumumkan kesedihan mendalam terhadap insiden di salah satu restoran waralaba kami di Sirinevler. Kami ingin menyatakan bahwa insiden ini tidak dapat diterima dan waralaba kami sudah mengakhiri kontrak kerja manajer restoran tersebut," ungkap TAB Food dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Jumat (23/1).
Namun, ketika ditanya mengenai pemberian ganti rugi kepada anak Suriah tersebut, TAB Food menyatakan bahwa pemecatan karyawan sudah cukup untuk mengatasi masalah tersebut.
"Kami memiliki hampir 10 ribu karyawan. Sudah cukup untuk membatalkan kontrak kerja atas orang tersebut," jelas TAB Food.
Kabar tersebut akhirnya sampai juga ke telinga pengurus perusahaan Burger King.
"Burger King Corp telah mengetahui insiden tersebut yang terjadi di Turki beberapa hari lalu," ujar salah satu juru bicara Burger King kepada Independent.
Menindaklanjuti protes masyarakat, juru bicara tersebut berimbuh, "Tindakan karyawan itu tidak menggambarkan nilai brand Burger King atau nilai waralaba yang secara independen memiliki dan mengoperasikan restoran ini. Waralaba telah memecat karyawan tersebut dan segera melayangkan permohonan maaf terkait insiden itu."
Sementara itu, jumlah pengungsi Suriah di Turki kian melonjak. Menurut data Badan Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) pada akhir 2014 mencapai 1,9 juta orang. Menurut Juru Bicara UNHCR untuk Turki, Selin Unal, jumlah tersebut akan terus bertambah mengingat konflik yang masih terjadi.
Lebih dari tiga tahun konflik berdarah di Suriah, korban tewas diperkirakan telah mencapai lebih dari 200 ribu orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar