"Kebebasan pers bukan berarti bebas menghina"
Kemarin majalah satir Prancis, Charlie Hebdo, menerbitkan edisi terbarunya pasca pembantaian pekan lalu oleh Said dan Cherif Kouachi bersaudara yang menewaskan 17 orang, dengan tetap menampilkan kartun Nabi Muhammad.
Edisi baru ini, menurut kantor berita AFP, memicu kemarahan luas di negara-negara muslim, dari Pakistan dan Turki, sampai Mauritania di Afrika Utara, termasuk juga negara non muslim Filipina.
Pengadilan Turki bahkan memerintahkan pemblokiran laman yang menampilkan kartun nabi dalam sampul Charlie Hebdo itu, sedangkan Senegal yang pernah dijajah Prancis melarang peredaran edisi baru Charlie Hebdo dan harian kiri Prancis Liberation karena memuat kartun Nabi Muhammad di halaman depannya.
Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu menyebut sampul majalah Charlie Hebdo itu "provokasi terang-terangan".
"Kebebasan pers bukan berarti bebas menghina," kata Davutoglu kepada wartawan di Ankara.
Sementara itu kelompok-kelompok militan seperti Alqaeda cabang Yaman bersumpah untuk membalas penghinaan yang dilakukan majalah satir Prancis itu.
Di Afghanistan, Taliban mengutuk publikasi kartun Nabi oleh Charlie Hebdo, sembari menyanjung para pelaku pembantaian Paris sebagai aksi menuntut keadilan.
Sementara itu para pemimpin muslim Prancis menghimbau umat Islam negeri itu untuk tetap tenang dan menghindari reaksi yang emosional, demikian AFP.
Demo Besar di Jordania
warga Muslim berpawai di kota-kota di kawasan Timur Tengah untuk menentang penerbitan kartun Nabi Muhammad oleh majalah Prancis Charlie Hebdo, sementara Qatar memperingatkan bahwa gambar itu akan "membakar kebencian".
Pawai terbesar berlangsung di Jordania, sebanyak 2.500 pengunjuk rasa turun ke jalan di ibu kota negara, Amman, di tengah pengamanan ketat sementara demonstrasi juga berlangsung di Jerusalem timur dan Khartoum.
Kerumunan pawai, termasuk para anggota Ikhwanul Muslim dan kelompok-kelompok pemuda, mulai berjalan dari masjid Al-Husseini di Amman pusat dengan memegang spanduk-spanduk bertuliskan "menghina nabi adalah terorisme global".
Majalah baru Charlie Hebdo, yang diterbitkan pada Rabu, pada sampul depannya memuat sebuah kartun Nabi Muhammad sedang memegang tanda "Je Suis Charlie (Saya Charlie)" di bawah judul "Semuanya dimaafkan".
Gambar itu telah membuat marah banyak warga Muslim karena Islam melarang Nabi Muhammad dimunculkan dalam bentuk gambar.
Qatar mengecam apa yang disebutnya sebagai kartun "yang menyinggung perasaan". Kartun itu juga diterbitkan lagi oleh sejumlah koran Eropa untuk menunjukkan solidaritas terhadap para korban dalam serangan pekan lalu.
"Aksi-aksi tercela ini tidak menarik siapapun dan hanya akan mengobarkan kebencian dan kemarahan," demikian diperingatkan kementerian luar negeri Qatar.
Partai oposisi Jordania, Front Aksi Islamis, yang merupakan sayap politik cabang lokal Ikhwanul Muslim, menyebut penerbitan kartun itu sebagai "serangan terhadap kaum Muslim di seluruh dunia".
King Abdullah II, yang pada pekan lalu bergabung dengan para pemimpin dunia saat pawai solidaritas antiteror di Paris, pada Kamis mengatakan bahwa terbitan terbaru Charlie Hebdo "tidak bertanggung jawab dan sembrono", demikian AFP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar