Senin, 05 Januari 2015

Jerman Diguncang Demonstrasi Rasis Anti-Muslim





Demonstran turun ke jalan beberapa kota di Jerman Senin waktu setempat guna menentang semakin meningginya imigrasi dan apa yang mereka sebut meningkatnya pengaruh Islam.



Aksi mereka ini mengabaikan seruan Kanselir Angela Merkel untuk tidak menggelar unjuk rasa seperti itu karena dianggap rasis.



Unjuk rasa yang diorganisir oleh gerakan akar rumput baru bernama PEGIDA, atau Patriot Eropa Melawan Islamisasi Barat, sudah menjadi hampir menjadi kegiatan mingguan di Dresden, Jerman bagian timur, dalam beberapa bulan terakhir.



Sekitar 18.000 orang tumpah ruah di Dresden, namun demonstrasi serupa yang berlangsung di Berlin dan Cologne yang berada di Jerman bagian barat malah kalah jumlah pengikut dibandingkan peserta demonstrasi tandingan yang menuduh PEGIDA mengipasi rasisme dan ketidaktoleranan.



Para demonstran PEGIDA melambai-lambaikan bendera nasional Jerman hitam, merah dan emas, serta membentangkan slogan-slogan yang antara lain berbunyi "Melawan fanatisme agama dan setiap bentuk radikalisme".



Di Cologne demonstran membentangkan poster bertuliskan "pilih kentang dari pada kebab", merujuk etnis Turki yang berjumlah tiga juta orang sehingga menjadi komunitas imigran terbesar di Jerman.



Jerman adalah negara paling liberal di dunia dalam hal pemberian suaka, sebagian karena demi memupus masa lalu yang hitam di era Nazi.



Jumlah pencari suaka yang tiba di Jerman yang kebanyakan berasal dari Timur Tengah meningkat tajam menjadi 200.000 tahun lalu, empat kali lebih banyak dibandingkan dengan 2012.



Pekan lalu, pada pesan Tahun Baru, Merkel meminta warga Jerman untuk menjauhi demonstran anti-muslim dengan menyebut hati mereka dipenuhi kebencian.



"Kita mesti berkata bahwa ekstremisme sayap kanan, permusuhan kepada orang asing dan anti-semitisme tidak bisa dibiarkan hidup dalam masyarakat kita," kata Merkel.



Di Cologne, yang memiliki penduduk muslim yang besar, terjadi demonstrasi tandingan yang berkekuatan 10 kali lebih besar dibandingkan demonstrasi PEGIDA, sedangkan di Berlin yang multietnis, 5.000 demonstran antirasis mengepung 400 demonstran anti-muslim.



"Jerman adalah negara di mana pengungsi dipersilakan datang dan mayoritas diam tidak boleh terus diam melainkan mesti ke luar ke jalanan untuk menunjukkan sikapnya," kata Menteri Kehakiman Heiko Maas di depan demonstran anti-PEGIDA.



Katedral Cologne, yang menjadi salah satu landmark paling terkenal Jerman, mematikan lampunya sebagai tanda protes terhadap demonstrasi anti-muslim, sedangkan Benteng Brandenburg di Berlin juga mematikan lampu sebagai bukti solidaritas pada demonstrasi tandingan anti-rasisme. (*ant)





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar