Jumat, 05 Desember 2014

DPR Irlandia Akui Palestina karena Sakit Hati terhadap Israel





Parlemen Irlandia menyatakan, pengakuan terhadap kedaulatan Palestina adalah hal yang sangat penting. Pernyaataan ini terlontar setelah mereka merasakan pahitnya mendapat penolakan untuk memasuki wilayah Gaza oleh Pemerintah Israel.



Melansir Sputnik, Jumat (5/12/2014), Gerry Adam, ketua Partai Sinn Fein yang juga anggota Parlemen Irlandia menjadi sosok yang harus merasakan pahitnya penolakan tersebut. Adam ditolak ketika hendak melihat langsung kondisi di Gaza saat kemarin.



"Keputusan yang dimabil Israel adalah pengingat dari keharusan untuk mendukung upaya Palestina untuk mengamankan posisi mereka di PBB dan keharuskan untuk menyatakan pengakuan internasional terhadap negara Palestina," kata Adams.



Dirinya menyatakan, dia datang ke Gaza untuk melihat realitas yang ada di Gaza saat ini, dan berbicara langsung dengan orang-orang di sana.



“Akan berbeda jika warga Gaza yang menolak, tapi justru Israel lah yang tidak memperbolehkan saya masuk ke Gaza dengan berbagai macam alasan,” ucapnya.



Pemimpin partai Sinn Fein itu juga mengatakan, saat ini isu mengenai pengkuan kedaulatan Palestina dan pengakhiran pendudukan Israel di Palestina akan dibahas dalam pertempuan Dewan Eropa bulan depan.



Dia menambahkan, bahwa saat ini praktik apartheid benar-benar sedang dipraktikan Israel terhadap warga Palestina.



Dalam kujungan ke Palesitina, dirinya dikabarkan telah melakukan pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dan pemimpin partai inisitif nasional, Dr Mustafa Barghouti.



Adam menyebut, kondisi di Palestina sekarang jauh lebih buruk dari apa yang dia lihat saat terakhir kali menginjakan kaki di negara itu tahun 2009 lalu.
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar