Sabtu, 10 Januari 2015

Aneh, Nomor Telpon Penumpang AirAsia Bisa Dihubungi





Ketua DVI Polda Jawa Timur, Kombes Pol Budiyono, mengaku, pihaknya mendapat laporan dari salah satu keluarga korban AirAsia QZ 8501 bahwa nomor salah satu penumpang yang jatuh sempat bisa dihubungi.


Telepon misterius berdering ke ponsel seorang keluarga korban AirAsia QZ8501. Yang mengejutkan, nomor si penelepon persis sama seperti salah satu kerabat yang ikut menjadi penumpang pesawat nahas tersebut.



Namun sayang saat hendak diangkat, sambungan terputus. Dan ketika dihubungi lagi, nomor telepon tersebut sudah tak aktif lagi. Seperti diungkapkan Ketua Tim DVI Jatim dan Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Pol Budiyono.



"Kemarin ada salah satu keluarga penumpang yang merasa dihubungi oleh handphone yang dibawa penumpang yang menjadi korban. Saat akan diterima mati, dicoba ditelepon lagi tidak bisa," kata Budiyono dalam konferensi pers di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Sabtu (10/1/2014).



Untuk mengecek laporan ini, pihaknya meminta Detasemen Khusus (Densus) 88 membantu melakukan penyelidikan. Bahkan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, kata Budiyono, juga tengah meminta bantuan dari Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara untuk menyelidiki nomor telepon tersebut.



"Sayangnya setelah kami klarifikasi, dicek, tidak te-record nomor tersebut, cuma ada saksi mata. Jadi ini semua masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut. Hanya 1 orang yang melaporkan demikian," tutur dia.



Berdasarkan provider nomor tersebut, sambung Budiyono, handphone sudah tak aktif sejak keberangkatan pesawat AirAsia pada 28 Desember 2014.



"Baik dari Mabes Polri juga tidak ada bukti-bukti ada komunikasi pada tanggal waktu keberangkatan, waktu sebelum keberangkatan aktif terakhir demikian," tandas Budiyono. Namun identitas penumpang AirAsia dan keluarganya itu tak diungkap. (*lip6)





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar