Jumat, 06 Maret 2015

Inggris Larang Iklan Wisata, “Yerusalem Milik Israel”





Badan pengawas iklan Inggris (ASA) melarang peredaran sebuah iklan pariwisata pemerintah Israel yang menunjukkan bahwa Kota Tua Yerusalem adalah bagian dari negara itu, pada Rabu (4/3).



Iklan yang berupa brosur yang dipublikasikan di surat kabar itu memperlihatkan panorama Kota Tua Yerusalem dengan tulisan "Israel memiliki semuanya".



Dilaporkan Al-Arabiya, ASA menyatakan bahwa tulisan di iklan tersebut menyiratkan Yerusalem, yang termasuk dalam salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO, merupakan bagian dari Israel.



Masyarakat internasional menganggap bahwa Kota Tua Yerusalem merupakan bagian dari wilayah Palestina yang diduduki Israel. Sementara, Israel mengklaim bahwa Kota Tua Yerusalem merupakan bagian dari ibu kota negara tersebut.



Sengketa ini kemudian menjadi makin panas karena Kota Tua Yerusalem merupakan kota suci bagi tiga agama, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi, di mana terdapat Masjid al-Asqa, Tembok Ratapan, dan Gereja Makam Suci.



ASA kemudian menginstruksikan agar brosur yang berjudul "Israel Land of Creation" ini tidak muncul lagi.



"Kami memahami bahwa status wilayah tersebut merupakan subyek dalam sengketa internasional," bunyi pernyataan dari ASA, dikutip dari Al-Arabiya, Rabu (4/3).



"Oleh karena itu kami menganggap iklan ini dapat menyesatkan konsumen untuk memercayai bahwa Kota Tua Yerusalem adalah bagian dari Israel dan sehingga mereka mengambil keputusan transaksional yang seharusnya tidak mereka ambil," bunyi pernyataan dari ASA.



Brosur tersebut memperlihatkan foto yang menunjukkan simbol Kota Tua berwarna emas dan Kubah Shakhrah yang merupakan situs suci bagi umat Muslim, dengan bangunan modern Yerusalem Barat sebagai latarnya.



Teks pada foto tersebut berbunyi: "Semua orang cinta dengan Kota Tua, dengan gangnya yang sempit dan bebas mobil, penuh peziarah dan suasana riuh ramai."



Dalam pembelaannya, Kantor Pariwisata Pemerintah Israel membantah brosur tersebut mengindikasikan Yerusalem Timur dan Kota Tua sebagai bagian dari negara Israel.



"Mereka mengatakan iklan itu tidak berusaha untuk membuat pernyataan politik, karena tidak pantas bagi sebuah iklan untuk melakukan hal itu," bunyi pernyataan dari ASA.



"Sebaliknya, mereka percaya bahwa brosur tersebut memberikan informasi praktis yang menjelaskan pengunjung dapat pergi ke tempat-tempat yang tercantum dalam iklan tersebut, seperti Kota Tua Yerusalem, yang hanya bisa dikunjungi melalui perjalanan ke Israel," bunyi pernyataan dari ASA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar