Permainan baru di Dunia Arab yang diistilahkan barat sebagai Timur Tengah mulai gencar muncul di permukaan.
Agresi Israel terakhir ke Jalur Gaza menciptakan koalisi-koalisi baru. Setelah teka-teki Amerika – Iran yang kemudian terjawab dan berubah menjadi koalisi “saling rela” untuk menghabisi ISIS di Irak, muncul poros baru yang lebih heboh.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengumumkan bahwa sejumlah Negara Arab siap menciptakan perdamaian dengan Israel. Buat apa mereka berdamai dan berkoalisi dengan Israel? Untuk melawan Hamas dan ISIS.
Dalam Koran Asy-Syarq Ausath, pengamat Timur Tengah Samir Hijawi menyatakan, ini untuk pertama kalinya deklarasi koalisi Arab – Israel sejak 1948 saat Israel berdiri. Sebelumnya, koalisi itu hanya rahasia. Koalisi ini perubahan penting dalam rumus permainan baru Timur Tengah. Dengan demikian pula, Amerika bertransformasi dari strategi Timur Tengah Baru ke Koalisi Baru di Timur Tengah karena ini dianggap lebih ringan biayanya dan lebih efektif daripada usaha menciptakan perubahan “mengakar di lapangan”.
Strategi baru Amerika ini diumumkan oleh Menlunya, John Kerry di depan Forum Saban milik Lembaga Brooking di Washington, “Kekerasan saat ini yang terjadi di Timur Tengah adalah peluang membentuk koalisi kawasan baru di kawasan antara Israel dan Negara-negara Arab. Di tengah tindakan terorisme di kawasan, kami melihat ada kemungkinan menciptakan blok baru di kawasan antara Negara-negara yang ikut dalam menolak ekstrimisme. Sebagian Negara itu akan memiliki kepentingan yang sama meski sedikit.”
Kerry memberikan kabar gembira bahwa Negara-negara Arab yang tak disebutkan namanya menyatakan diri siap menciptakan perdamaian dengan Israel dan Negara itu mampu menciptakan koalisi kawasan melawan Hamas, ISIS, gerakan Ahrar Sham Suriah, Jamaah Boko Haram Islam di Negeria. Kerry menyerukan, “Amerika akan teledor jika tidak memanfaatkan kesempatan itu.”
Menurut Hijawi, dari statemen Kerry menunjukkan, saat ini sudah ada pembicaraan, perundingan dan pembahasan antara Israel dan Negara-negara Arab tersebut. Ini bukan hanya impian dan lamunan Amerika yang dipropagandakan. Koalisi itu akan melawan gerakan yang dianggap teroris seperti Hamas, ISIS, Ahrar Sham, sebagaimana yang pernah terjadi di Mali, Afganistan, dan Pakistan. Jika terbentuk koalisi ini, Israel akan berubah menjadi “ketua” koalisi dalam “perang anti terorisme Islam”.
Koalisi ini tentu akan diikuti Iran meski ada Israel di sana. Ada kesamaan kepentingan Israel dan Iran yakni memerangi ISIS. Itulah yang disinggung Kerry dengan kata-kata “Negara koalisi yang disatukan sedikit kesamaan kepentingan dalam menolak ekstrimisme.” Masalahnya sekarang adalah bagaimana “merek koalisi baru ini” bisa diterima di public Arab. Menurut Amerika ini hanya membutuhkan promosi dan propaganda media. Karena itu Amerika perlu melakukan “bonsai” mindset Arab agar menerima dan mau berkoalisi dengan Israel, meski Negara kanker ini menjajah p dan membunuhi warganya. Amerika akan memasukkan cairan “penyelesaian damai” seperti penyelesaian Oslo yang akhirnya mengantarkan Israel ke Arab. Tapi yang pasti Amerika perlu menciptakan situasi dan lingkungan bagi koalisi Arab – Israel – Iran yang akan memerangi musuh bersama “kelompok takfir” atau jamaah jihad Arab.
Bagaimana dengan Israel? Pasca agresi terakhir ke Jalur Gaza, Menteri Kehakiman Israel, Tzipi Livni mengatakan, sangat penting membentuk front dan blok luas yang bertujuan menciptakan tata koalisi baru di Gaza untuk melumpuhkan dan melemahkan Hamas dan mencegahnya untuk mewujudkan capaian-capaian. Di lembaga Keamanan Nasional di Tel Aviv, Livni mengatakan, “Setelah dilakukan sejumlah pembicaraan yang saya pimpin dunia di antara Negara kawasan Arab dua pecan lalu, saya berkesimpulan bahwa ada peluang riil untuk menjadikan dunia sebagai agen melawan Hamas. Ini penting untuk keamanan Israel dalam jangka pendek dan panjang. Rugi jika kesempatan ini dilewatkan.”
Livni pun meminta segera membentuk poros Arab – Israel anti ISIS dan Hamas karena keduanya adalah musuh bersama. Inilah poros yang kemudian dideklarasikan Kerry.(at/infopal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar