Kanselir Jerman Angela Merkel mengutuk aksi demonstrasi anti-Muslim yang belakangan banyak terjadi di kota Dresden. Merkel mengatakan, sikap kebencian terhadap umat Islam atau agama lainnya tidak punya tempat di Jerman.
“Tidak ada tempat untuk Islamofobia, anti-Semit atau segala bentuk xenofobia atau rasisme di Jerman,” kata juru bicara Kanselir, Christiane Wirtz, berbicara atas nama Merkell, dikutip Reuters, Jumat (12/12)
Ekspresi publik yang menunjukkan sikap anti-imigran dianggap tabu di perpolitikan Jerman karena khawatir munculnya kembali sentimen kebencian yang ditunjukkan Nazi dengan pembantaian Yahudi dan kelompok lainnya dalam peristiwa Holocaust.
Merkel mengatakan bahwa Jerman memerlukan para imigran untuk menghindari krisis demografi.
Namun, pemerintah lokal Jerman mengatakan mereka tengah susah payah berupaya mengatasi membanjirnya para pencari suaka di Eropa yang jumlahnya terbesar dalam dua dekade terakhir.
Sepekan ini, Sebuah unjuk rasa besar-besaran menentang "Islamisasi Barat" berlangsung di Dresden, Jerman bagian timur, dengan jumlah peserta diperkirakan mencapai sekitar 10.000 orang.
Sebuah demonstrasi tandingan juga disiapkan, dengan jumlah masa yang diperkirakan sama besarnya.
Di kota Koeln atau Cologne, sekitar 15.000 orang menghadiri demonstrasi pada hari Minggu untuk mempromosikan toleransi dan keterbukaan pikiran, di bawah motto: "Kalian Cologne - tidak ada Nazi di sini."
Dresden adalah tempat kelahiran gerakan yang disebut "Warga Eropa Patriotik Terhadap Islamisasi Barat" (Pegida), yang menggelar unjuk rasa besar seminggu yang lalu.
Menteri Kehakiman Heiko Maas menyebut aksi Pegida itu "memalukan".
Imigrasi telah menjadi topik panas di Jerman tahun ini di tengah melonjaknya jumlah pencari suaka, akibat perang di Suriah dan Irak.
Media Jerman melaporkan bahwa Pegida tumbuh dari sebuah grup Facebook yang diluncurkan oleh Lutz Bachmann, 41, seorang ahli masak yang beralih menjadi desainer grafis.
Ia mengaku pernah dipidana di masa lalu, termasuk pengedaran obat terlarang. Dia bilang dia sudah menghabiskan dua tahun di penjara.
Partai demokrat sosial berhaluan kiri-tengah, SPD, yang turut dalam koalisi yang berkuasa dengan Kristen Demokrat pimpinan Kanselir Angela Merkel - menyebut Pegida sebagai "Nazi dengan baju garis-garis".
Sumber kepolisian yang dikutip Spiegel, situs berita online der Spiegel mengatakan ratusan aktivis Pegida di Dresden merupakan anggota dua kelompok hooligan dianggap sebagai kaum ultrakanan.
Menteri Kehakiman Heiko Maas mengatakan Pegida harus "dibuka kedoknya", dan ia menyerukan "gerakan tandingan yang luas yang merangkul masyarakat sipil dan semua partai politik". (*bbc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar