Pejabat senior Kurdi menolak tuduhan mantan PM Irak Nouri al-Maliki, yang menyebut Peshmerga bertanggung jawab atas kejatuhan Mosul ke tangan ISIS.
"Kejatuhan Mosul akibat kesalahan kebijakan Al-Maliki," ujar Khasro Goran, anggota dewan pemimpin Partai Demokratik Kurdistan (KDP) kepada situs rudaw.net.
"Pernyataan Maliki jauh dari kenyataan, karena posisi KDP dan Pemerintah Regional Kurdistan (KRG), sangat jelas," lanjutnya.
KDP dan KRG, masih menurut Goran, tidak pernah berniat membantu ISIS dan tidak menginginkan kota sebesar Mosul jatuh ke tangan jihadis.
Al-Maliki adalah perdana menteri Irak ketika Mosul jatuh ke tangan ISIS lewat serangan kilat, Juni 2014. Dalam wawancara dengan televisi Lebanon, Al-Maliki menunjuk Kurdi sebagai biang keladi kejatuhan Mosul.
"Kurdi mengatakan ISIS hanya akan memerangi rejim Al-Maliki dan Shiah, bukan tentara Irak," ujar Maliki kepada Al Manar Channel, televisi yang berafiliasi ke Hizbullah -- kelompok Shiah bersenjata di Lebanon.
"Inilah yang membuat komandan Divisi III Turki menarik diri," lanjutnya. "Antara 35 sampai 40 persen tentara Irak pergi begitu saja."
Al-Maliki juga menuduh Brigjen Hidayat Abdul Rahim, komandan divisi di Mosul, lebih loyal ke Kurdi daripada ke pemerintah Irak.
"Ia orang Kurdi. Lebih loyal ke Kurdi, bukan ke jajaran tertinggi militer Irak," Al-Maliki menuduh.
Goran punya versi lain. "Ada dua divisi tentara di Mosul, dua dan tiga. Komandan Kurdi selalu memimpin Divisi Ketiga, sedangkan komandan Divisi Kedua biasanya orang Sunni."
Namun, masih menurut Goran, Al-Maliki mencopot orang Sunni yang memimpin Divisi Kedua dan menggantinya dengan orang Shiah.
Jendral Shiah di Mosul lebih suka menjalakan konflik sektarian, untuk mengubah identitas kota. "Inilah yang menyebabkan orang Sunni di Mosul mendukung ISIS," Goran menambahkan.
Kepada situs rudaw.net, Abdul Rahim sebelumnya mengatakan; "Serdadu Sunni tahu apa yang akan terjadi. Sepuluh hari sebelum ISIS memasuki Mosul, 400 serdadu Sunni dari Divisi Ketiga, melarikan diri."
Abdul Rahim juga mengatakan; "Saya hanya komandan satu setengah batalion, bukan seluruh divisi. Al-Maliki melumpuh divisi hanya karena seorang Kurdi yang menjadi komandan divisi. Divisi Ketiga tidak memiliki kendaraan lapis baja, mortir, atau peluru."
Militer Irak di Mosul hancur saat menghadapi ISIS. Tentara Irak melepas meletakan senjata, melepas seragam, dan melarikan diri secara massal. Beberapa dikabarkan menyamar sebagai wanita.
Atheel Nujaifi, gubernur Mosul saat itu, mengungkapkan semua itu dalam pesan FB-nya ke Abdul Rahim sehari sebelum kota itu jatuh. "Dia mencomot pesan yang dikirim Faruq Ajari, pengurus kantor perdana menteri, yang meminta komandan lapis atas di Mosul melarikan diri.
"Jika Anda pejabat tinggi militer, bukankah Anda membutuhkan pakaian wanita agar bisa melarikan diri," demikian perintah kepada komandan divisi kedua dan ketiga di Mosul.
Goran juga mengatakan pernyataan Al-Maliki, yang kini menempati posisi seremonial sebagai wakil presiden, sama sekali tidak bernilai. (*inilah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar