Senin, 19 Januari 2015

Ini Bukti Kebebasan Berbicara di Prancis Hanya Bagi Mereka yang Anti-Islam







Seorang komedian Prancis akan diadili dengan tuduhan membuat terorisme terkesan sebagai suatu aksi yang mulia setelah menulis di akun Facebook-nya bahwa ia merasa sebagai Charlie Coulibaly.





Ini adalah permainan kata yang menggabungkan slogan Je suis Charlie (saya Charlie) dan nama salah satu dari tiga orang pelaku serangan.



Amedy Coulibaly, yang namanya menginspirasi lelucon itu, membunuh seorang polisi dan empat pelanggan di sebuah toko halal pekan lalu di Paris, dua hari setelah dua orang bersenjata menembak 12 orang di dan dekat kantor majalah Charlie Hebdo.



Jaksa pada Senin melakukan penyelidikan atas komentar yang dibuat Dieudonne M'bala M'bala, yang sebelumnya telah menghadapi tuduhan anti-Semit dan mengejek pembunuhan wartawan Amerika Serikat, James Foley, oleh milisi Negara Islam.



Dia ditahan untuk diperiksa sebelumnya pada Rabu dan pada malam hari jaksa mengatakan ia akan diadili.



Pengacaranya, Jacques Verdier, mengatakan kepada BFM-TV bahwa penangkapan kliennya atas komentar Charlie Coulibaly adalah benar-benar di luar proporsi. Jika terbukti bersalah mengistimewakan terorisme, Dieudonne bisa terancam tujuh tahun penjara.



Dieudonne menarik perhatian internasional tahun lalu setelah mantan striker Prancis, Nicolas Anelka, merayakan gol di Liga Utama Inggris dengan melakukan hormat yang dipopulerkan Dieudonne yang dinilai kritikus memiliki konotasi anti-Semit.



Presiden Prancis Francois Hollande membela kebebasan berpendapat Charlie Hebdo di negaranya meski aksi menentang publikasi "Charlie Hebdo" merebak di berbagai negara di dunia. Di sisi lain, Prancis menangkap Dieudonne M'bala karena menyampaikan ekspresi.
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Minggu, 18 Januari 2015

FOTO | 10 Fenomena Alam Paling Menakjubkan







Balls Pyramid - Bukit batu ini menjulang setinggi 562 meter, menjadikannya sebagai batu menjulang tertinggi di dunia. Anda bisa menemukannya di Lord Howe, New South Wales, Australia. (Jean Paul Ferrero/Ardea/Caters News)







The Wave di Utah - batu-batu ini terkikis secara alami sehingga terbentuk seperti gelombang. Figur ini terbuat dari batu pasir zaman Jurassic yang diperkirakan sudah berumur 190 juta tahun. (Steffen and Alexandra Sailer/Ardea/Caters News)







Batu Berjalan di Death Valley, California - Fenomena geologis ini masih jadi teka-teki bagi para ilmuwan. Bagaimana tidak? Batu-batu ini bisa bergerak sendiri, padahal permukaannya terbilang rata. (Alexandra Sailer/Ardea/Caters News)








The Pool Champagne, sebuah sumber air panas berwarna-warni di area Waiotapu Geothermal, Selandia Baru. Temperatur permukaan airnya saja tercatat sepanas 74 derajat Celsius. Permukaanna yang nampak bergelembung bukan hanya dari panasnya, namun karena karbondioksida yang tinggi di sana. Mineral yang terkandung di dalamnya adalah emas, perak, merkuri, belerang dan arsenik. (Alexandra Sailer/Ardea/Caters News)










Karang tufa pinnacles di Danau Mono Lake, Sierra Nevada - Sebagai cekungan danau terakhir, Danau Mono menyimpan air dalam jumlah banyak namun tidak dapat mengalir dengan baik. Satu-satunya proses alam yang terjadi adalah "penguapan", yang mengakibatkan jumlah air perlahan berkurang sampai karang-karang kapur ini terlihat. (Bob Gibbons/Ardea/Caters News)









Batu gajah di Valley of Fire State Park, Nevada - Batu pasir ini terlihat seperti gajah secara kebetulan. (Steffen and Alexandra Sailer/Ardea/Caters News)







The Moeraki Boulders of New Zealand - Batu bulat ukuran raksasa ini terbentuk di dasar laut, namun kini dapat dilihat di pinggir pantai karena erosi yang terjadi selama berabad-abad. (Alexandra Sailer/Ardea/Caters News)










Kolam Keindahan, Taman Nasional Yellowstone - Mata air panas ini menyimpan ganggang yang berwarna-warni sehingga menimbulkan efek warna yang cantik jika dilihat dari permukaan. (Francois Gohier/Ardea/Caters News)










Lubang Biru Raksasa di Belize - Sebuah lubang dengan luas 984 kaki dengan kedalaman 407 kaki terdapat di Belize. Lubang ini terbentuk karena fenomena di zaman es yang mengakibatkan perubahan pada permukaan air laut yang jauh lebih rendah. (Kurt Amsler/Ardea/Caters News)











Danau Merah Muda (Pink), Hiller, Australia Barat - Para ilmuwan menyimpulkan bahwa warna merah muda ini muncul karena tumbuhnya ganggang di bawah danau yang mengakibatkan fenomena warna unik. (Jean Paul Ferrero/Ardea/Caters News)
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.












Issa, Kisah Bocah 10 tahun Pembuat Senjata Suriah (PHOTOS)






Diusianya yang ke 10 tahun, Issa sudah menjadi seorang anak yang ahli dalam memperbaiki rudal dan mortir. Konflik di Suriah memaksa ia bergelut bersama ayahnya sebagai pembuat senjata.





10-Year-Old Works Alongside Father in Weapons Factory



Dengan penuh ketelitian ia selalu mengerjakan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Ayahnya memang telah mengajarinya sejak beberapa tahun yang lalu terutama sejak banyak keluarga di Allepo memilih mengungsi dan tinggal di kamp-kamp pengungsian yang tersebar diberbagai perbatasan negeri.








Disaat anak-anak lainya pergi mengungsi Issa memilih bersimbah keringat diruang yang pengab, ia sibuk membuat rudal-rudal yang akan digunakan oleh para pemberontak.





10-Year-Old Works Alongside Father in Weapons Factory



Issa begitu menikmati harinya, dari sang ayah ia mengetahui beragam ilmu tentang senjata yang mematikan.






10-Year-Old Works Alongside Father in Weapons Factory


Issa paham bila senjata yang ia rakit bersama ayahnya digunakan untuk berperang, namun ia belum terlalu peduli bila sebenarnya apa yang ia buat adalah senjata yang mampu menghancurkan hak hidup seseorang.





10-Year-Old Works Alongside Father in Weapons Factory


Ditangannya mortar dirangkai, tubuhnya yang mungil tenggelam dalam senjata yang mampu membunuh banyak jiwa.





10-Year-Old Works Alongside Father in Weapons Factory


Kisah Issa tentunya berbeda dengan hidup banyak anak didunia, bertahan dikancah perang bersama keluarga adalah pilihan sulit yang harus ia jalani sebagai seorang bocah.





10-Year-Old Works Alongside Father in Weapons Factory


Konflik di Suriah hingga kini telah mengakibatkan aksi pengungsian besar yang didominasi oleh anak-anak. Namun masalah juga terjadi didalam negeri yang terkoyak itu, ratusan anak masih bertahan dalam kecamuk perang yang tak kunjung usai.







Sehari-hari ia bergaul dengan senjata di bengkel yang dimiliki pasukan pemberontak di Suriah.



10-Year-Old Works Alongside Father in Weapons Factory

Bersama ayahnya yang menjadi pendukung pasukan gerilyawan, Issa bekerja rutin dari pagi hingga sore datang. Bila hari Jum'at ia memilih tinggal dirumah dan melangkahkan kakinya ke masjid untuk melaksanakan shalat.


















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.













“Jokowi jadi Presiden karena Mega, Itu Nggak Gratis”






Pengamat Militer dari Universitas Pertahanan Salim Said menyatakan, restu Megawati Soekarnoputri terhadap Joko Widodo dan Jusuf Kalla untuk menjadi presiden dan wakil presiden tak tulus. 





Restu tersebut juga memiliki unsur politis yang sarat kepentingan saat keduanya berhasil memenangkan pemilihan umum.





"Yang membuat Jokowi jadi presiden itu Mega. Itu tak gratis. Kalau Mega punya kepentingan pasti dia minta ke Jokowi," kata Salim di Menteng, Sabtu, 17 Januari 2015. 





Ia menyatakan, polemik pengajuan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai kepala kepolisian sangat kuat adalah keinginan dan permintaan Megawati. Budi dikenal Mega sebagai sosok polisi baik saat jadi ajudannya selama lima tahun.





Saat Jokowi jadi presiden, Mega kemungkinan ingin orang-orang yang dinilainya baik secara subjektif dapat memiliki posisi penting dan tinggi, termasuk Budi. Jokowi sampai saat ini belum bisa gamblang menolak keinginan Megawati. (Baca: Tunda Budi, Jokowi Atasi Desakan Kubu Megawati)





"Dia (Jokowi) sekarang bisa menyelesaikan masalah ini. Tapi akan terus berhadapan dengan masalah yang sama seperti ini. Apakah sanggup terus kaya begini?" kata Salim.





Sebagai presiden tanpa kekuatan partai, posisi Jokowi memang sulit karena harus mendapat dukungan real politik di parlemen dari PDIP dan koalisi Indonesia Hebat yang berada di bawah kuasa Megawati. 





Jokowi hanya presiden populer yang memiliki dukungan rakyat. Akan tetapi dukungan ini akan semakin hilang jika Jokowi terus mengikuti keinginan Megawati atau partai politik yang bertentangan dengan kehendak rakyat. Hilangnya dukungan rakyat dan lemahnya posisi politik akan menjatuhkan Jokowi dengan cepat.





"Jokowi harus menemukan gaya politik yang tepat. Kalau begini terus bisa hancur," kata Salim.





Permasalahan Budi Gunawan hanya satu dari banyak masalah serupa yang akan muncul di kemudian hari. Megawati dan koalisi akan terus merongrong pemerintahan Jokowi atas restu dan dukungan yang tak gratis. (*tempo)
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Konspirasi Busuk di Istana Negara yang Dibeber ke Media





Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Komisaris Jenderal Pol Budi Gunawan sebagai Kapolri menuai kontroversi di masyarakat. Keberadaan jenderal bintang tiga tersebut diyakini tidak bersih.


Tak lama setelah diumumkan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) langsung menetapkan Budi sebagai tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi penerimaan hadiah atau janji pada saat menduduki jabatan sebagai Kepala Biro Pembinaan Karier SSDM Polri pada 2004-2006. Jabatan itu diemban Budi selepas menjadi ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri 2001-2004.


Tak pelak, pengumuman itu seakan memberikan bukti bahwa Budi tidak sesuai dengan janjinya dalam pemberantasan korupsi. Bahkan, sejumlah relawan pun berbalik menentangnya sembari meminta agar Budi tidak dilantik sebagai Kapolri.


Meski begitu, relawan tetap membela Jokowi. Ada yang menyebut penunjukan Jokowi adalah upaya pintar untuk menunjukkan Budi tidak sepenuhnya bersih, ada pula yang menyebut intrik di dalam Istana sebagai penyebab terjadinya gonjang ganjing di dalam Istana.





Berikut cara loyalis Jokowi beberkan kotor dan mengerikannya intrik di Istana yang dikutip merdeka.com, Sabtu (17/1):


Bandit Istana


Pengamat politik, Boni Hargens menilai ditetapkannya Budi sebagai tersangka adalah bukti adanya 'bandit' di sekeliling Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia menuding Budi merupakan figur yang di usung oleh 'bandit' tersebut.


"Budi Gunawan adalah figur yang didorong oleh sejumlah bandit di sekitar Jokowi," kata Boni dalam siaran persnya, Jakarta, Selasa (13/1).


Selain itu, Boni menduga pencalonan Budi sebagai Kapolri adalah sebuah jebakan yang dibuat oleh pihak-pihak tertentu untuk menjatuhkan masa kepemimpinan Jokowi. Sehingga, menurutnya niat yang terselubung itu harus dihentikan.


"Penetapan Budi Gunawan jadi tersangka oleh KPK adalah blessing in disguise, berkah terselubung. Maka mereka harus segera disingkirkan," jelasnya.


Tak hanya memberikan kritikan terkait pencalonan Budi, Boni juga mengapresiasi terkait langkah KPK yang langsung menetapkan Budi sebagai tersangka. Baginya, KPK dan PPATK telah bekerja sesuai komitmen dengan tindakan nyata.


Lebih lanjut, dengan adanya peristiwa ini Jokowi diharapkan bisa bekerja sama dengan KPK. Pasalnya, hal itu dapat meminimalisir 'bandit' dalam ranah politik maupun hukum.


"Dua lembaga ini telah mewakili kehendak publik dalam menjamin pemerintahan bersih dan demokratis. Kita berharap ke depan Jokowi tetap bergandengan tangan dengan lembaga ini supaya bisa secara sama-sama memerangi segala bentuk banditisme dalam politik dan dalam sektor lain seperti ekonomi dan hukum," tutupnya.


Dikepung Kepentingan


Sejumlah relawan 'salam 2 jari' mendatangi Istana Kepresidenan. Mereka berniat ketemu dengan Presiden Joko Widodo, sosok yang pernah menjagokan di Pilpres 2014 lalu.


Tapi niatan bertemu batal. Padahal, mereka ingin menyampaikan penolakan terhadap pencalonan Kapolri Komjen Polisi Budi Gunawan yang ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.


"Jam 3 katanya ada pertemuan, enggak jadi juga," ujar salah satu relawan, Fadjroel Rachmad dengan wajah kecewa, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (15/1).


Dalam kesempatan yang sama, dia sempat memberikan pandangannya terkait kisruh pemilihan Kapolri saat ini. Menurut Fadjroel, saat ini Presiden tengah dikepung sejumlah kepentingan terkait pencalonan Komjen Budi Gunawan.


"Saya melihat dia dikepung oleh sejumlah kepentingan, tugas dia sebagai pemimpin tentu mengelola tekanan-tekanan itu," ujarnya.


Namun, Fadjroel meyakini sikap Jokowi yang tidak segera menyabut pencalonan Budi bukan karena sifat keragu-raguan. Namun, ada kepentingan yang terus mendesak Presiden untuk tetap mencalonkan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri.


"Saya tidak melihat keraguan dia," tegas Fadjroel.


Penjilat dan Mata-mata


Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Adian Napitupulu menyebut Istana sebagai lokasi yang mengerikan, di mana di dalamnya terdapat penjilat dan kaum munafik. Bagi Adian, mereka sangat berbahaya karena dapat memberikan citra buruk pemerintah di mata masyarakat.


"Politik di sekitar Istana memang mengerikan, ada penjilat, ada para munafik, ada pembisik informasi palsu, ada yang diam-diam tapi pengkhianat, ada yang manggut-manggut tapi menikam dari belakang, ada mata-mata, ada agen rahasia," ujar Adian dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat (16/1).


"Ada yang mengancam dengan kata, ada yang dengan senjata, ada yang dengan guna-guna, si jahat bekerja di dunia nyata hingga maya. Di Istana ada ribuan kepentingan yang bekerja dengan jutaan cara," lanjutnya.


Adian meyakini, gerakan ini bisa menjadi musuh dalam selimut dan bisa menghancurkan pemerintahan Jokowi sebelum mengakhiri masa jabatannya.


Lebih Jahat dari NAZI, Lebih busuk dari Freemason


Masih komentar Adian Napitupulu, dia meyakini, Jokowi yang semula seorang pengusaha mebel sedang berhadapan dengan konspirasi yang tak kasat mata. Konpirasi ini dinilainya lebih berbahaya, bahkan lebih senyap dari freemanson atau lebih jahat dari Nazi.


"Konspirasi tanpa bentuk, tak beraroma, tak diakui tapi ada dan bekerja," tandasnya.


Tak hanya itu, Adian juga meyakini aktivis-aktivis, pengamat dan tokoh-tokoh lain seluruhnya menghakimi Jokowi seolah-olah mereka paling berani. Meski menghadapi banyak tantangan, dia meyakini Jokowi tetap berdiri tegak dan tetap berpegang pada pendiriannya.


"Dalam kegalauannya, Jokowi, si kurus itu mengutip Pramoedya dan menegaskan sikap serta pendiriannya bahwa sebagai presiden ia menghormati semua lembaga, setiap orang, tapi sebagai presiden dia tak bisa di intimidasi siapapun!"


"Si kurus tukang mebel itu seolah ingin berkata "silakan bicara, silakan berpendapat, silakan beri data dan masukan, silakan ancam, silakan teror, silakan marah tapi saya yang akan memutuskan. Karena saya adalah presiden!" tutupnya.


(*sumber:merdeka)


DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Jokowi Pecat Sutarman karena Benci, Tak tuntaskan Kasus “Obor Rakyat”





Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menugaskan Wakapolri, Komjen Badrodin Haiti sebagai pelaksana tugas (Plt) Kapolri hingga Komjen Budi Gunawan dilantik.



Diangkatnya Komjen Badrodin sebagai Plt, telah menggusur posisi Jendral Sutarman sebagai Kapolri. Padahal masa jabatan Sutarman berakhir di bulan Oktober 2015.



Hal itu disampaikan Pakar Komunikasi Politik, Tjipta Lesmana mengingat masa jabatan Sutarman berakhir di bulan Oktober 2014.



Tjipta Lesmana mengatakan pencopotan Sutarman sebagai orang nomor satu di Korps Bhayangkara itu karena Presiden Jokowi benci kepada Sutarman.



kebencian itu menurut Tjipta karena Sutarman dinilai tak becus menuntaskan kasus majalah Obor Rakyat yang menuding Presiden Jokowi sebagai 'Capres Boneka.



"Dosa Sutarman tidak bisa menuntaskan kasus obor rakyat. Jokowi benci sekali," kata Tjipta dalam diskusi bertajuk 'Jokowi, Kok Gitu', Jakarta, Sabtu (17/1).



Selain itu, Tjipta menilai kedekatan Sutarman dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah pemantik bergulirnya polemik di badan internal kepolisian.



"Kedekatannya dengan SBY," terangnya.



Setelah Jokowi jadi presiden, lanjut dia, ada isyarat yang memaksa Jokowi harus memberhentikan Sutarman dari tugasnya.



"Setelah jadi presiden copot Sutarman," terangnya.



Pengamat hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra, menyatakan, proses pemberhentian yang dilakukan Jokowi terhadap Sutarman bertentangan dengan undang-undang, sebab pemberhentiannya tidak melalui persetujuan DPR terlebih dahulu.



"Saya ingat betul perdebatan perumusan pasal ini DPR ketika saya mewakili Pemerintah membahas RUU Kepolisian. Mestinya Presiden dan DPR tahu bahwa pengangkatan dan pemberhentian Kapolri dilakukan satu paket bukan dipisah," tulis Yusril dalam akun @Yusrilihza_Mhd, Sabtu (17/1).



Pernyataan yang disampaikan Yusril ini merujuk pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian. Di mana dalam Pasal 11 ayat (2) tertulis, "Usul pengangkatan dan pemberhentian Kapolri diajukan oleh presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat disertai alasannya."



Berdasarkan alasan itu, maka Presiden Jokowi tidak bisa seenaknya memberhentikan Sutarman dari jabatannya. Pengajuan pemberhentian pun harus disertakan dalam pengajuan calon Kapolri baru yang ditujukan kepada DPR.



"Presiden tidak bisa berhentikan Kapolri tanpa meminta persetujuan DPR seperti sekarang dilakukan terhadap Sutarman. Kecuali karena alasan mendesak, presiden dapat berhentikan Kapolri tanpa minta persetujuan DPR," tegas dia.



Yusril menambahkan, dalam mengajukan pemberhentian harus memenuhi salah satu syarat sesuai yang tercantum dalam undang-undang, yakni melanggar sumpah jabatan atau dianggap membahayakan keamanan negara. Jika itu terpenuhi, maka Jokowi bisa memberhentikan Kapolri dan menunjuk Plt tanpa harus melalui persetujuan DPR.



"Apakah Sutarman melakukan pelanggaran sumpah jabatan atau melakukan makar sebelum diberhentikan presiden? Saya tidak tahu."



Obor Rakyat adalah tabloid yang diterbitkan untuk menjelek-jelekkan Jokowi dengan menebar isu agama dan kampanye hitam terhadap politikus PDIP tersebut. Tabloid ini terbit selama berlangsungnya kampanye oleh Setyardi dan seorang rekannya berinisial ZN. (*merdeka)





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Kartun Nabi, Bukti Barat Tidak Suka Islam



Penyerangan terhadap kantor majalah satir Charlie Hebdo di Perancis pada pekan lalu mengundang reaksi beragam. Serangan itu telah menewaskan 10 jurnalis dan dua orang polisi, salah satunya muslim.


Iyad Madani, Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam, telah mengecam publikasi kartun penghinaan Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo pada Rabu kemarin. Ia menyebut langkah tersebut sebagai 'penghinaan, keangkuhan dan kebodohan'.


"Kebebasan berbicara tidak harus berupa kata-kata yang berisi kebencian dan menyinggung perasaan orang lain. Tidak ada orang waras mana pun, terlepas dari doktrin, agama atau iman mereka, menerima agamanya diejek," kata Iyad.


Sementara ulama terkemuka Arab Saudi, Sheikh Ahmed Al-Ghamdi mengatakan bahwa publikasi terbaru Charlie Hebdo adalah sebuah kesalahan.


"Ini bukan cara yang baik untuk membuat orang memahami kita. Yesus atau Musa, semua utusan (Allah) yang harus dihormati," katanya.


Dia menambahkan, mereka tidak boleh diolok-olok dalam gambar atau kata-kata. "Saya percaya itu akan membuat lebih banyak masalah."


Mufti Yerusalem dan Palestina, Mohammed Hussein mengatakan publikasi semacam itu menjadi bahan bakar kebencian dan dendam di antara orang-orang dan penerbitan tersebut memperlihatkan penghinaan bagi perasaan muslim.


Pemimpin Al-Azhar mengecam penerbitan edisi terbaru Charlie Hebdo dan mengatakan Nabi Muhammad lebih besar dan lebih mulia. Beliau tidak pantas dilukai oleh kartun yang mengabaikan kesopanan dan perilaku tak beradab semacam itu.


"Al-Azhar menyeru pada semua umat Islam untuk tidak menggubris kesembronoan penuh kebencian ini."


Persatuan Ulama Muslim Internasional juga mengkritik kelucuan tak lucu dari Charlie Hebdo. Organisasi itu mengatakan mereka akan lebih membangkitkan kebencian, kekerasan dan ketegangan.


"Hal ini tidak masuk akal, tidak logis, dan tidak bijaksana untuk mempublikasikan gambar dan film yang menyinggung atau menyerang Nabi orang Islam," kata organisasi yang berpusat di Qatar tersebut.


Menurut mereka, publikasi gambar kartun tersebut akan semakin menegaskan persepsi bahwa 'Barat tidak suka Islam'.


(sumber: Arab News)





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.