Sabtu, 28 Februari 2015

Venezuela Sanksi Sejumlah ‘Pejabat Teroris’ AS





Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Sabtu (28/2) mengumumkan pemerintahnya akan menolak untuk memberikan visa kepada sejumlah pejabat Amerika Serikat yang ia sebut "teroris".



Para pejabat AS tersebut meliputi mantan presiden George W. Bush dan Senator Marco Rubio serta Bob Menendez.



Ketika berbicara dalam pertemuan terbuka anti-AS, Maduro mengatakan tindakan itu diambil untuk meredakan "agresmi imperialis" dari Washington, yang telah meningkat dalam beberapa pekan belakangan, demikian laporan Xinhua, Minggu pagi.



"Ini adalah keputusan yang saya ambil sebagai Kepala Negara sejalan dengan Konvensi Wina, Konstitusi Bolivar kita dan kesadaran revolusioner rakyat Venezuela. Saya menyerukan pemberontakan dunia melawan imperialisme AS," katanya.



Maduro menambahkan ia akan membatasi jumlah diplomat AS yang diperkenankan bekerja di negara Amerika Selatan yang dipimpinnya dan mengharuskan warga negara AS mengajukan permohonan visa jika mereka ingin mengunjungi Venezuela.



Keputusan tersebut menyatakan tindakan AS mencampuri urusan dalam negeri Venezuela telah memaksa Maduro mensahkan serangkaian tindakan pembatasan.



Pada Sabtu (7/2) Maduro menolak "persekongkolan" baru oleh AS, yang bermaksud menggunakan Piagam Demokratik Antar-Amerika (IDC) di Organisasi Negara Amerika (OAS) untuk mensahkan campur tangan asing di negerinya.



Di dalam pidato yang ditayangkan televisi, Maduro mendesak Presiden AS Barack Obama agar memperbaiki sikapnya terhadap pemerintahnya dan menuntut dihormatinnya kedaulatan Venezuela.



Maduro menjelaskan bahwa laporan yang diajukan pada 7 Februari oleh Obama menunjukkan Washington akan mendukung "warga di semua negara tempat pelaksanaan penuh demokrasi menghadapi ancaman, seperti di Venezuela".



"Saya mengeluarkan seruan mendesak kepada semua pemerintah Amerika Latin agar mendukung Venezuela dan menolak persekongkolan baru yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap demokrasi kami," kata Presiden Venezuela tersebut.



IDC adalah alat yang disahkan pada 2001 oleh kebanyakan pemimpin sayap-kanan OAS guna mendukung campur tangan di Karakas.



Ia mendesak rakyat Venezuela agar "terus mengatasi persekongkolan" dan memperingatkan oposisi setempat bahwa pemerintahnya takkan membiarkan setiap bentuk kerusuhan di negara Amerika Selatan itu.



"Amerika Latin tidak lagi menjadi halaman belakang Amerika Serikat dan Venezuela bukan lagi koloni minyaknya," kata Maduro.

Rezim Mesir Nyatakan Hamas Teroris





Pengadilan Mesir mengeluarkan keputusan yang cukup mengejutkan, terutama bagi negara jiran mereka, Palestina.



Mahkamah pengadilan Mesir pada Sabtu (28/2), seperti diberitakan Reuters, memutuskan kelompok militan Palestina, Hamas, sebagai sebuah organisasi teroris.



Keputusan pengadilan Mesir muncul setelah negara itu mengadopsi sebuah undang-undang anti-teroris baru. Menurut pengadilan rezim, Hamas dianggap terbukti terkait dengan kelompok militan di Sinai.



Keputusan pengadilan Mesir ini sontak mendapatkan reaksi keras dari kubu Hamas yang hingga kini merupakan penguasa di Jalur Gaza, Palestina.



Menurut Hamas dalam sebuah pernyatannya setelah putusan, “Keputusan ini jelas mengejutkan dan berbahaya. Sebab seolah-olah Mesir telah menjadikan orang-orang di Palestina sebagai target.”



Sebelumnya, keputusan yang sama dikeluarkan oleh Pengadilan Mesir terhadap sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam, pada Januari lalu.



Pada tataran lapangan, keputusan pengadilan Mesir jelas membawa dampak buruk berupa ketegangan antara Gaza dan Kairo.



Sebenarnya selama bertahun-tahun, Kairo telah memainkan peran yang sentral dalam gencatan senjata antara Israel dan Palestina.



Dengan adanya keputusan ini, dikhawatirkan akan pula berdampak pada ketegangan lain yang merambat antara Palestina dan Israel.



Seorang juru bicara pemerintah Mesir,Hossam al-Qawish, seperti yang diberitakan Reuters, menolak untuk mengatakan apa tindakan selanjutnya dari pemerintah Mesir untuk menegakkan putusan pengadilan itu.



"Ketika putusan akhir dikeluarkan, kami baru akan membahas hal ini," katanya.

Jumat, 27 Februari 2015

Hahaha... Video Unta Tertawa Hebohkan Jagad Youtube





UNTA yang satu ini bisa jadi paham dengan hal yang diperbincangkan orang-orang sekelilignya. Dalam sebuah video yang diunggah ke YouTube pada 24 Februari lalu, ada unta yang ikut tertawa saat orang-orang di sekelilingnya bergurau.



Dikelilingi beberapa pria berjubah putih dan serban khas Timur Tengah, unta itu melihat langsung ke arah kamera. Sementara itu, beberapa pria di sekeliling unta bersorak kegirangan.



Seakan tak ingin terlewatkan guyonan, unta itu terlihat menggeleng-gelengkan kepala dan seolah mengulang suara-suara tawa dari pria di sekelilingya. Senyum lebar pun mengembang di wajahnya.



Terlihat, hewan khas padang pasir itu berada di bak belakang truk bak terbuka. Namun, tidak jelas di mana dan kapan video itu direkam.(mirror/ara/jpnn)



Bocoran Dokumen Rahasia Intelijen: “Obama Ancam Palestina”





Bocoran dokumen intelijen Afrika Selatan mengungkapkan bahwa Presiden Amerika Serikat Barack Obama sempat "mengancam" Presiden Mahmoud Abbas untuk menghentikan upaya pengakuan Palestina di PBB tahun 2012 silam.



Dalam ratusan bocoran dokumen yang diperoleh media Al Jazeera dan The Guardian terdapat laporan soal memo yang diserahkan agen intelijen Palestina pada koleganya di Afsel soal percakapan telepon antara Obama dan Abbas.



Pada memo soal percakapan tanggal 22 November 2012 itu, Obama disebut telah menelepon dan "mengancam" Abbas untuk tidak melanjutkan upaya di PBB. Disebutkan selanjutnya, Abbas tidak takut dengan ancaman tersebut dan "bersikeras untuk tetap maju". Tidak disebutkan ancaman seperti apa yang dilancarkan Obama.



Abass tetap melanjutkan upaya pengakuan kedaulatan Palestina dan mendapatkan keanggotaan di badan kebudayaan PBB, UNESCO. Langkah ini berujung pada naiknya status Palestina di PBB dari "entitas" menjadi "negara pengamat non-anggota".



Israel dan AS khawatir pencapaian Palestina ini akan berakhir di keanggotaan Mahkamah Pidana Internasional, ICC. Dengan keanggotaan di ICC, Palestina bisa menyeret Israel atas kejahatan terhadap kemanusiaan.



Selain ancaman Obama pada Abbas, dokumen intel itu juga mengungkapkan bahwa Israel mengirimkan mantan kepala Mossad Meir Dagan untuk melobi pejabat intelijen Afsel pada Oktober 2009. Dagan melakukan lobi agar negara itu tidak mendukung temuan PBB yang dipimpin hakim dari Afsel Richard Goldstone soal kejahatan kriminal Israel pada pengeboman dan invasi Gaza selama tiga minggu pada akhir 2008-awal 2009.



Saat itu Dagan memperingatkan bahwa jika Afsel menerima laporan Goldstone maka akan "merusak proses perdamaian". Upaya Israel menekan Abbas untuk menyetujui penangguhan laporan tersebut menjadi bumerang, laporan Goldstone didukung oleh Majelis Umum PBB bulan berikutnya.



Selain itu, dokumen intel Afsel juga menyebutkan upaya CIA untuk melakukan kontak dengan Hamas. Padahal, pemerintah AS melarang segala bentuk hubungan dengan organisasi yang dianggap teroris itu.



CIA berupaya keras membina hubungan dengan Hamas atau merekrut agen di dalam partai yang menguasai Gaza tersebut. Hal ini dibicarakan oleh CIA kepada agen Afrika Selatan pada 2012.



The Guardian menuliskan, informasi lain yang terdapat di dalamnya adalah soal intelijen Korea Selatan yang mengincar pemimpin Greenpeace dan soal mata-mata Afrika Selatan pada Rusia terkait kesepakatan satelit bersama senilai US$100 juta. Terdapat juga bocoran laporan Mossad tahun 2012 yang mengatakan bahwa Iran tidak mampu membuat senjata nuklir, pernyataan yang bertentangan dengan pidato Perdana Menteri Benjamin Netanyahu beberapa bulan sebelumnya.



Bocoran ini juga muncul selang 20 bulan setelah Edward Snowden membongkar dokumen rahasia Badan Keamanan Nasional AS, NSA, menunjukkan celah keamanan yang lebar di sumber informasi intelijen.



"Bocoran seperti ini mempengaruhi kredibilitas badan-badan intelijen dan bagaimana mereka bekerja sama. Hal ini bisa berujung pada dihapuskannya beberapa proyek," kata Mike Hough, profesor dari Institut Studi Strategis di Universitas Pretoria.



CNN

Butuh 1 Abad Benahi Gaza yang Dihancurkan Israel





Pembangunan kembali rumah, sekolah dan rumah sakit di Gaza yang hancur dibombardir Israel tahun lalu butuh waktu hingga 100 tahun untuk rampung jika blokade masih diterapkan, seperti disampaikan badan pemberi bantuan Oxfam.



Dikutip Reuters, Kamis (26), Oxfam mengatakan bahwa blokade harus dicabut agar bahan-bahan bangunan yang kebanyakan impor bisa masuk.



Oxfam merinci, Gaza membutuhkan 800 ribu truk bahan bangunan untuk membenahi infrastruktur yang rusak dalam serangan 50 hari Israel pertengahan tahun lalu. Hingga saat ini hanya sepertiga dari satu persen bahan bangunan yang diperlukan bisa masuk Gaza dalam tiga bulan terakhir.



Serangan Israel antara Juli dan Agustus tahun lalu telah menewaskan 2.100 warga Palestina dan dibalas Hamas, membunuh 73 warga Israel. Gaza yang dihuni 1,8 juta warga Palestina porak poranda.



Blokade Israel diterapkan setelah Hamas memenangkan pemilu tahun 2006. Sejak saat itu, Israel dan Mesir mengontrol ketat pergerakan barang dan orang keluar masuk wilayah itu.



Sekitar 100 ribu orang - lebih dari setengahnya anak-anak - saat ini hidup di penampungan sementara karena rumah mereka hancur. Ribuan lainnya tinggal di dalam bangunan mereka yang sudah tidak utuh lagi, menggunakan pelindung seadanya agar tidak kebasahan atau kedinginan.



Direktur regional Oxfam Catherine Essoyan mengatakan, semakin lama blokade diberlakukan, semakin banyak nyawa yang terancam.



"Keluarga-keluarga tinggal di rumah tanpa atap, dinding, atau jendela selama enam bulan terakhir. Banyak yang hanya punya listrik selama enam jam sehari dan tanpa air yang mengalir," kata Essoyan.



Oxfam juga mengatakan bahwa hanya sedikit dari komitmen bantuan banyak negara Oktober lalu ke Gaza sebesar US$5,4 miliar yang masuk ke wilayah itu.



Badan Pemulihan dan Pekerjaan PBB, UNRWA, mengatakan bahwa Jepang berkontribusi sebesar US$32,3 juta untuk Gaza. Sebanyak US$14 juta dari bantuan tersebut akan dialokasikan untuk perbaikan dan subsidi penyewaan rumah bagi warga Palestina.



Bulan lalu UNRWA mengatakan, akibat kekurangan bantuan internasional, mereka terpaksa menunda pembayaran perbaikan rumah ribuan warga Palestina yang rusak.



CNN

Fenomena Menakjubkan “Lubang Langit” yang Memukau Mata



Fenomena Fallstreak atau lubang gumpalan yang terjadi akibat pergerakan atmosfer yang terbilang langka di Surrey, British Columbia, Kanada, 22 Februari 2015. Dalam sebulan terakhir, wilayah British Columbia, Kanada, dan Washington, Amerika, telah terjadi fenomena awan berlubang sebanyak empat kali. (dailymail)





Pemandangan fenomena awan berlubang atau fallstreak di Spokane, Washington, 18 Februari 2015. Para ahli mengatakan awan yang menakjubkan yang terlihat seperti gelombang yang dikenal sebagai awan hole-punchs atau lubang fallstreak. (dailymail)



Unusual: The rare cloud formations have been appearing more frequently above Washington and British Columbia this past month. The above picture and following three images were taken by Zora Fernandez, from the Sheraton Guilford Hotel in Surrey, BC around 6:30am on February 22

Fenomena lubang awan Fallstreak yang mulai memudar di Surrey, British Columbia, Kanada, 22 Februari 2015. (dailymail)



Phenomenon: The formations occur when ice particles are rapidly introduced into a cloud and water droplets start to fall suddenly, causing a hole in the cloud, and a few wisps where the condensation is happening. Another picture taken by Zora Fernandez in Surrey, BC Sunday morning

Fenomena lubang awan Fallstreak di Surrey, British Columbia, Kanada, 22 Februari 2015. Meski seperti lubang namun sebenarnya awan tersebut tidak berlubang, melainkan karena awan yang terbentuk ketika suhu di bawah titik beku, lalu jatuh ke bumi karena massanya yang bertambah sehingga meninggalkan rongga yang terlihat seperti lubang. (dailymail)



Beautiful colors: Rainbows are sometimes seen with fallstreak clouds, thanks to light refracting off the water droplets. Another picture taken by Zora Fernandez in Surrey, BC Sunday morning 

Fenomena langka lubang awan Fallstreak di Surrey, British Columbia, Kanada, 22 Februari 2015. Terkadang fenomena ini bisa terlihat lebih indah dengan pelangi akibat pembiasan cahaya oleh air di dalam awan. (dailymail)



Like a brushstroke: Fallstreak holes are created by a rare atmospheric occurrence sometimes sparked by passing airplanes. Another picture taken by Zora Fernandez in Surrey, BC Sunday morning 



www.dailymail.co.uk

Paman Sam: Pemimpin Anti-Teror atau Peternak Teror?






Amerika Serikat (AS) selama ini selalu berusaha ingin menganggap dirinya sebagai pemimpin aliansi anti-terorisme semenjak serangan mematikan 11 September pada tahun 2001, namun tanpa disadari Sam justru memiliki 'identitas rahasia' sebagai peternak teroris.





Demikian tulis media China, dalam sebuah artikel yang membahas mengenai jejak-jejak negara tersebut di wilayah Timur Tengah, yang dipublikasikan Xinhua berjudul AS: Pemimpin anti-teror atau petenak teror?





Menurut mereka, hampir semua 'sel teror' muncul di negara yang pernah invansi oleh AS.





"Saat berperang melawan invasi Soviet di Afghanistan 1979-1989, badan-badan intelijen AS mendukung banyak kelompok 'fundamentalis' Islam di negara tak bergaris berpantai serta di negara-negara Islam lainnya. Dan seorang pengusaha Arab muncul sebagai anak didik terbaik Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat dalam perang pengganti diantara dua kekuatan super. Ia bernama Osama bin Laden," Tulis Xinhua.





"Al-Qaeda, kelompok 'teroris' banyak pendirinya dilatih oleh pemerintah AS, telah menjadi kelompok teroris terbesar dan paling terkenal di dunia. Dan memiliki bisnis waralaba yang mencapai hampir semua negara-negara Islam yang dilanda perang," lanjut tulisan itu.





Sementara IS (Islamic State), lanjut Xinhua, yang dianggap "terlalu ekstrem" di mata para pejuang al-Qaeda, mulanya anggota kunci mereka dilatih oleh CIA dan pasukan khusus pemerintah di sebuah kamp rahasia di Yordania pada tahun 2012, menurut RT, mengutip informasi pejabat Yordania.





"Terlebih lagi, jejak badan-badan intelijen AS yang tidak terbatas di dunia Islam," tambah Media top Cina itu.





Dalam artikel itu, Xinhua menyebut CIA dilatih dan 'memelihara' dua teroris yang mencoba membunuh pemimpin Kuba Fidel Castro dan menggulingkan pemerintah komunis di negara itu.





"Luis Posada Carriles, seorang warga Kuba yang melarikan diri ke Amerika Serikat setelah Revolusi Kuba, membantu mengatur invasi Teluk Babi, dan setelah itu gagal, ia menjadi agen CIA," tulisnya.





Luis Posada Carriles dilatih di Fort Benning, sebuah pos Angkatan Darat AS di luar colubus, Georgia. Dari tahun 1964 sampai tahun 1968, dia terlibat dalam serangkaian pemboman dan kegiatan rahasia anti-Castro lainnya.





Amerika dinilai terlalu menjunjung tinggi bendera anti-terorisme dan kepentingan egois mereka, tanpa menyadari bahwa mereka penyebab kehadiran 'sel-sel' yang kemudian hari mereka sebut 'teroris'.





"Washington tidak terlalu memperhatikan akar penyebab terorisme, yang harus dianggap menarik. Sebagai kelompok baru yang masuk daftar hitam, ISIS bukanlah berasal dari Iran atau Korea Utara, dimana kedua kerap disebut musuh Washington. Namun ISIS muncul di Irak, negara yang 'dibebaskan' dan 'demokratisasi' oleh AS sendiri," tulis Xinhua.





Dalam artikel itu juga disebutkan bahwa secara sadar atau tidak, AS telah menbuat beberapa negara menjadi 'sarang teroris' dengan kebijakan yang mereka ambil. Seperti operasi di Afghanistan dan juga Libya.





"Diakui atau tidak, AS telah memerankan sebuah peran besar sebagai seorang peternak teroris, ketika mereka (AS) menjadikan Afghanistan, Irak, Suriah, dan Libya menjadi medan tempur, dan terus membiarkan negara tersebut terbakar perang, tanpa jaminan keamanan dan stabilitas," tambah artikel itu.



XINHUA