Sebuah laporan mencengangkan menyebutkan, AS dan koalisi menghabiskan lebih Rp 10 miliar untuk membunuh setiap satu serdadu ISIS lewat pemboman dari udara.
Ini bukan angka resmi, tapi siapa pun bisa melakukan perhitungan sederhana untuk sampai pada kesimpulan seperti di atas. Caranya, jumlah biaya yang diklaim AS dibagi banyaknya serdadu ISIS yang tewas.
AS secara resmi mengklaim biaya serangan udara selama tiga bulan terakhir mencapai satu miliar dolar AS, atau Rp 12,4 triliun. Observatorium Hak Asasi Manusia di Suriah (SOHR) mencatat serangan udara AS dan koalisi menewaskan hampir 1.200 orang.
Dari jumlah itu, menurut SOHR, 52 orang warga sipil. Jumlah serdadu ISIS mencapai 1.046, dan kebanyakan bukan warga Suriah. Di luar ISIS, serangan koalisi juga menewaskan 72 jihadis Jabhat al-Nusra.
Jika biaya serangan udara AS dan koalisi dibagi jumlah korban di pihak ISIS dan Al-Nusra, maka AS setidaknya harus mengeluarkan Rp 10,8 miliar untuk membunuh setiap satu jihadis.
Jika ditambah dengan penduduk sipil, biaya yang dikeluarkan AS dan koalisi adalah Rp 10,4 miliar per orang.
Dari 52 warga sipil yang tewas, delapan adalah wanita dan lima anak-anak. Mereka tewas dalam serangan di ladang dan kilang minyak Al-Hasakah dan Der e-Zor, Raqqa, Menbej, di timur Aleppo, serta di pedesaan Idlib.
"Kami percaya jumlah korban mungkin lebih banyak lagi, tidak hanya dari kalangan penduduk sipil tapi juga ISIS dan Al Nusra," demikian keterangan SOHR.
"Namun sangat tidak mungkin memverifikasi jumlah korban tewas sebenarnya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar