Minggu, 07 Desember 2014

Mencari Imam Baru Masjid di AS seperti Mengharapkan Superman




William Suhaib Webb




Bagi banyak Muslim di Boston, Amerika Serikat menemukan imam baru untuk masjid mereka tampak seperti misi yang mustahil.





"Kami seperti mengharapkan Superman," kata Hamza Mahmood, 14 tahun, kepada Boston Globe dikutip OnIslam.net.





Menemukan seorang imam untuk menggantikan imam William Suhaib Webb, yang pindah ke Virginia untuk menjadi imam bagi organisasi pemuda muslim di sana, tidak akan menjadi tugas yang mudah.





The Islamic Society of Boston Cultural Center di Roxbury yang ditinggalkan Imam Suhaib Webb pun kelimpungan mencari imam baru.





Mereka menginginkan, imam dengan kemampuan memimpin dan menjaga persatuan umat. Juga bisa menjadi pemimpin shalat dan hafal Alquran di luar kepala.





Kebutuhan untuk imam baru yang bisa memberdayakan institusi muslim Amerika sangat mendesak. 





Tidak hanya itu, meningkatnya konflik Arab-Israel baru-baru ini dan kasus pemboman Boston Marathon membuat kebutuhan tersebut makin mendesak.





"Kami ingin keterbukaan, diterima, dijangkau dan membuat perbedaan yang positif di Amerika," kata Hossam Al Jabari, anggota dewan masjid di Roxbury.





"Itulah keinginan yang dipromosikan Imam Suriah Webb dan ke sanalah kami menuju."





Masjid di Boston dikenal sebagai masjid yang memiliki imam asli Amerika yang berkualitas. Pemimpin masjid di Boston terkenal karena pengurusnya berpendidikan tinggi dan profesional.





Setelah menjadi imam di Roxbury selama 3 tahun, Imam Suhaib Webb akan pindah ke Virginia untuk mengurus organisasi pemuda muslim MakeSpace. Imam Suhaib Webb, bersama pemimpin di MakeSpace, akan berusaha menyegarkan kembali iman para profesional muda di sana.





Kepergian Imam Suhaib Webb membuat kelompok pengajian pemuda di Roxbury menjadi putus asa. "Aku pikir tidak ada yang bisa menggantikannya," ujar Mirtangelis Pena, seorang mualaf yang kuliah di Bunker Hill Community College.





Namun demikian, para pemimpin masjid memahami bahwa mereka memiliki misi yang mendesak untuk melindungi kaum muda dari propaganda ekstrimis, misi yang membutuhkan imam yang mumpuni.





"Kita harus bertanya pada diri sendiri, di mana para imam, di mana para pemimpin politik dan sosial masyarakat Muslim yang tidak bisa mencegah hal ini terjadi?" kata Akbar Ahmed, Ketua studi Islam di Universitas Amerika, tentang pelatihan imam asli AS.





Ahmed, yang mengunjungi 100 masjid Amerika selama setahun dalam bukunya "Perjalanan ke Amerika: Tantangan Islam," mencatat bahwa banyak pemuda Muslim Amerika menemukan diri mereka, merasa bingung di antara dua budaya, baik budaya lama atau sepenuhnya budaya baru.





Suhaib Webb adalah seorang pendidik Amerika-Muslim, aktivis, dan dosen kontemporer. Karyanya menjembatani pemikiran Islam klasik dan kontemporer, menangani isu-isu budaya, sosial dan politik relevansi bagi umat Islam di Barat.





Setelah memeluk Islam pada tahun 1992, Webb meninggalkan karirnya di industri musik untuk mengejar hasratnya dalam pendidikan. (*dream)
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar