Jumat, 02 Januari 2015

Awan Cumulonimbus Sudah Dijelaskan dalam Al-Quran 1.400 tahun Silam







Awan Cumulonimbus menjadi perbincangan pascatragedi AirAsia QZ8501. Ternyata kehebatan Awan Cumulonimbus sudah dijelaskan dalam Alquran 1400 tahun silam.






Pesawat yang mengakut 155 penumpang dari Surabaya menuju Singapura itu disebut-sebut jatuh karena terjebak Cumulonimbus. AirAsia QZ8501 diduga melakukan manuver mendaki tajam sebelum akhirnya jatuh.





Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di lokasi hilangnya pesawat Air Asia ditemukan awan cumulonimbus (Cb) yang sangat tebal mencapai 5-10 kilometer.





Keberadaan awan Cb sering dianggap sebagai momok bagi kalangan penerbangan. Pengamat Penerbangan, Jusman Syafii Djamal, mengatakan awan cumulonimbus (Cb) dapat menyebabkan turbulensi dan mesin pesawat mati.





''Di dalam awan cumulonimbus terdapat butiran es yang mengalir. Kalau butiran ini masuk ke engine, maka dapat menyebabkan engine mati,” ujar Jusman.





Di dalam awan cumulonimbus tidak hanya terdapat aliran butiran es yang dapat membekukan mesin pesawat sehingga menyebabkan kerusakan dan pesawat tidak bisa terbang lagi. Di dalam awan cumulonimbus juga terdapat badai petir yang mengkilat-kilat.





Namun, jauh ribuan tahun lalu, Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW telah memaparkan keberadaan awan cumulonimbus tersebut.





Kepala Balitbang Kemenag Makassar, KH Hamzah Harun Al Rasyid MA, menyebar isyarat Alquran tentang Cumulonimbus , Kamis (1/1/2015) malam.





"Subhanallah, Nabi Muhammad SAW 1.400 tahun silam tanpa pesawat, tanpa satelit dan tanpa teropong, tanpa teknologi dapat menjelaskan jenis awan Cumulonimbus yang dituliskan dalam kitab Alquran," kata alumnus Universitas Al Azhar Mesir tersebut.





Berikut fakta kebenaran Alquran terkait awan cumulonimbus yang tertera dalam Surat An Nur ayat 43:





"Tidakkah kamu melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan lalu mengumpulkannya, kemudian Allah menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (awan Cumulusnimbus seperti) gunung-gunung tinggi, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dihindarkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan.






Maka, ditimpakan-Nya butiran-butiran es itu kepada siapa yang Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatannya hampir-hampir menghilangkan penglihatan.''





"Pakar dirgantara mengatakan dalam awan Cumulonimbus terdapat butiran es yang menyebar, dan badai petir yang mengilat, kalau butiran es itu masuk ke mesin dapat menyebabkan mesin pesawat mati," jelas Hamzah Harun.





Pakar uji terbang dari FlightFocus Setyo Soekarsono mengatakan pesawat tak akan bertahan di dalam pusaran awan cumulonimbus yang sangat dingin dan bermuatan petir. Pesawat yang terjebak awan cumulonimbus akan kehilangan ketinggian dengan sangat cepat. Ia mengibaratkan pesawat di dalam awan cumulonimbus layaknya kertas yang diombang-ambing angin.








1. Butiran Es





Dalam Tafsir Al Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al Qur'an, Quraish Shihab menafsirkan butiran es sebagai hujan es (hail) yang keluar dari gumpalan-gumpalan awan (awan cumulonimbus) yang besarnya bagaikan gunung.





''Ada juga yang berpendapat bahwa Allah SWT menciptakan di langit gunung-gunung es,'' tulis Quraish Shihab.





Hail atau hujan es merupakan fenomena atmosfer yang membahayakan bagi penerbangan. Badan luar pesawat bisa mengalami kerusakan apabila terkena jatuhan es dengan ukuran cukup besar dari awan cumulonimbus. Butiran es juga bisa masuk dan merusak mesin pesawat.





2. Besar Seperti Gunung





Data BMKG mencatat ada awan cumulonimbus yang sangat tebal (besar) mencapai 5-10 kilometer di lokasi hilangnya pesawat Air Asia QZ-8501.





Masih dalam kitab Tafsir Al Mishbah, Quraish Shihab menjelaskan awan-awan dikumpulkan lalu dijadikannya bertindih-tindih sehingga berat dan besar menjulang tinggi seperti gunung.





''Puncak kumulus (awan cumulonimbus) bisa mencapai 15 sampai 20 kilometer hingga tampak seperti gunung yang tinggi,'' sebut Quraish Shihab dalam penjelasannya.





3. Badai Kilat





Jaringan pemantau cuaca, Weather Bug, mengatakan petir menyambar di dekat jalur penerbangan Air Asia penerbangan QZ8501.





Dalam Surat An Nur ayat 43 disebutkan 'Hampir-hampir saja kilauan kilatnya menghilangkan penglihatan'. 





''Ayat ini dikemukakan dalam konteks uraian tentang kebesaran dan kekuasaan Allah dalam menciptakan kilat akibat gesekan-gesekan di awan,'' kata Quraish Shihab.





Dengan mengutip keterangan dari kitab Tafsir Al Muntakhab, Shihab menjelaskan sekitar 40 pengosongan aliran listrik dalam satu menit --karena cahayanya yang amat terang-- dapat mengakibatkan kebutaan bagi orang yang melihatnya.





Kasus ini sering terjadi pada pelaut dan penerbang yang menembus angin yang berguruh di lokasi-lokasi yang panas. ''Ayat ini mengisyaratkan suatu hakikat ilmiah yang baru diketahui setelah pesawat terbang ditemukan,'' tutupnya. 





wallahualam bissawab
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar