Selasa, 03 Februari 2015

“Jokowi Gampang Dihasut, Karena Terlalu Lugu”





Dalam menjalankan roda pemerintahan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai terlalu banyak diintervensi dari pihak Istana Negara juga partai pendukungnya.



Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon mengatakan, Jokowi adalah sosok yang belum punya pengalaman dalam politik. Terlebih sososk Jokowi yang lugu dinilai terlalu gampang dipengaruhi oleh orang-orang yang berada di sekelilingnya.



"Di Istana itu banyak penghasut Jokowi. Jokowi juga saya lihat gampang dihasut karena beliau itu lugu, jujur, orangnya baik, tidak ada punya niat politik," ujar Effendi kepada Okezone di Jakarta, Rabu (4/2/2015).



"Jokowi juga belum pengalaman makanya gampang dipengaruhi. Dia juga enggak paham dan belum pengalaman kepada politik nasional," tambahnya.



Anggota Komisi VII DPR itu juga mengatakan, Jokowi masih bingung untuk menjadi seorang pemangku kekuasaan tertinggi di Indonesia. Sebab kata Effendi, Jokowi selalu bergerak dengan seenaknya saja.



"Makanya bagaimana dia mau jalankan kapal besar, orang jalannya saja kayak LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) enggak sesuai aturan. LSM kan bergerak seenaknya saja, enggak ada yang ngatur," tegasnya.



Istana seperti Kafe



Jokowi juga dianggap terlalu banyak ikut campur dalam masalah perseturuan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Polri.



Seharusnya Jokowi fokus ke masalah-masalah global dan isu-isu ekonomi, bukan malah membentuk Tim Independen, padahal sudah ada Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).



"Harusnya Jokowo fokus ke masalah-masalah global, dan ekonomi, bukan malah ikut campur KPK dan Polri, malah cenderung Jokowi mendramatisir kisruh tersebut dengan membentuk Tim Indpenden," ujar Effendi.



Ditekankan Effendi, Jokowi tidak ikut masuk terlalu dalam ke ranah politik. Kerena menurutnya Jokowi akan semakin kelihatan tidak mengertinya jika terlalu fokus ke politik, seperti perseturuan KPK versus Polri.



"Sekarang aja kelihatan terlalu ikut campur ke politik kabinetnya juga ikut awut-awutan," tegasnya.



"Saya juga sebagai kawan mengingatkan jangan istana di jadikan kafe, gak bisa dong harus ada kewibawan, koq seenaknya saja orang lain mondar mandir di Istana," tegasnya. (*okezone)





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar