*Diduga Penyebab AirAsia QZ8501 Jatuh
Awan Cumulonimbus lah yang dicurigai menyebabkan pesawat AirAsia QZ 8501 hilang kontak, Minggu (29/12) pagi.
Kepala Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), DR. Andi Eka Sakya, menyebut, hilangnya pesawat AirAsia berjenis Airbus 320-200 yang hilang pada pukul 06.17 WIB, Minggu (28/12), diduga karena ada awan cumulonimbus.
Dalam data awan dan cuaca di jalur pesawat AirAsia QZ8501 di detik-detik hilang kontak sekitar pukul 06.00 WIB, sepanjang rute penerbangan, kondisi cuaca berawan. Awannya bermacam-macam. Salah satu yang patut diwaspadai oleh penerbangan adalah awan cumulonimbus.
“Pada track di mana pesawat dinyatakan lost contact ada awan cukup tebal 48 ribu kaki atau 16 ribu meter. Pada jam-jam tersebut muncul awan-awan cb yang meluas,” jelasnya, di kantor BMKG, Senin (29/12).
Dijelaskan, karakteristik dari awan cumulonimbus ini disertai petir di dalamnya. Jadi, bila ada pesawat yang masuk ke dalam awan cumulonimbus itu, pesawat biasanya mengalami turbulensi hebat.
Cuaca memang cukup buruk pagi itu dan tak heran kalau banyak awan raksasa di sepanjang jalur penerbangan. Awan ini secara penampakan memang indah, namun mampu mengacaukan laju pesawat.
Setiap pesawat diharuskan untuk menghindari tubrukan bila berhadapan dengan awan ini di perjalanan. Coba lihat deretan foto awan-awan cumulonimbus yang indah namun mematikan.
Penampakan awan ini terlihat di wilayah Idaho, AS. (*Moon Jazz.
(Bart Freese)
Cumulonimbus Capillatus over Torrejón de Ardoz (Madrid)
Awan Cumulonimbus di Beijing China, ( imaginechina / catersnews )
Coyright: nobithai
Over Denton field, the storm was sneaking up on those in the stands. (Bart Freese)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar