Polemik menghapus doa masuk dan pulang kelas oleh kementrian pendidikan, Ustadz Yusuf Mansur memprotes kebijakan Menteri Kebudayaan dan Pendidikan, Anies Baswedan.
Anies dalam keterangan pers di kantornya, mengatakan akan merevisi tata cara tersebut. Dia mengatakan, karena ada protes dari orangtua siswa, akibat dominasi penganut agama tertentu dalam proses belajar mengajar.
Pengajaran berdoa saat masuk dan saat pulang sekolah, sudah diterapkan sejak lama.
"#memori 1. Semuuaaa siiy-yaaaappp...
Ketua kelas berdiri. Memberi aba-aba...
Dan kita pun ikut berdiri. Sbntr lg dngr aba2 yg berbeda." tulis Yusuf Mansur dalam akun twitternya, Selasa 9 Desember 2014.
"#memori 2. Beri saaa-lam...
kata Ketua Kelas lg...
lalu semuanya memberi salam bareng...
Assalaamu'alaikum warohmatullaahi wabarakaatuh." tulisnya.
"#memori 3. Ga lama terdengar ucapan syahadat bareng, dilanjut rodhiitu billaahi robbaa... dilanjut lg dg doa: robbi zidnii 'ilmaa..."
Yusuf Mansur mengingatkan lagi, bahwa di film Upin dan Ipin saja, tidak ada protes soal itu. Padahal, di kelas ada sosok non-muslim seperti Meymey maupun Jarjit.
"#memori 4. maaf. sekedar mengingat2 memori SD....
sambil nangis nih... dan sambil tertawa jg...
dulu saya sempet protes ke anak2 saya..."
"#memori 5. anak2 saya biasa ngucap...
"... Selamat pagi Cek-Gu..."
Saya blg, koq Malaysia siiihhh...?
Tapi skrng sy sadar, ada bagusnya."
"#memori 6. Bagusnya apa?
CekGu masih memberi salam...
"Assalaamu'alaikum ana'-ana'..."
"#memori 6. Di kelas Ipin Upin, ada anak China, Meymei. Ada anak India, Jarjit. &mereka biasa aja...
Yaaa Allah...
Terimalah airmataku.".
Sebelumnya, dalam keterangan persnya, Anies mengatkaan akan membuat tatib soal aktivitas di sekolah. Sehingga, tidak ada dominasi agama tertentu, yang menurut pengakuan Anies, saat didominasi agama tertentu maka penganut agama lain menjadi resah.
"Saat ini kita sedang menyusun, tatib soal aktivitas ini, bagaimana memulai dan menutup sekolah, termasuk soal doa yang memang menimbulkan masalah. Ini sedang direview dengan biro hukum," kata Anies, Senin kemarin.
"Sekolah di Indonesia mempromosikan anak-anak taat menjalankan agama, tapi bukan melaksanakan praktik satu agama saja," kata Anies.
"Sekolah negeri menjadi sekolah yang mempromosikan sikap berketuhanan yang Maha Esa, bukan satu agama,". [*inl]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar