Kamis, 12 Februari 2015

Teror terhadap KPK meningkat, dari Nyawa ke Keluarga






"Ancaman yang serius itu bukan hanya menimpa staf dan karyawan, tapi sudah melebar ke keluarga"



Setelah pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi dikriminalkan, kini giliran penyidik dan sejumlah pegawai lembaga itu diteror.



Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto menyatakan ancaman teror yang menimpa lembaga antirasuah kali ini tidak main-main. Meski bukan kali pertama KPK mendapat ancaman, teror yang menimpa pegawai KPK saat ini merupakan persoalan serius.



"Menurut kami, stadium ancaman sangat eskalatif karena bisa menyangkut nyawa. Ancaman yang serius itu bukan hanya menimpa staf dan karyawan, tapi sudah melebar ke keluarga," ujar Bambang di Kantor KPK, Jakarta Rabu malam (11/2).



KPK telah menyampaikan soal teror tersebut kepada Presiden Joko Widodo. Sang kepala negara, menurut Bambang, berjanji bakal mengambil langkah lebih tegas untuk meminimalisasi ketegangan yang merundung lembaga antikorupsi itu.



KPK juga telah menjalin komunikasi dengan kepolisian untuk menurunkan tensi ketegangan di antara kedua lembaga penegak hukum. Diwakili Komisioner KPK Zulkarnain dan Adnan Pandu Praja, Wakapolri Komjen Badrodin Haiti memastikan bakal turut mengamankan ketegangan.



"Wakapolri menjamin dan berjanji untuk bersikap tegas dan meminimalisasi ancaman itu," ujar Bambang.



Bambang enggan merinci bentuk teror yang menimpa jajaran pimpinan dan pegawai KPK. Saat ini KPK tengah menjalin komunikasi dengan sejumlah lembaga tinggi, termasuk di antaranya Tim 9 dan Komnas HAM.



Teror ancaman terhadap sejumlah penyidik dan pegawai KPK berembus kencang sejak praperadilan calon Kapolri Komjen Budi Gunawan digelar. Teror disebut muncul berupa pesan singkat, penguntitan, sampai ancaman pembunuhan.



Ada penyidik KPK yang hilang tak tentu rimbanya, dan hingga kini tak kembali. Ada juga penyidik yang ditabrak hingga patah kaki, namun hingga kini tetap bertugas di KPK.



CNN indonesia
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Pasai, Sisa Kerajaan Besar yang Merana







Tiada lagi yang tersisa dari kebesaran Kerajaan Samudera Pasai selain nisan, dirham, dan batu akik. Kerajaan Islam pertama di Indonesia yang berkuasa selama tiga abad, yaitu abad ke-13-16 Masehi, itu makin merana. Ia senasib dengan Lhokseumawe, kota generasi baru Samudera Pasai yang memiliki banyak kekayaan alam, tetapi jauh dari kemakmuran.





Ahmadi (57), warga Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, mengeluarkan dompet mungil dari sepeda motornya. Di dompet itu tersimpan sejumlah batu akik yang sudah digosok. Batu itu berasal dari penggalian di lahan miliknya.





"Silakan dipilih. Saya pukul rata saja, satu batu Rp 50.000," kata Ahmadi. Batu akik warna warni itu lantas dijejerkan di tanah. Ia mengaku banyak mendapat penghasilan dari batu akik. Hasilnya untuk biaya sekolah anak-anaknya.





Menurut Ahmadi, di Kecamatan Samudera banyak ditemukan batu yang bisa diolah menjadi akik. "Gali tanah sedikit, langsung ada batu," ujar Ahmadi. Ia menunjuk ke arah beberapa lubang bekas galian. Ada batu berwarna coklat kemerahan teronggok di bekas tanah galian. Tekstur batunya mirip karang, permukaannya kasar dan pecahannya mengilap.





Saat kami berjalan melintasi lahan kosong, April lalu, tampak beberapa pecahan keramik berserak di tanah. Pecahan keramik itu berwarna putih, ada pula yang biru.





Di galian lain terdapat susunan batu bata berbentuk seperti tembok. "Ini tembok pusat kerajaan (Samudera Pasai). Kalau yang seperti batu karang merah itu benteng kerajaan," kata Ahmadi bersemangat.





Pusat Kerajaan Samudera Pasai belum pernah secara resmi ditemukan dan diteliti arkeolog. Namun, Ahmadi yakin dalam tanah seluas 4.000 meter persegi peninggalan nenek moyangnya itu terkubur sebagian sisa kota Samudera Pasai.





Ia menunjukkan beberapa lubang bekas galian. Di lubang pertama sedalam 1 meter tampak tumpukan batu bata merah. Di bagian lain terlihat tumpukan batu karang coklat kemerahan. Ahmadi yang menggali lubang-lubang itu.





"Sejak tahun 1970 ada arkeolog yang datang dan menggali kawasan itu, tetapi hanya beberapa saat, kemudian ditinggalkan," kata Ruslan Yunus, pegiat pelestarian situs Samudera Pasai. Kecuali kompleks pemakaman, di sekitar situs batu nisan tidak tampak tulisan bahwa areal tersebut dilindungi Undang-Undang Cagar Budaya.





Ahmadi mengatakan, karang merah di lahannya sering ia congkel untuk digosok menjadi batu akik. Harga batu akik berkisar Rp 50.000 hingga jutaan rupiah.





Catatan perjalanan





Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia, didirikan Raja Meurah Silu pada 1267 Masehi. Kerajaan ini gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak dengan raja pertama Malik Al Saleh, nama baru Meurah Silu setelah menganut agama Islam.





Situs Samudera Pasai berada di Kecamatan Samudera. Masyarakat di sekitar situs kebanyakan hidup dari berladang dan mencari ikan. Namun, penghasilan mereka lebih banyak dari akik.





Selain akik, uang dirham peninggalan Samudera Pasai banyak dicari warga. Uang logam terbuat dari emas dan beraksara Arab itu berukuran tidak lebih besar dari ujung telunjuk orang dewasa. Warga menjual seharga Rp 700.000 per keping. Menurut Ruslan, uang dirham emas mudah ditemukan setelah hujan saat tanah tergerus air.





Repelita Wahyu Oetomo, arkeolog dari Balai Arkeologi Medan, mengatakan, hingga sekarang Samudera Pasai masih dianggap sebagai kerajaan Islam pertama di Nusantara meski jauh sebelumnya ada Kerajaan Barus di Sumut. Kerajaan itu menjalin hubungan dengan para pedagang Islam sejak abad ke-7. "Bukti fisik peninggalan Samudera Pasai menunjukkan pernah ada raja-raja masa itu. Di Barus belum ada," katanya.





Sebelum Islam datang, Samudera Pasai menganut kepercayaan lain, diperkirakan Hindu-Buddha. Namun, kata Bambang Budi Utomo, peneliti masa Hindu-Buddha dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, jejak kebudayaan Hindu-Buddha secara fisik tak banyak ditemukan di Aceh.





Keberadaan Samudera Pasai banyak ditulis dalam catatan perjalanan para pelaut asing. Catatan perjalanan Beaulieu menyebutkan, bangunan yang paling mencolok adalah istana. Di sekitar istana ada perkampungan, masjid raya, dan pasar. Di sekeliling istana tidak ditemukan benteng pertahanan.





Hal sama disebutkan Nicolaus de Graf, orang Belanda yang datang ke Aceh pada tahun 1641, dan Dampier (Inggris) yang datang pada tahun 1688.





Pedagang keliling umumnya pedagang asing yang kadang kala menetap dan membentuk kampung di dalam kota. Rumah penduduk dibangun menggunakan tiang-tiang bambu setinggi 120-180 cm.





Arkeolog masih mencari bukti adanya perkampungan, pasar, ataupun masjid seperti ditulis para penjelajah asing. Menurut Wahyu, hingga sekarang belum banyak temuan struktur selain makam. Pada pencarian di Cot Astana yang berarti tanah tinggi, para arkeolog menemukan struktur batu bata.





Selain dari catatan perjalanan, keberadaan Samudera Pasai lebih banyak dilacak dari temuan nisan yang membentuk kompleks pemakaman di Kecamatan Samudera. Dari tulisan di batu nisan yang dicocokkan dengan sumber sejarah lain, para ahli menyimpulkan bahwa di kawasan itu ditemukan makam raja-raja Pasai. Sejumlah nisan terbuat dari marmer hadiah dari raja India. Bentuk nisan seperti Taj Mahal. Nisan dari Samudera Pasai tersebar ke perbukitan.





Selain makam raja-raja, kompleks pemakaman para penggawa kerajaan berada di Kecamatan Samudera. Nisan berbentuk batu yang dipahat dengan tulisan Arab bisa dijumpai di kompleks pemakaman Tengku Batee Balee.





Kebesaran Samudera Pasai, dari luas daerah kekuasaan ataupun kekuatan perdagangannya, membuat raja di daerah lain menghormati. Sayang, sampai kini bekas peninggalan Samudera Pasai itu belum dilestarikan.



National Geographic
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






In Memoriam 11 Februari 1899–11 Februari 2015 : Namaku Teuku Umar






Mengenang 116 tahun wafatnya Teuku Umar





Oleh: Chaerol Riezal





Ada banyak kisah dan peristiwa yang menarik dalam sejarah Aceh untuk dibicarakan, terutama pada masa Perang Belanda di Aceh (1873-1942) dan salah satu yang pernah dituliskan adalah Teuku Umar. Namun, untuk Belanda, kehadiran Teuku Umar bukan sejarah yang menyenangkan untuk dibaca. Bab-bab yang menarik dalam sejarah tersebut juga melibatkan perpindahan pihak Aceh ke pihak Belanda atau sebaliknya. Kita yang mengikuti perjalanan sejarah ini tentu tahu cerita tentang Teuku Umar yang pindah dari pasukan Aceh ke pasukan Belanda. Atmosfer mengerikan pun menyelimuti perjalanan panjang sejarah ini.





Untuk melihat seberapa mengerikan perlakuan yang diterima Umar, baik semasa masih berpihak pada pasukan Aceh, lalu mendukung dan menyeberang ke pihak Belanda, maupun pada saat Teuku Umar kembali ke pangkuaan rakyat Aceh, setidaknya sejarawan telah mengungkapkan dan bisa sedikit memberikan penggambaran tentang hal tersebut. Selain menerima gelar kehormatan “Johan Pahlawan”, Umar juga mendapat cercaan dan sebutan baru “pengkhianat” oleh Belanda.





Teuku Umar yang hidup pada masanya (1854-1899) sejak dari dulu sampai sekarang masih menimbulkan tanda tanya besar, why ? Tokoh yang satu ini memang mengundang decak kagum serta terdapat kontroversi di dalamnya. Tidak sedikit pula misteri yang tersimpan dalam diri sosok yang bernama Teuku Umar Johan Pahlawan. Bagaimana ia mampu meyakinkan Belanda dengan berpura-pura menjadi antek Belanda, kemudian insiden Kapal Nicero tahun 1884 yang melibatkannya adalah salah satu bentuk kejeniusan, dua rupa wajah dan manipulasi yang diperagakan Umar. Belanda pun dibuat heran olehnya, bahwa Teuku Umar telah membuat berita yang menggembarkan bagi pihak Kolonial Belanda.





Dua Rupa Wajah Umar





116 tahun yang lalu, kita mengenal seorang tokoh sekaligus penjuang Aceh berdarah Minangkabau, Teuku Umar. Katanya, Teuku Umar satu-satunya pemimpin perang Aceh yang pindah langsung dari pasukan Aceh ke Belanda. Dia dicap pengkhianat oleh publik, namun menjadi idola di hati rakyat Aceh. Teuku Umar adalah salah satu kisah diantara banyak cerita yang muncul diseputaran perang Belanda di Aceh. Umar menjadi salah satu dari sekian banyaknya orang Aceh yang mendukung Belanda, namun Umar berbeda dengan cuak Aceh yang mendukung Belanda, meskipun gelar “pengkhianat” tetap melekat pada dirinya.





Seperti yang terjadi pada tokoh sejarah Aceh ini, sebelumnya, Pang Tibang mengalami hal serupa, karena dianggap tidak mampu melobi dunia internasional, gelar pengkhianat pun disandangnya, dia disebut sedemikian bisa saja ia tidak mampu berdialog dalam bahasa asing. Teuku Umar memang berbeda dengan Pang Tibang. Umar yang semula mendukung penuh dan memimpin pasukan Aceh melawan Kolonial Belanda, tiba-tiba berbalik haluan. Pada tahun 1883 Umar datang untuk menyerahkan diri kepada Gubernur Van Teijin dan siap mendukung pasukan Belanda. Umar masuk dinas militer dan siap melawan pasukan Aceh.





Ketika Teuku Umar bergabung dengan pasukan Belanda, Umar menundukkan pos-pos pertahanan Aceh. Umar pun diberi peran yang lebih besar oleh Belanda. Namun, hati Umar tetap milik orang Aceh, strategi tersebut hanyalah tipuan belaka untuk mengambil senjata Belanda. Hal serupa juga dilakuakan oleh Umar pada tahun 1893, kali ini Umar menyerah kepada Gubernur Deykerkhooff di Kutaraja. Dua rupa wajah Umar kembali diperlihatkan.





Tiga tahun memperkuat Belanda pada periode kedua, Umar benar-benar telah menyakinkan Belanda dengan kesetiaannya. Umar berubah menjadi orang Eropa. Momen itu berlangsung antara kurun waktu 1893-1896, sebelum peristiwa suatu hari ditanggal 11 Februari 1899 yang mengantarkan Teuku Umar Johan Pahlawan ke daerah Mugo untuk peristirahatan selama-lamanya. Namun tiga tahun setelah mengabdi, Umar kembali membuat kejutan besar saat dia memutuskan kembali ke pangkuan Aceh dan memimpin pasukannya. Benar-benar Umar, dua rupa wajah dalam bentuk Eropa dan Aceh.





Manipulasi Teuku Umar





Adalah benar bahwa Teuku Umar pandai dalam psy war dan memanipulasi kata-kata tentu sudah banyak yang mengetahui. Namun yang perlu diperhatikan juga, bahwa Umar piawai dalam memanipulasi taktik ketika menghadapi suatu peperangan. Memobilisasi massa, membakar semangat rakyat, dan berorasi di depan pasukan Aceh sepertinya sudah identik dengan tugas Teuku Umar baik sebelum maupun sesudah berperang dengan Belanda.





Suatu ketika, saat Teuku Umar berbincang dengan istrinya Cut Nyak Dhien, Umar dilayangkan pertanyaan oleh Dhien mengapa dia berpihak kepada Belanda. Umar pun menjawab dengan tegas setelah mendengar pertanyaan tersebut, “mereka tidak tahu, biarkan saja sejarah yang membuktikannya.” Sebuah jawaban yang mengandung arti banyak. Atau juga dapat dilihat bagaimana Umar memanipulasi kata-kata untuk merebut hati Cut Nyak Dhien dan berhasil menikahinya. Sebuah psy war ataukah manipulasi kata-kata, itulah Umar.








Memang benar pada masa itu, tanpa di duga-duga Umar berpihak kepada Belanda setelah sekian lama berjuang bersama-sama dengan pasukan Aceh. Diakui Umar memang pasukan Aceh dibawah pimpinannya kalah logistik perang setelah membandingkan persenjataan Aceh dengan Belanda. Itulah yang menjadi titik fokus Umar dan harus berseberang ke pihak lawan yang ketika itu menjadi kawan. Hal ini jelas menimbulkan pro dan kontra dikalangan rakyat Aceh sejak tempo dulu sampai dengan sekarang dan selalu menjadi topik sejarah yang menarik untuk dibicarakan. Sekali lagi, Umar membuat pertanyaan kepada kita, mengapa?





Dengan kata lain, Umar ingin menunjukkan bahwa sebenarnya secara kualitas pasukan Aceh diwilayah Meulaboh tidak kalah hebatnya dengan pasukan Belanda. Bilapun ada makna lain, bisa jadi Umar ingin mengatakan bahwa pasukan Belanda tidak akan mampu berperang dengan Aceh apabila alat persenjataan dan logistik perang lainnya persis sama dengan yang dimiliki pasukan Aceh pada saat itu. Terbukti, pada pertempuran di Meulaboh yang lagi memanas, Belanda dibuat kewalahan oleh pasukan Aceh atas sengitnya perlawanan yang diberikan. Akibatnya, Belanda kerap menggantikan pimpinan perang.





Umar memang seperti itu. Dia punya pola pemikiran yang agak liat dan biasanya berbeda dengan persepsi orang kebanyakan. Yang diucapkannya memang tidak salah, dia hanya sedikit menggeser sudut pandangannya saja. Inilah yang kemudian membuat Umar memecah opini banyak orang. Teuku Umar yang sejak semula sangat menentang kehadiran Belanda di Meulaboh, kemudian malah berpihak kepadanya dan pada akhirnya kembali kepangkuan Aceh.





Tentang Teuku Umar, tidak sedikit yang mengagung-agungkannya karena kejeniusannya berolah kata, meracik taktik perang dan sebagai simbol pemimpin rakyat Aceh di Meulaboh tidak dapat diragukan lagi. Namun, tidak sedikit pula yang menyebutnya sebagai pengkhianat, penjahat, picik, dan sebagainya. Bahkan Belanda sendiripun memecat Umar yang saat itu menjadi orang Eropa, lalu mencabut gelar Johan Pahlawan yang disandangkannya kepada Umar. Dengan memecah opini terhadap dirinya, Umar telah sukses memanipulasi banyak orang. Ini membuat gerak-gerik Umar dan taktik perang yang akan dia terapkan di medan area terkadang sulit untuk dibaca.





Salah satu yang menarik dari taktik perangnya adalah Umar tidak hanya mempersiapkan pasukannya dengan taktik defensif dan ofensif, tetapi juga membakar mental para pasukannya dengan ucapan yang menggairahkan. Umar menggambarkan Belanda sebagai kaphe, lalu melanjutkan dengan ucapan “Udep Share Matee Syahid.” Dengan jenial, Umar menggunakan kondisi itu untuk membakar semangat pasukannya agar berperang mati-matian dengan pasukan Belanda yang dilengkapi dengan senjata modern. Surga pun telah menanti.





Di medan perang, taktik Umar pun terkadang bisa sama sulitnya untuk ditebak. Memang, taktik milik Umar tidak hanya berpatok penyerangan terhadap Belanda. Sebagai seorang yang piawai dalam mikro-taktik perang, setidaknya Umar telah membagi dua pasukan Aceh. Satu pasukan Aceh ditempatkan dihutan untuk terus bergerilya, dan satu pasukan lagi tetap berada diperkampungan agar terus memberikan perlawanan terhadap Belanda. Setiap pasukan Aceh dibawah pimpinannya yang berada di meran area biasanya sudah mempunyai roel (tugas dan peran) masing-masing. Dan biasanya role tersebut diberikan dengan amat detil. Bukankah Umar tidak mengandung filosofi ajeg bagaimana sebuah pasukan Aceh harus bertahan.





Teuku Umar tahu bahwa pasukan Belanda akan melakukan taktik bumi hanguskan, man-marking terhadap pasukan Aceh secara habis-habisan, dan dia tidak salah. Pasukan Belanda telah di intruksikan untuk penjagaan ketat, mendirikan pos-pos militer, dan melancarkan serangan yang membabi buta. Namun, bukannya pasukan Aceh yang terpedaya, malah pasukan Belanda mengalami frustasi atas sengitnya perlawanan dari pasukan Aceh.





Taktik berpindahnya Teuku Umar ke pihak Belanda masih menjadi misteri mengapa Umar melakukan hal tersebut. Salah satu argumen yang populer menyebut, Umar tidak puas dengan persenjataan yang dimiliki pasukan Aceh. Mengingat ketika itu alat perang pasukan Belanda jauh lebih canggih daripada pasukan Aceh. Teuku Umar seolah-olah mengatakan kepada pasukannya bahwa ia tidak punya pilihan lain dan harus menjadi orang Eropa. Untuk pasukan Aceh, Umar seolah mengatakan, “kalau saya bergabung, sudah pasti saya akan merebut senjata Belanda dan akan kembali berperang bersama kalian melawan kaphe-kaphe Belanda.”





Di satu sisi, pembelokkan yang dilakukan Umar seperti sebuah keuntungan besar bagi Belanda untuk memudahkan misi-misi mereka di Aceh. Namun, jangan lupa, Belanda akan menghadapi Umar dengan pasukan Aceh. Jika saja, suatu hari itu 11 Februari 1899 tidak terjadi apa-apa, siapa tahu, Umar yang memiliki segundang misteri itu, punya rencana berikutnya dan manipulasi-manipulasi Umar yang tersembunyi. Selamat jalan Teuku Umar Johan Pahlawan, 11 Februari 1899 – 11 Februari 2015, perjuangan mu tetap kami kenang.





Penulis adalah Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, angkatan 2011, dan Menjabat Sebagai Ketua Umum Ikatan Himpunan Mahasiswa Sejarah Se-Indonesia (IKAHIMSI) Koordinator Wilayah VIII Aceh dan Sumatera Utara Periode 2014-2016
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Muslim Dunia Khatamkan Quran untuk 3 Muslim Korban Penembakan di AS



Muslim di seluruh dunia bereaksi terhadap penembakan yang menewaskan tiga mahasiswa di North Carolina, Amerika Serikat. Berbagai aksi digelar di internet, salah satunya adalah khataman Al-Quran yang diikuti oleh Muslim di seluruh dunia.



Aksi Khataman atau menyelesaikan pembacaan Al-Quran dari awal hingga akhir dilakukan bergantian oleh beberapa orang tiap juz. Aksi ini diorganisir di lembaran online yang diikuti ratusan orang di seluruh dunia.



Tujuan dari aksi ini adalah membaca ayat suci sebanyaknya untuk mendoakan para korban. Umat Islam yang ingin bergabung dalam mengkhatamkan Al-Quran bisa mendata dirinya di docs.google.com dan memilih juz yang akan dibaca.



Sampai saat ini, pembacanya telah mencapai ratusan orang dari berbagai negara di seluruh benua. Di antaranya berasal dari Amerika Serikat, Perancis, Inggris, Bosnia, Arab Saudi, Norwegia, Malaysia, Singapura, Pakistan, Mesir, dan banyak negara lainnya.



Usai penembakan Deah Shaddy Barakat, 23, Yusor Mohammad, 21, dan Razan Mohammad Abu-Salha, 19, pada Selasa malam (10/2), aksi solidaritas langsung menyeruak di internet, khataman al-Quran hanya salah satunya saja.







Diberitakan Huffington Post, lebih dari 4.000 orang telah bergabung dalam grup Facebook solidaritas pada ketiga korban.



"Turut berduka dari Dubai, semoga Allah menganugerahi mereka tempat tertinggi di jannah dan memberi kedamaian serta ketabahan pada keluarga dan orang-orang terkasih mereka," ujar seorang pengguna Facebook Hend Abdel Sattar di grup Facebook Chapel Hill Vigil. Pesan yang sama disampaikan pengguna Facebook di Mesir, Selandia Baru, Malaysia, Pakistan dan Swedia.



Sementara itu, lebih dari 2.000 orang menghadiri aksi malam solidaritas mengenang ketiga korban di Universitas North Carolina, UNC, Chapel Hill. Di Raleigh, sekitar 30 menit dari Chapel Hill, Asosiasi Mahasiswa Muslim UNC, menyediakan bus bagi mereka yang ingin menghadirinya.



Di Fakultas Kedokteran Gigi UNC, tempat ketiganya belajar, terdapat sebuah meja dengan karangan bunga, lilin dan foto korban di atasnya.





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Tiga Mahasiswa Muslim Korban Penembakan Pria AS dikenal Murah Hati






Tiga mahasiswa Muslim korban penembakan di apartemen dekat Universitas North Carolina di Chapel Hill, AS, pada Selasa (10/2) dikenang sebagai warga yang murah hati dan santun.





Menurut Omar AbdelBaky, 24 tahun, sahabat salah satu korban, Deah Shaddy Barakat, korban merupakan teman semasa kecilnya yang sangat baik. Suatu ketika, AbdelBaky pernah mengeluhkan bahwa sebagai warga Muslim yang besar di North Carolina, dia tidak pernah mendapat hadiah ketika Hari Raya Idul Fitri.





Barakat, kemudian menanyakan alamat tempat AbdelBaky tinggal. Dua pekan kemudian, sebuah hadiah berupa mainan helikopter tiba di rumahnya, pemberian dari Barakat.





"Itulah Deah, dia selalu memberi tanpa pernah berfikir dua kali. Saya ingin orang-orang mengenal dia, bahwa dia orang yang sangat baik," kata AbdelBaky dengan suara bergetar mengenang kematian Barakat, dikutip dari CNN, Rabu (11/2).





Barakat tewas ditembak mati di apartemennya di Chapel Hill oleh pria berusia 46 tahun bernama Craig Stephen Hicks. Tak hanya Barakat, istrinya, Yusor Mohammad, 21 tahun; dan adik iparnya, Razan Mohammad Abu-Salha, 19 tahun, juga tewas dalam tragedi penembakan yang menghembuskan sentimen terhadap Muslim.





Barakat adalah mahasiswa tahun kedua fakultas kedokteran gigi Universitas North Carolina dan tengah menggalang dana untuk mendirikan pos perawatan gigi bagi pengungsi Suriah di Turki. Barakat, yang merupakan keturunan imigran Suriah di AS, telah mengumpulkan dana sejumlah US$ 1.000 untuk pos perawatan gigi bagi pengungsi Suriah.





Dia baru menikah sebulan yang lalu dengan Yusor Mohammad, yang baru saja akan mulai belajar di fakultas tersebut pada musim gugur mendatang. Mohammad mengajak sejumlah perempuan muda bersama dalam komunitasnya, dan menempa persahabatan yang kuat.





Sementara adik Mohammad, Razan, dikenal sebagai seniman berbakat, dan juga mahasiswa tahun keduadi Universitas North Carolina.





Pasangan muda yang dengan misi mulia





Dalam sebuah video yang direkamnya, Deah Barakat terlihat menjelaskan program perawatan gigi tersebut bersama dengan 10 dokter gigi lain. Mereka berencana membagikan sikat dan pasta gigi dan di kamp pengungsi dan menunjukkan cara merawat kebersihan mulut.





Dalam upaya penggalangan dana setelah tragedi penembakan ini, terlihat, sejumlah kerabat dan warga serta publik yang bersimpati terhadap kasus ini memberikan donasi, sehingga saat ini dana sumbangan terkumpul lebih dari US$ 102 ribu.





AbdelBaky menyatakan bahwa sangat sulit mengetahui bahwa sahabat dan keluarganya tiba-tiba tewas begitu saja.





"Keluarga Barakat merupakan pasangan yang berbahagia. Mereka sangat bersinar, ramah, baik, dan penolong. Mereka sangat menginspirasi kami," kata AbdelBaky.





Rasa sedih juga menyelimuti Suzzane Barakat, kakak perempuan Barakat, yang menyatakan adiknya merupakan pria yang terkenal karena kebaikannya. Suzzane mengenang bahwa adiknya menyuaki olahraga basket, dan suka sekali makan kari.





"Enam minggu lalu saya menitikkan air mata kebahagiaan di pernikahan adik saya. Hari ini, kita menangis karena rasa sakit yang tak terbayangkan," kata Suzzane.





"Ketiga korban adalah permata dari komunitas mereka dan meninggalkan kesan abadi pada orang-orang di sekitar mereka. Mereka menginspirasi kami. Mereka merupakan pemuda yang menjadi contoh baik bagi sesama," kata Suzzane mengenang para korban.





"Kami masih dalam keadaan shock dan tidak akan pernah bisa memahami tragedi mengerikan ini," kata Suzzanne berurai air mata.








Mohammad Abu-Salha, ayah dari dua korban perempuan, menyatakan kepada News & Observer bahwa para korban tewas ditembak di kepala.





Hicks, yang merupakan tetangga para korban menembak ketiganya sekitar pukul 17:00 waktu setempat. Ia menyerahkan diri kepada polisi dan ditahan di penjara Durham County tanpa ikatan.





Polisi mengatakan penembakan dimotivasi karena perselisihan antar tetangga atas lahan parkir.





Namun, Abu-Salha menampik alasan tersebut dan menyatakan bahwa pembunuh memberikan tanda-tanda kejahatan rasial berdasarkan agama dan budaya.





"Ini bukan sengketa tempat parkir, ini adalah kejahatan rasial. Pria ini telah berselisih dengan putri saya dan suaminya beberapa kali sebelumnya, dan ia berbicara dengan pistol di sabuknya. Dan mereka tidak nyaman dengan dia, tetapi mereka tidak tahu dia akan berlaku sejauh ini," kata Abu-Salha yang merupakan seorang psikiater di Clayton.





Dewan Hubungan Amerika-Islam menyerukan agar media massa tidak berspekulasi soal motif penembakan yang didasarkan atas keterangan di akun Facebook yang diduga milik Hicks. Sejumlah media melaporkan bahwa Hicks adalah seorang ateis jika melihat keterangan dari akun tersebut.





Di akun itu juga terdapat status yang berbunyi, "Jika soal penghinaan, agamamu yang memulainya, bukan saya. Jika agamamu tetap menutup mulutnya, saya juga akan melakukannya."





Sementara itu, belum dapat dipastikan keaslian halaman Facebook dan publikasi pada akun itu. Aparat penegak hukum diharapkan bisa segera mengeluarkan pernyataan resmi terkait motif penembakan ini.



CNN international
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Ribuan Orang Kenang Tiga Muslim Korban Penembakan di AS



Lebih dari 2.000 orang menghadiri aksi solidaritas mengenang tiga mahasiswa Muslim korban penembakan di Universitas North Carolina, Chapel Hill, California, pada Rabu malam (11/2). Ketiganya ditembak mati oleh Craig Stephen Hicks, 46, yang langsung menyerahkan diri pada polisi.


Diberitakan WSLS, di antara yang hadir malam itu adalah para pejabat pemerintahan, kampus, keluarga, kerabat dan kawan-kawan dari Deah Shaddy Barakat, 23, Yusor Mohammad, 21, dan Razan Mohammad Abu-Salha, 19, ketiganya adalah mahasiswa Universitas North Carolina, UNC.


Salah seorang petinggi UNC Carol Folt tidak sanggup menahan tangis saat berbicara di acara tersebut. Dia mengatakan bahwa peristiwa Rabu itu adalah "salah satu yang paling menyedihkan dan paling tidak saya mengerti sepanjang hidup saya."


Dalam aksi tersebut, keluarga dan kerabat melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran dan membacakan puisi serta kisah hidup ketiga korban.


"Saya telah berada di sini selama sembilan tahun dan telah menghadiri banyak acara kenangan untuk menggalang dukungan, sesuatu yang dibanggakan institusi ini. Saya tidak menyangka suatu saat akan menghadirinya untuk saudara saya," kata kakak perempuan Barakat, Suzanne Barakat.


Ketiga korban tewas ditembak di kepala oleh Hicks. Polisi menduga motif pembunuhan ini adalah perkelahian terkait lahan parkir. Namun hal ini dibantah oleh keluarga yang mengatakan bahwa ini adalah insiden kebencian terhadap Muslim.







Hicks sendiri dikenal seorang ateis dan mengecam semua agama di akun Facebooknya. Ibunda Barakat mengaku berbesar hati dan menanggapi pembunuhan putranya dengan kasih sayang.


"Dia tewas karena kejahatan berlandaskan kebencian dan dia tidak pernah meninggalkan warisan kebencian. Kami tidak akan meresponnya dengan kebencian lagi. Kami meresponnya dengan cinta. Dengan kedamaian, dengan pengampunan. Itu adalah cara Deah," kata Layla Barakat.


Salah satu kawan Razan menangis saat berbicara soal rencana mereka menghadiri kelas bersama di UNC.


"Setelah kami diterima, Deah dan Yusor membelikan saya baju hangat fakultas kedokteran gigi Caroline, sehingga kami bisa mengumumkannya bersama. Dua hari kemudian, Razan mengirimkan saya gambar dirinya memakai baju hangat yang sama, tidak sabar untuk masuk kelas," kata dia.


Barakat lulusan SMA Broughton di Raleigh, sementara Yusor dan Razan lulus dari SMA Athens Drive di kota yang sama. Setelah lulus SMA, ketiganya melanjutkan pendidikan di North Carolina.







Petinggi UNC lainnya, Randy Woodson mengatakan Razan adalah mahasiswa tahun kedua di kampus tersebut, sementara kakaknya, Yusor, telah lulus pada Desember 2014, sedangkan Bakarat lulus Mei 2013.


Ketiganya dikenal sebagai mahasiswa yang murah hati. Barakat bahkan saat ini tengah menggalang dana untuk mendirikan pos perawatan gigi bagi pengungsi Suriah di Turki.


"Di saat kita berduka atas kehilangan yang tragis ini, kita juga terinspirasi saat melihat seberapa besar pencapaian yang diraih para pemuda ini di kehidupan mereka yang singkat. Di dunia yang kian individualistik, kehidupan mereka menjadi contoh bagi pemuda di seluruh dunia. Deah, Yusor, dan Razan menunjukkan seberapa pentingnya melayani sesama," kata Abed Ayoub dari United Muslim Relief.


Acara yang sama rencananya juga akan digelar di Washington, D.C., New Jersey, California, Texas, Michigan, Florida, Charlotte, North Carolina.


sumber: CNN international





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Bunuh 3 Mahasiswa Muslim, Pria Biadab AS ini seorang Ateis dan Pembenci Agama



Tiga mahasiswa Muslim di North Carolina, Amerika Serikat, tewas ditembak pada Selasa malam (10/2). Pelakunya adalah seorang pria berusia 46 tahun langsung menyerahkan diri ke polisi usai peristiwa tersebut.



Melansir CNN, korban terdiri dari dua wanita dan satu pria, bernama Deah Shaddy Barakat, 23, Yusor Mohammad, 21, dan Razan Mohammad Abu-Salha, 19. Barakat dan Mohammad adalah suami istri, sedangkan Razan adalah adik perempuan Mohammad.



Peristiwa ini terjadi di sebuah apartemen di Chapel Hill yang banyak dihuni mahasiswa Universitas North Carolina, UNC. Menurut sumber kepolisian, ketiganya tewas ditembak di kepala.



Pelakunya adalah Craig Stephen Hicks, yang menyerahkan diri setelah melakukan kejahatan tersebut. Polisi belum bisa memastikan motif pelaku, namun warga di media sosial menduga kuat insiden itu lantaran kebencian.



Prasangka bahwa Hicks membunuh ketiga korbannya lantaran kebencian agama bukan tanpa alasan.



Craig Stephen Hicks dikenal seorang ateis yang mengecam semua agama. Hal ini terekam di laman Facebook miliknya. Dari akun Facebooknya, tidak heran jika muncul tuduhan bahwa kebencian Hicks terhadap agama telah memuncak.



Di akun Facebooknya, Hicks mendeklarasikan diri sebagai "ateis" dan menyatakan ingin "mengenyahkan seluruh agama." Foto-foto di akunnya menggambarkan dengan jelas kebencian Hicks terhadap agama.



"Saya tidak menyangkal hak kalian untuk meyakini apa yang kalian suka; tapi saya punya hak untuk mengatakan bahwa itu sangat berbahaya dan ceroboh selama takhayul tanpa dasar kalian telah membunuhi orang lain," ujar kalimat dalam salah satu foto di Facebook Hicks, diberitakan TPM.com.



Diberitakan The Independent, Rabu (11/2), dalam akun Facebooknya, Hicks mengaku sebagai pendukung organisasi "Atheists for Equality" dan sangat aktif memposting status serta foto.



Tiga posting terakhirnya adalah video lucu yang menampilkan seekor anjing, iklan maskapai New Zealand Air, dan foto dari United Atheists of Amerika dengan tulisan "Mengapa Kristen Radikal dan Muslim Radikal menentang pengaruh satu sama lain sementara setuju dalam banyak hal-hal ideologis."



Salah satu foto menampilkan sepucuk pistol revolver miliknya yang terisi penuh peluru. Belum diketahui apakah pistol ini yang digunakan untuk menembak korban atau bukan.



Gambar-gambar yang diunggah Hicks kebanyakan menghina semua agama dan mendukung ateisme. Namun dia juga memajang foto dirinya dan istrinya yang sedang berlibur ke Disneyland.



Selain membenci agama, dari akun Facebooknya bisa diketahui bahwa Hicks pecinta senjata api dan menolak pengendalian penggunaan senjata oleh pemerintah.



Bulan lalu, dia memposting foto pistol revolver miliknya. Di akunnya, dia juga me-like halaman-halaman Facebook bertema senjata, termasuk salah satunya bernama "Kemunafikan dan kebodohan pengendalian senjata."



Hicks juga mendukung hak-hak kaum gay, termasuk pernikahan sesama jenis. "Saya bukan gay, lesbian, biseksual, transgender, panseksual, interseks atau aseksual. Saya hanya mendukung pemikiran gila soal persamaan hak untuk semua orang," tulis Hicks.



Penembakan tiga mahasiswa Muslim itu menuai kecaman dari seluruh dunia di media sosial.



Tokoh idola Hicks adalah Richard Dawkins, tokoh ateis terkenal dari Inggris.



Dawkins sendiri menyatakan mengecam tindakan Hicks terhadap Deah Shaddy Barakat, 23, Yusor Mohammad, 21, dan Razan Mohammad Abu-Salha, 19, pada Selasa malam (10/2).



Di laman Twitternya, Dawkins mengecam pembunuhan tersebut.



"Bagaimana seseorang yang bermoral TIDAK mengecam pembunuhan keji tiga Muslim AS di Chapel Hill?" tulis Dawkins.







Barakat adalah mahasiswa tahun kedua fakultas kedokteran gigi Universitas North Carolina dan tengah menggalang dana untuk mendirikan pos perawatan gigi bagi pengungsi Suriah di Turki.





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.