Tampilkan postingan dengan label Regional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Regional. Tampilkan semua postingan

Senin, 09 Maret 2015

Mahasiwa Aceh: “Pak Jokowi Sakitnya tuh di UUPA”





Sudah cukup Aceh jadi modal Indonesia...”


Kedatangan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo ke Aceh disambut puluhan Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry melakukan aksi unjuk rasa di bundaran Simpang Lima Banda Aceh, Senin (9/3/2015).


Aksi tersebut dimulai sekitar pukul 15.00-16.00 WIB, dalam orasi pendemo membawa sejumlah umbul-umbul bertuliskan “Jokowi salam dua jari, rakyat Aceh gigit jari”, "Sudah cukup Aceh jadi modal Indonesia", “Selamat datang Pak Jokowi tuntaskan Turunan UUPA”, “Pak Jokowi sakitnya tu di UUPA”.


Mahasiswa UIN Ar-Raniry menuntut Jokowi agar segera menuntaskan Undang Undang Pemerintah Aceh (UUPA) yang sampai saat ini dinilai belum direalisasikan. Karena sikap Presiden Joko Widodo menjadi tolak ukur dan komitmen dalam membangun Aceh.


Dalam orasinya Sayed Fuadi Fajar Ramadhan, Presiden Mahasiswa UIN Ar-Raniry juga menyayangkan keputusan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo yang menghapus dana bantuan bagi masjid, Meunasah dan Dayah yang ada di Aceh.


“Itu adalah kekhususan Aceh. Jadi, kembalikan keistimewaan Aceh.” Ujarnya.







Para demontrasi juga sempat menarik perhatian pengguna jalan sehingga membuat beberapa kali terjadi kemacetan, namun puluhan aparat Kepolisian mengamankan aksi Mahasiswa dan menertibkan lalu lintas.


Koordinator lapangan, M. Reza Fahlevi mengatakan “Hari ini Presiden Joko Widodo berkunjung ke Aceh, dan kami mewakili jutaan rakyat Aceh meminta Presiden agar segera mengesahkan UUPA, buktikan kalau Aceh benar-benar kampung halaman Jokowi.”



[Anisrullah]

Di Aceh, Jokowi dan Iriana Jadi 'Pengantin' Lagi




Sumber: Twitter Iriana Joko Widodo


Presiden Jokowi mengunjungi Aceh . Di Tanah Rencong itu, sang Presiden bersama Ibu Negara Iriana, didudukkan kembali di pelaminan.



Pelaminan tempat Jokowi-Iriana duduk itu berhiaskan kain-kain hijau, merah, dan kuning yang bermotif emas.



Si pria berkemeja putih serta celana hitam. Sedangkan Iriana yang berkerudung mengenakan kemeja pucat serta rok hitam panjang.



Lalu di atas pelaminan, keduanya menjalani upacara tepung tawar atau peusijuk di Kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh. Upacara dipimpin oleh Wali Nanggroe Malik Mahmud, seperti dikutip dari laman Setkab.go.id, Senin (3/9/3/2015).



Peusijuk adalah salah satu adat Aceh untuk memberkati dan mendoakan orang akan dipeusijuk. Biasanya tradisi ini dilakukan saat perkawinan, khitanan, dan ketika akan berangkat haji.



Kedatangan Jokowi ke Aceh sejatinya adalah untuk meresmikan terminal pengolahan gas alam cair (Liquefied natural gas/LNG) Arun Aceh, yang dioperasikan cucu usaha PT Pertamina (Persero) yaitu PT Perta Arun Gas. Dia dijadwalkan berada di provinsi itu hingga 10 Maret 2015.





Sementara, itu mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsyiah melakukan aksi damai di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Mereka juga melakukan aksi teatrikal peusijuk (tepung tawar) kartun berwajah Jokowi, sambil berorasi.



Para mahasiswa ini menuntut Jokowi menepati janjinya terhadap masyarakat Aceh dengan mengesahkan turunan Rancangan Undang-undang Pemerintah Aceh (RUUPA) dan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Migas.



"Jokowi saat ini belum berdampak bagi masyarakat Aceh, oleh karena itu kami menuntut Jokowi memenuhi janjinya pada masyarakat Aceh," ujar Hasrizal, koordinator aksi.







Mahasiswa juga menuntut Jokowi untuk membangun tol laut hingga ke wilayah Aceh.



"Saat ini pembangunan tol laut direncanakan hanya sampai Sumatera Utara, ini merupakan ketidakadilan bagi masyarakat Aceh," pungkas Harsrizal. Aksi ini berlangsung damai dan dijaga ketat pihak keamanan dari kepolisian Poltabes kota Banda Aceh.



LIPUTAN6

Sabtu, 07 Maret 2015

#SaveHajiLulung Go Internasional, Lulung: “Saya Enggak Ngerti Twitter”





Tanda pagar (tagar) #SaveHajiLulung masih bertahan hingga saat ini dalam daftar trending topics worldwide di Twitter. Sudah semalaman ini, tagar tersebut belum juga turun dari daftar tersebut.



Kendati sudah mendunia, objek yang menjadi pembicaraan, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Abraham Lunggana atau yang akrap disapa Lulung justru tidak mengerti dan memahami layanan mikroblogging tersebut.



"Saya enggak punya Whatsapp, saya enggak punya Twitter. Twitter apa itu barangnya saya tidak ngerti," ucapnya.



Namun demikian, politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini mengetahui adanya tagar tersebut dan mengapresiasinya dengan baik. Dia juga tidak ambil pusing mengenai komentar negatif yang muncul di balik tagar tersebut.



"Saya semangat karena saya top ketiga di dunia. Tinggal bagaimana saya menjaga kredibilitas," kata Lulung.



Cuitan dengan tagar #SaveHajiLulung ini sebetulnya tak melulu soal sumpah serapah dan kata cuitan yang bernada negatif. Sebab ada permainan kata-kata di dalamnya.



Cara permainan kata-katanya cukup mudah. Setiap kata dalam bentuk aktivitas yang diikuti tagar ini merupakan pernyataan kontradiktif dari aktivitas sebelumnya.



"Haji Lulung distop polisi, polisinya yang nanya, "Bapak tahu kesalahan saya?" #SaveHajiLulung" kata cuitan akun @mbot.



Atau seperti cuitan yang dilakukan salah satu akun milik comic @Juipurwoto yang berbunyi "Haji lulung beres jumatan ngambil sendalnya di tempat penitipan, sementara itu jemaah lain langsung pulang... bela2in nyeker #savehajilulung."



Intinya dari tweet bernada satir ini adalah kebalikan dari apa kalimat aktivitas pertama yang dilakukan. "Haji Lulung kalo ke bandara, tas petugasnya yang diperiksa #SaveHajiLulung." tulis @Dzawinur.



Sampai berita ini diturunkan, tagar #SaveHajiLulung menempati posisi ketiga di dunia. Setelah beberapa jam sebelumnya, tagar tersebut berhasil memuncaki daftar cukup lama.



CNN

Jumat, 06 Maret 2015

“Dunia Bakal Cap Jokowi, Presiden Eksekutor”





Eks Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia, John McCharty, menilai kebijakan eksekusi mati terhadap gembong narkoba, akan menjadi kesalahan besar yang dilakukan Indonesia. 



Menurutnya, dunia akan mengenal Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) sebagai “Presiden Eksekusi”.



Indonesia dalam beberapa hari ke depan bakal mengeksekusi sejumlah gembong narkoba asing, termasuk dua gembong narkoba Bali Nine asal Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. McCharty mengatakan, setiap eksekusi yang dilakukan Indonesia akan merusak reputasi negara itu di mata dunia.



”Ada banyak penilaian baik terhadap Jokowi,” katanya.”(Tapi) semua itu akan hilang dan dia akan dikenang sebagai presiden eksekusi di banyak negara,” katanya lagi, Jumat (6/3/2015).



“Perlu digarisbawahi, apa yang mulai saya temukan adalah kita melihat aspek kebangkitan nasionalis Indonesia yang selalu berada di bawah permukaan,” ujarnya mengacu pada reaksi warga Indonesia yang pro-kebijakan eksekusi, seperti dilansir Sydney Morning Herald.







Pakar dari Australian National University, Greg Fealy, sepakat bahwa kebijakan Jokowi memicu kebangkitan nasionalisme dan layak dikritik keras untuk hal itu. Tapi seperti yang disampaikan McCarthy, menurutnya, respon diplomatik Australia harus ditahan.



Dia menganggap reaksi politisi Australia yang menyalakan lilin sebagai protes eksekusi menjadi contoh yang baik.



”Ada beberapa opini daripemimpin di Indonesia, yang menjadi semakin khawatir tentang dampak rusaknya reputasi Indonesia (di mata dunia),” ujarnya.



Presiden Jokowi sendiri bergeming dengan suara protes dari Australia soal rencana eksekusi mati duo Bali Nine. Jokowi bahkan dengan tegas menolak barter tahanan yang ditawarkan Australia demi menyelamatkan dua warganya itu. (*sindo)

#SaveHajiLulung Mendunia, Meme-meme Ngakak Bikin Terpingkal-pingkal





Linimasa Twitter & FB (facebook) mendadak ramai dengan kicauan lucu dan gambar meme wakil ketua DPRD DKI Jakarta, Abraham Lunggana (Haji Lulung) dengan hashtag #SaveHajiLulung. 



Banyak yang menggunakan kesempatan ini untuk bercanda tentang sosok wakil rakyat itu. Ini disebabkan oleh konflik yang terjadi antara anggota DPRD DKI Jakarta dengan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) seputar pembahasan APBD 2015.



Keributan rapat mediasi antara anggota dewan dengan Ahok yang ujungnya berakhir dengan celetukan makian terhadap sang gubernur Jakarta, ternyata menggugah netizen bergerak menyuarakan pendapat mereka. Haji Lulung dijadikan sasaran karena ia sempat keliru menyebut UPS dengan USB.



Sekarang, banyak netizen yang menggunakan hashtag #SaveHajiLulung sampai masuk trending topic dunia. Kicauan mereka pun beragam, yang terkesan kucu dan konyol. Di antaranya seperti berikut.






Meme lulung



Add caption

Selasa, 03 Maret 2015

TNI: “Ada yang Berencana Gagalkan Eksekusi Mati Bali-Nine”






Pengamanan yang dilakukan oleh TNI terkait pelaksanaan eksekusi duo "Bali Nine" bukan sekadar pamer kekuatan. TNI mengendus adanya potensi upaya penggagalan eksekusi itu.





Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal TNI M. Fuad Basya mengungkapkan pengamanan yang dilakukan oleh TNI berdasarkan dari laporan intelijen mereka.





"Laporan intelijen kami menyebutkan, ada potensi yang besar penggagalan," katanya lapor CNN Indonesia.





Namun saat ditanya seperti apa dan dari mana ancaman itu, Fuad menolak menyebutkan asal ancaman penggagalan eksekusi Bali Nine tersebut, apakah dari dalam negeri atau pun dari luar negeri. Dia menilai, di era proxy war ini, semuanya saling terhubung dan mempengaruhi.





Dalam negeri, menurut Fuad, akan dipengaruhi dan berkaitan dengan kondisi luar negeri pun sebaliknya. "Pengamanan kami lakukan, agar pihak yang hendak menggagalkan eksekusi tahu kalau mereka punya rencana itu dan kami siap dengan segala kemungkinan," tegasnya.





Fuad tidak bisa menyebutkan secara detail pengamanan yang dilakukan TNI soal eksekusi Duo Bali Nine. Dia menyebutkan, pada prinsipnya, TNI melakukan operasi sepanjang tahun, apakah itu di darat, laut dan udara. Kekuatan operasi itu yang kemudian digeser untuk fokus ke selatan Indonesia, ke wilayah eksekusi Bali Nine di Nusakambangan. "Ya semua kekuatan operasi itulah yang kita libatkan," ungkapnya.





Fuad menampik, pengamanan yang dilakukan TNI itu sebagai ajang unjuk kekuatan ke dunia internasional, terutama Australia, bahwa Indonesia memiliki kekuatan untuk menjaga kedaulatannya, termasuk di bidang hukum. Sebagaimana diketahui, eksekusi Bali Nine ini ditolak keras oleh Australia, itu tercermin dari sikap PM Tony Abbott.





Pengaman eksekusi Bali Nine oleh TNI, lanjut Fuad, akan dilakukan hingga eksekusi itu berjalan lancar. Setelah itu, semua kekuatan akan ditarik ke fokus mereka masing-masing.





Soal Duo Bali Nine





Sebelumnya diberitakan, dua terpidana mati Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran sudah menyeberang ke Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Meski keduanya sudah tiba, pengamanan di sekitar Cilacap masih masih terus dilakukan hingga kini. "Sudah diseberangkan dan sudah sampai di Nusakambangan," kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Aloysius Liliek Darmanto kepada CNN Indonesia.





Liliek enggan menyebutkan berapa jumlah personel yang dikerahkan Polda Jawa Tengah untuk mengawal dua anggota Bali Nine tersebut. Yang jelas menurtnya, Polda Jawa Tengah mengamankan secara maksimal proses pemindahan keduanya dari Bandara Tunggul Wulung menuju Nusakambangan.





"Target kami tidak ada gangguan keamanan yang bisa mempengaruhi citra Indonesia di dunia Internasional," katanya.





Pengamanan di kawasan Cilacap dan sekitarnya juga akan terus dilakukan Polda Jawa Tengah sampai ada perintah untuk menarik personel di lapangan. "Sesuai kebutuhan di lapangan untuk pengamanan," katanya.





Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dikawal ketat petugas sejak keluara dari LP Kerobokan, Denpasar. Polda Bali mengerahkan personel dari beberapa kesatuan untuk mengawal keduanya.





Pengamana melekat bahkan dilakukan oleh 22 personel Brimob yang turut serta dalam pesawat carteran ATR72 dari Bandara Ngurah Rai, Denpasar menuju Bandara Tunggul Wulung, Cilacap. Dua jet tempur TNI Angkatan Udara juga dikerahkan untuk mengawal penerbangan keduanya.





CNN Indonesia

Minggu, 01 Maret 2015

Kampus ISI Yogya Dijual Rp1M, Harga Nego!





Sebuah iklan menawarkan Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta membuat heboh. Iklan itu dipasang di situs jual beli OLX sejak Jumat (27/2) lalu. Sang pemasang iklan dengan dengan ID isi_jogja menjual Kampus ISI dengan harga Rp 1 miliar.



Alasan penjualan kampus milik Negara tersebut pun dijelaskan dalam postingan tersebut.



"Butuh dana secepatnya untuk membayar gaji karyawan honorer/kontrak, karena kehabisan anggaran sehingga tidak bisa membayar gaji semua karyawan honorer/ kontrak walopun gaji dibawah UMR," tulis akun isi_jogja di OLX.



Tak hanya itu, pemosting iklan juga meyakinkan dengan kalimat "ini iklan serius, bukan main-main, dengan mengharap pembeli yang minat serius juga."



Tak tanggung-tanggung pemosting juga mencantumkan nomor telpon kampus ISI Yogyakarta dalam iklannya.



Pembantu Rektor II ISI Yogyakarta, Siswadi yang dikonfirmasi menegaskan iklan tersebut palsu. "Coba dilogika saja, masak kampus punya negara itu dijual di online, kalau swasta mungkin," katanya pada merdeka.com di gedung rektorat ISI Yogyakarta, Senin (2/3).



Berikut ini iklan postingan lengkap iklan penjualan kampus ISI Yogyakarta di OLX:



Dijual cepat:

Sebagian atau keseluruhan kampus ISI Yogyakarta



alasan dijual:

Butuh dana secepatnya untuk membayar gaji karyawan honorer/kontrak, karena kehabisan anggaran sehingga tidak bisa membayar gaji semua karyawan honorer/ kontrak walopun gaji dibawah UMR.



keterangan:

ini iklan serius, bukan main-main, dengan mengharap pembeli yang minat serius juga.



Yang dijual diutamakan sebagian saja dan yang belum ada bangunan/gedungnya, tapi jika ada pembeli yang berminat membeli beserta gedung/bangunan (atau mungkin beserta isi bangunan), asal harga cocok bisa dibicarakan.

Kalo bahkan ada yang berminat membeli keseluruhan kampus ISI, asal harga cocok, bisa dibicarakan juga.



khusus peminat serius, tidak menanggapi orang iseng.



telp:

0274379133

0274373659



Untuk lebih baiknya, untuk peminat diharap datang langsung ke gedung rektorat baru ISI Yogyakarta (jalan Parangtritis KM6.5) pada hari kerja (Senin-Jum'at) dan pada jam kerja (08.00-14.00) agar bisa berbicara langsung dengan pejabat ISI Yogyakarta.



Harga dan tawar menawar dibicarakan langsung di tempat.



sekali lagi ini iklan serius, bukan iklan main-main.



Terimakasih OLX



DREAM.COID

Kamis, 26 Februari 2015

Liput Bali-Nine, Wartawan DailyMail asal Australia Ditangkap Imigrasi





Seorang jurnalis warga Australia, Candace Sutton, telah ditangkap oleh aparat Indonesia saat meliput persiapan eksekusi mati dua warga Australia di Cilacap, Jawa Tengah. Jurnalis yang bekerja untuk Daily Mail ini dituding telah melanggar Undang-undang Imigrasi.



Penahanan terhadap Candace Sutton dibenarkan oleh Kepala Komunikasi dan Informasi Imigrasi Cilacap, Adithia P. Barus, pada Kamis, 26 Februari 2015. "Tidak ada surat rekomendasi dari Kementerian Luar Negeri (untuk melakukan tugas jurnalistik di Indonesia)," kata Adithia.



Kepala Subbagian Humas Ditjen Imigrasi Welly Wiguna mengatakan Sutton akan dideportasi hari ini. Saat ini, ujarnya, jurnalis perempuan warga Australia itu sedang dalam perjalanan ke Jakarta.



Sutton menggunakan visa kunjungan untuk meliput persiapan eksekusi dua terpidana mati kasus penyelundupan 8,2 kilogram heroin ke Indonesia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Ia tidak mencantumkan namanya dalam pemberitaan duo Bali Nine itu.



Sutton, kata Adithia, selanjutnya menjalani pemeriksaan di Kantor Imigrasi dan setelah itu dideportasi.



Sebelumnya, jurnalis dari Brasil dan Peru juga dideportasi pada 18 Januari lalu saat akan meliput persiapan eksekusi mati sebelas terpidana di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.



NEWS.COM.AU | TEMPO

Sebenarnya Apa Isi Percakapan Jokowi-Abbott?





Rencana eksekusi mati duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myu Sukumaran disebut-sebut berjalan mundur.



Presiden Joko Widodo disebut lebih cenderung menjaga persahabatannya dengan pemerintah Australia. Sejumlah media asing seperti ABC dan Sydney Morning Herald, Kamis (26/2) bahkan mengawali pemberitaannya dengan optimisme, 'ada setitik harapan untuk Bali Nine'.



Hal itu diangkat menyusul perbincangan PM Australia, Tony Abbott dengan Presiden Joko Widodo kemarin malam.



Wakil Ketua Komisi I DPR RI Hanafi Rais meminta Presiden Joko Widodo mengungkapkan isi percakapannya dengan Perdana Menteri Australia Tony Abbott agar tidak menimbulkan berbagai spekulasi di masyarakat.



"Presiden Jokowi harus menyampaikan kepada publik apa sikap presiden yang disampaikan ketika ditelepon PM Abbott, itu yang kita tunggu," katanya di Jakarta, Kamis (26/2).



Dia berharap Presiden Jokowi menyampaikan kepada PM Abbott bahwa pernyataan Abbott soal bantuan tsunami itu tidak pantas untuk norma orang Asia. Hal itu harus diungkapkan Presiden Jokowi karena PM Abbott sudah mengklaim terkait pembicaraan kedua kepala pemerintahan tersebut.



"Presiden Jokowi harus membuka isi pembicaraan kepada publik karena kalau tidak akan menimbulkan berbagai persepsi. Selain itu PM Abbott sudah mengklaim isi pembicaraan itu," ujarnya.



Hanafi menilai hubungan "hotline" yang dilakukan kedua pimpinan itu merupakan hal yang lumrah dilakukan dalam diplomasi. Pola itu merupakan cara efisien dan murah untuk melakukan lobi di antara kedua negara.



"Persoalannya Presiden Jokowi harus menyampaikan ke publik apa sikapnya ketika ditelepon PM Abbott," ujarnya.



Menurut Hanafi, pernyataan PM Abbott yang menyatakan bahwa Presiden Jokowi mempertimbangkan posisi Indonesia dengan hati-hati merupakan upaya Abbott menekan Presiden dengan segala cara. Ia mengemukakan apabila kejadiannya seperti ini, keputusan tergantung di tangan Presiden Jokowi.



"PM Abbott itu tipe hawkish, jadi pasti agresif melobi. Sementara Presiden Jokowi tipe 'dovish' jadi bertahan terus," katanya.



Sebelumnya, PM Australia Tony Abbott mengaku telah melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden RI Joko Widodo terkait rencana eksekusi mati dua warga Australia dalam kasus narkoba yang disampaikannya pada Kamis (26/2), seperti diberitakan kantor berita AFP.



AFP | ROL

Rabu, 25 Februari 2015

Abbott Telpon JK, “Dia Minta Maaf”





Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengungkit kembali bantuan yang diberikannya saat bencana tsunami Aceh 2004 silam.



Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku telah menerima telepon dari Abbott. Dalam sambungan telepon itu, menurut JK, Abbott mengakui kekeliruan pernyataannya.



"Dia (Abbott) menjelaskan dan menyadari bahwa itu suatu kekeliruan. Sudah (dihubungi), Menlunya juga telepon saya," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (23/2).



Kalla menjelaskan, saat itu Australia bersama dengan 55 negara lainnnya memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban bencana tsunami Aceh. Sehingga, tambah JK, Australia bukan satu-satunya negara yang memberikan bantuannya saat itu.



"Saya sudah jelaskan bahwa kami pahami waktu tsunami itu ada bantuan kemanusiaan dari 56 negara. Termasuk di dalamnya Australia. 56 negara yang datang. Australia hanya bagian dari 56 itu," jelas JK.



Pernyataan Abbott tersebut terkait dengan rencana pemerintah untuk mengeksekusi mati dua warga asal Australia. Atas pernyataannya tersebut, warga Indonesia pun bereaksi mengumpulkan koin untuk Australia sebagai balasan terhadap ucapan Abbott.



Menurut. JK, Abbott pun menyadari kesalahannya atas ucapannya itu kepada warga Indonesia. Oleh karena itu, Abbott melalui Menlu-nya menghubungi Wapres JK untuk meluruskan pernyataan Abbott yang menyinggung masyarakat Indonesia.



"Dia menyadari bahwa itu suatu kekeliruan," kata JK.



Kendati demikian, komunikasi tersebut tidak dilakukan untuk membahas rencana hukuman mati terhadap Myuran Sukumaran dan Andrew Chan. Pemerintah pun, kata dia, akan tetap menghargai berbagai pendapat dari negara lain termasuk Australia. Namun, hal ini tidak akan mempengaruhi keputusan hukum pemerintah Indonesia.



JK juga menyatakan tidak ada tekanan dari Australia terhadap proses pelaksanaan eksekusi mati. Ia menyatakan yang ada hanyalah pandangan-pandangan pribadi.



"Tadi Anda katakan sendiri bahwa pandangan itu. Kita hargai semua pandangan. Sama jangan lupa, kita juga ada (WNI) dihukum mati di Saudi, Anda semua protes kan? Sama saja (pandangannya)," ujar JK.



Walau begitu, JK menyatakan Indonesia tidak mengkomunikasikan rencana atau pelaksanaan eksekusi mati dengan Australia. Pelaksanaan eksekusi mati adalah hukum Indonesia sebagai negara berdaulat.

Minggu, 22 Februari 2015

Korban Tsunami Sakit Hati Atas Pernyataan PM Australia





"... sakit hati masyarakat korban tsunami atas pernyataan PM Australia ini tidak dapat kita terima..."



Masyarakat korban tsunami di Kabupaten Aceh Barat menyatakan siap mengembalikan bantuan Australia untuk Aceh senilai Rp13 triliun untuk rehab rekon pascatsunami 26 Desember 2004, karena merasa sakit hati terhadap pernyataan Perdana Menteri Tonny Abbott yang mengungkit bantuan tersebut.



Koordinator Gerakan Pejuang Rumah Tsunami (GPRS) Aceh Barat Edi Candra di Meulaboh, Minggu mengatakan untuk mengembalikan bantuan Negara Kangguru tersebut masyarakat melakukan pengalangan dana serta lelang batu giok Aceh, berharap pemerintah mendukung aksi mereka itu.



"Berapalah cuma Rp13 triliun bantuan mereka, tapi sakit hati masyarakat korban tsunami atas pernyataan PM Australia ini tidak dapat kita terima, rakyat Aceh bahkan Indonesia kami yakin tidak pernah meminta bantuan dari mereka, itu dana kemanusiaan," katanya.



Korban tsunami di Aceh Barat yang merasa kesal atas pernyataan PM Australia Tonny Abbott yang mengaitkan toleransi eksekusi hukuman mati terhadap terpidana mati WNA Australia Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, meminta pernyataan tersebut dicabut dan meminta maaf kepada rakyat Aceh.



Selain melakukan aksi lelang batu giok, belasan masyarakat korban tsunami di Aceh Barat, Minggu (22/2) siang membuat aksi mengali dua lubang kubur di Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan sebagai bentuk dukungan terhadap eksekusi mati terpidana mati WNA Australia.



"Kami meminta terpidana mati ini segera dieksekusi dan mayatnya dikubur di Aceh Barat untuk mengobati rasa sakit hati rakyat Aceh atas pernyataan petinggi Australia itu," tegasnya.



Mengaitkan kontribusi Pemerintah Australia membantu pembangunan sedikit infrastruktur di provinsi ujung barat Indonesia itu pascatsunami, tidak seimbang apabila dua terpidana mati Australia harus dibatalkan ataupun dikurangi hukuman.



Bantuan yang diberikan tidak seimbang dengan kerusakan negara Indonesia akibat perbuatan mereka sebagai gembong narkotika, karena itu pantas apabila segera dieksekusi mati mendapat dukungan rakyat Indonesia.



Terlebih lagi Gubernur Aceh Zaini Abdullah ikut mengecam pernyataan PM Australia Tonny Abbott, karena mengaitkan bantuan untuk Aceh dengan persoalan penegakan hukum di Indonesia merupakan sikap yang tidak etis.



"Kami dukung eksekusi hukuman mati untuk WNA manapun yang jelas-jelas menghancurkan rakyat Indonesia dengan narkoba, persoalan mereka beri bantuan biar kami galang dana untuk mengantikannya," katanya menambahkan.



ANTARA





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Sabtu, 21 Februari 2015

Trending Topic Dua Tagar #CoinForAustralia #KoinuntukAustralia





Tagar Koin Untuk Australia kembali masuk Trending Topik Twitter Indonesia. #CoinForAustralia #KoinuntukAustralia merupakan wujud dari kekecewaan masyarakat Indonesia terutama warga masyarakat Aceh atas pernyataan dari Perdana Menteri Australia Tonny Abbot. Hal ini menyangkut hubungan Indonesia dan Australia yang kembali menghangat usai dua warga Australia di dakwa dengan hukuman mati karena kasus narkotika.









DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Selasa, 17 Februari 2015

Kontroversi Budi Gunawan (Bukan) Penegak Hukum?





Hakim tunggal Sarpin Rizaldi memutuskan mengabulkan permohonan gugatan praperadilan Komisaris Jenderal Budi Gunawan yang menggugat KPK atas penetapan tersangka lembaga antirasuah tersebut kepadanya.



Putusan hakim tersebut berdasar pada beberapa pertimbangan, salah satunya penetapan tersangka terhadap Budi Gunawan dinilai bukan merupakan kewenangan KPK.



Sarpin menjelaskan menurut pasal 11 UU KPK, lembaga antirasuah tersebut berwenang melakukan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan tindak pidana korupsi yang melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara negara dan orang lain yang ada kaitannya dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan aparat penegak hukum atau penyelenggara negara.



KPK, atas UU tersebut, juga mendapatkan kewenangan melakukan penyelidikan hal yang mendapatkan perhatian meresahkan masyarakat atau menyangkut kerugian negara paling sedikit Rp 1 Milyar.



Sementara itu, berdasarkan pada pasal 1 dan 2 UU Nomor 28 Tahun 1999, Dalam putusannya, Hakim menganggap bahwa Budi bukan termasuk penegak hukum dan bukan penyelenggara negara.



"Ternyata jabatan Karobinkar jabatan administrasi golongan eselon IIa, bukan termasuk eselon I," kata Hakim Sarpin.



Sebelumnya, dalam dalilnya, KPK menyampaikan bahwa tim penyelidik menemukan dua alat bukti yang menunjukkan adanya tindak pidana korupsi yang dilakukan Budi Gunawan.



Selain itu, tim penyelidik juga memaparkan bahwa Budi termasuk penegak hukum dan penyelenggara negara.



Kata Sarpin, sepanjang pemeriksaan di pengadilan, KPK tidak mengajukan bukti-bukti untuk menguatkan keterangan tim penyelidik tersebut.



"Kesimpulannya, termohon tidak bisa buktikan pemohon adalah aparat penegak hukum," kata Sarpin.



Tak Masuk Akal



Pakar hukum tata negara dari Universitas Andalas, Feri Amsari, mementahkan dalil Hakim Sarpin yang menyatakan Komisaris Jenderal Budi Gunawan bukan penegak hukum atau pejabat negara.



"Harus dipahami bahwa pejabat yang berada di lingkungan institusi penegak hukum memiliki dua status," kata Feri dalam keterangan pers, Sabtu, 14 Februari 2015. "Pertama, dia aparat negara dan, kedua, dia adalah pejabat negara."



Selain memiliki tugas dan fungsi sebagai penegak hukum, menurut Feri, Budi Gunawan juga mempunyai kewajiban serta fungsi administratif.



"Fungsi ini yang membuktikan bahwa Budi Gunawan adalah pejabat negara," kata Feri.



Pakar hukum dari Universitas Islam Indonesia, Ridwan H.R., mempunyai pendapat serupa. Menurut Ridwan, seseorang diklasifikasikan sebagai penyelenggara negara dalam administrasi jika menjabat di struktur lembaga publik dan menerima gaji dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.



"Dalam konteks ini, Budi Gunawan masuk dalam kualifikasi pejabat publik, sehingga masuk kategori penyelenggara negara," ujar Ridwan.







Sementara, Mantan Wakil Kapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno mengatakan, semua polisi adalah penegak hukum berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002.



"Sesuai Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Polisi adalah penegak hukum," kata Oegro.



Oegro menjelaskan, definisi polisi dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 adalah pemelihara keamanan ketertiban masyarakat, pelindung pengayom dan pelayan masyarakat dan yang ketiga penegak hukum.



"Saya terakhir jadi polisi itu undang-undang bunyinya seperti itu. Ngga tahu kalau dihapus," kata Oegro. "Kalau sudah dihapus saya ngga tahu soalnya saya sudah pensiun sejak 1 Maret 2014," ujar dia.


















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Minggu, 15 Februari 2015

Hina Nabi, Kepala Lars Vilks Dihargai Rp2 Triliun





Kepolisian Denmark memastikan kartunis asal Swedia Lars Vilks (67) menjadi target utama penembakan dalam diskusi bertajuk seni, penghujatan dan kebebasan berekspresi di Kafe Krudttonden, Copenhagen, Denmark.



Kabar ini tentu tidak mengejutkan lantaran Lars Vilks masuk dalam daftar orang yang ditargetkan mati oleh kelompok Al Qaeda di Iraq. Bahkan kepalanya dihargai 100 ribu poundsterling atau sekira Rp2 triliun oleh kelompok tersebut.



Mengapa Vilks begitu dibenci? Mirror merilis ia pernah menggambarkan sosok Nabi Muhammad sebagai seekor anjing pada tahun 2007. Bukan itu saja, ia pernah menggambar Yesus sebagai seorang paedofil.



Lantaran itu Vilks kini di bawah perlindungan pemerintah Swedia. Namun, ia menolak bersembunyi seperti yang dilakukan penulis Satanic Verses (Ayat-Ayat Setan), Salman Rushdie. Nomor telepon Vilks berikut alamatnya di Helsingborg, tercantum jelas di daftar Yellow Pages.



Alih-alih berhasil membunuh Vilks, pelaku penyerangan justru menewaskan seorang warga Denmark peserta diskui memperingati 26 tahun keluarnya fatwa penolakan terhadap Salman Rushdie tersebut.



Sebenarnya, ancaman pembunuhan terhadap Vilks tidak terjadi kali ini saja. Sebelumnya, pada Maret 2009, seorang mualaf dari Pennsberg, Pennsylvania, AS, Collen LaRose mencoba membunuh Cilks. Ibu rumah tangga berusia 51 tahun itu bahkan ke Swedia untuk menghabisi nyawa Vilks sebagai bentuk jihad. Tapi misinya gagal dan harus mendekam di penjara selama 10 tahun.



Di saat bersamaan, percobaan pembunuhan terhadap Vilks juga datang dari Irlandia. Sebanyak tujuh orang ditahan karena didakwa melakukan percobaan pembunuhan padanya. Pada Mei 2009, sang kartunis juga menjadi korban serangan saat memberikan kuliah tentang kebebasan berbicara di Uppsala University. Saat itu ditayangkan pula video tentang Islam dan homoseksualitas.



Vilks juga menerima ancaman berupa video dari kelompok Al-Shaabab di Somalia medio November 2010 lalu. Mereka merilis bahwa aksi bom bunuh diri di Stockholme terkait dengan penggambaran Vilks laksa na seekor babi.



Vilks yang lahir di Helsingborg, Swedia mempunyai orangtua berdarah Latvia dan Swedia. Dia menuntaskan gelar doktoralnya di jurusan sejarah seni Lund University pada 1987. Kemudian dia bekerja di akademi seni Oslo National Academy dari 1988 hingga 1997, sebelum resmi menjadi profesor seni di Bergen National Academy.



Tahun lalu, tepatnya pada bulan Oktober, dia juga sempat kembali menjadi buah bibir karena menganugerahi majalah Charlie Hebdo sebuah penghargaan kebebasan berpendapat melalui organisasinya, Lars Vilks Committee.





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Kamis, 12 Februari 2015

KPK Diteror, Jasin: Penyidik KPK Pernah Hilang, Tak Kembali





Ancaman terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi bukan terjadi kali ini saja. Pada periode kepemimpinan sebelumnya, para komisioner dan penyidik KPK pun kerap menerima teror.



Menurut mantan Wakil Ketua KPK M Jasin, teror terhadap KPK sejak eranya bahkan hingga ke tahap diwujudkan atau eksekusi, tak sekadar ancaman.



"Ancaman selalu ada. Itu ibarat serangan-serangan balik. Dulu ada teror, ada penyidik KPK yang tidak kembali," kata Jasin kepada CNN Indonesia, Kamis (12/2).



Penyidik KPK yang tak kembali hilang begitu saja, ujar Jasin, hingga kini pun tak diketahui rimbanya.



Selain penyidik yang hilang itu, teror fisik lain juga terjadi. "Ada juga yang kakinya patah. Orang yang kakinya patah itu sampai sekarang masih bekerja di KPK. Jelas ancaman selalu ada," kata Jasin.



Bedanya dengan sekarang, ujar Jasin, dulu teror terhadap KPK hanya diterima oleh level pimpinan dan penyidik, tak sampai merembet ke pegawai dan keluarga mereka.



Terkait ancaman yang diterima KPK di bawah kepemimpinan Abraham Samad saat ini, Jasin berpendapat hal itu merupakan serangan balik dari pihak yang tidak menyukai KPK. Ancaman meningkat karena supremasi hukum di Indonesia belum sempurna.



Soal pimpinan KPK yang berkali-kali mengemukakan ancaman yang mereka terima, Jasin memandangnya wajar. "KPK ingin menceritakan kepada masyarakat posisinya saat ini, bahwa kerja mereka dihadang. Masyarakat harus tahu karena KPK bertanggung jawab kepada masyarakat," ujar Jasin yang saat ini menjabat sebagai Inspektur Jenderal di Kementerian Agama.



Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto menyatakan ada teror yang menimpa lembaga antirasuah. Meski bukan kali pertama KPK mendapat ancaman, teror yang menimpa pegawai KPK saat ini menurut dia merupakan persoalan serius.



"Menurut kami, stadium ancaman sangat eskalatif karena bisa menyangkut nyawa. Ancaman yang serius itu bukan hanya menimpa staf dan karyawan, tapi sudah melebar ke keluarga," ujar Bambang di Kantor KPK, Jakarta Rabu malam (11/2).



KPK pun telah menyampaikan soal teror tersebut kepada Presiden Joko Widodo. Sang kepala negara, menurut Bambang, berjanji bakal mengambil langkah lebih tegas untuk meminimalisasi ketegangan yang merundung lembaga antikorupsi itu.



KPK juga telah menjalin komunikasi dengan kepolisian untuk menurunkan tensi ketegangan di antara kedua lembaga penegak hukum. Diwakili Komisioner KPK Zulkarnain dan Adnan Pandu Praja, Wakapolri Komjen Badrodin Haiti memastikan bakal turut mengamankan ketegangan.



"Wakapolri menjamin dan berjanji untuk bersikap tegas dan meminimalisasi ancaman itu," ujar Bambang.



Bambang enggan merinci bentuk teror yang menimpa jajaran pimpinan dan pegawai KPK. Terkait teror itu, KPK menjalin komunikasi dengan sejumlah lembaga tinggi, juga Tim 9 dan Komnas HAM.



sumber: CNNindonesia





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Rabu, 11 Februari 2015

Susi Pudjiastuti, Menteri Favorit Para Netizen





Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mendapatkan nilai suara terbanyak dari kalangan "netizen" atau pengguna dalam jaringan (daring) internet terkait sebagai tokoh menteri paling banyak diperbincangkan selama 100 hari pertama kinerja Kabinet Kerja.



Situs pemantau percakapan politik di media sosial, PoliticaWave, mengatakan Susi tidak hanya menjadi menteri yang paling banyak dibicarakan di 19 provinsi, tetapi juga menteri yang mendapat respons paling positif.



Pengguna media sosial menyukai gaya Menteri Kelautan dan Perikanan "yang cepat, ceplas-ceplos dan terlihat menguasai masalah," demikian pernyataan PoliticaWave.



"Berbagai keraguan netizen, terutama karena latar belakang pendidikannya, dari waktu ke waktu semakin berkurang berganti dengan keyakinan dan dukungan."



Hasil ini sejalan dengan riset yang dilakukan Evello, situs pemantau topik di internet, yang menyebut Susi Pudjiastuti adalah menteri yang paling banyak diberitakan oleh media selama 100 hari pemerintahan.



Selain Susi, Menteri Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan, Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara dan Menteri Sosial Kofifah Indar Parawansa juga mendapat respons positif.



Sejumlah kebijakan yang dianggap baik adalah penenggelaman kapal asing ilegal, penghapusan kurikulum 2013, dan penghapusan Ujian Nasional sebagai satu-satunya syarat kelulusan.



Adapun menteri-menteri yang mendapat sentimen negatif adalah Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri dan Meneg BUMN Rini Soemarno.



Secara keseluruhan, 100 hari pemerintahan Jokowi-JK ’direspon negatif’ oleh para pengguna Facebook BBC Indonesia. Dari 1.108 komentar terkait kinerja, sebanyak 68% mengkritik karena dianggap kurang tegas dan terlalu dipengaruhi parpol pendukung. [BBC]





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Senin, 09 Februari 2015

FOTO-FOTO: Banjir Lagi, Jakarta Lumpuh!



© ANTARA FOTO/Fanny Octavianus



ISTANA PRESIDEN KEBANJIRAN

Banjir merendam jalan di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (9/2). Banjir di puluhan titik ibukota yang disebabkan hujan berkepanjangan itu membuat sebagian besar aktivitas masyarakat terganggu.



Suasana jalan yang tergenang air di Bunderan Air Mancur, Jakarta, Senin (9/1). Sejumlah titik jalan di ibukota tergenang air cukup tinggi sehingga melumpuhkan arus lalu-lintas ibukota akibat turun hujan yang terjadi sejak malam sebelumnya.





© ANTARA FOTO/Hermanus Prihatna



BUNDERAN INDOSAT TERENDAM

Suasana jalan yang tergenang air di Bunderan Air Mancur, Jakarta, Senin (9/1). Sejumlah titik jalan di ibukota tergenang air cukup tinggi sehingga melumpuhkan arus lalu-lintas ibukota akibat turun hujan yang terjadi sejak malam sebelumnya.





© ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna 



JALAN DI SEKITAR STASIUN KOTA 

Pelajar sepulang sekolah melintasi banjir yang menggenangi jalan raya di sekitar Stasiun Kota, Jakarta, Senin (9/1). Intensitas curah hujan yang tinggi sejak Minggu (8/1) malam serta sistem drainase yang buruk menyebabkan sejumlah ruas jalan di ibukota terendam banjir.





© ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna 



BAJIR MERENDAM JALAN DI KOMPLEKS GREEN GARDEN 

Kendaraan melintasi banjir yang merendam jalan di depan Kompleks Green Garden, Jakarta, Senin (9/2). Intensitas curah hujan yang tinggi sejak Minggu (8/1) malam serta sistem drainase yang buruk menyebabkan sejumlah ruas jalan di ibukota terendam banjir.





© ANTARA FOTO/Fanny Octavianus 



BANJIR DI DEPAN ISTANA MERDEKA 

Pengguna jalan melintasi banjir yang merendam jalan di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (9/2). Banjir di puluhan titik ibukota yang disebabkan hujan berkepanjangan itu membuat sebagian besar aktivitas masyarakat terganggu.





© ANTARA FOTO/Fanny Octavianus 



SMK 1 BUDI UTAMO TERENDAM 

Siswa SMK 1 Budi Utomo beraktivitas di tengah genangan hujan yang merendam sekolah mereka, Jakarta, Senin (9/2). Banjir yang disebabkan hujan berkepanjangan di ibukota itu membuat sejumlah sekolah memulangkan anak didiknya lebih awal.





© ANTARA FOTO/Zabur Karuru 



WARGA MELINTAS DI DEPAN ISTANA MERDEKA

Warga melintasi banjir di depan Istana Merdeka, Jakarta, Senin (9/2). Akibat hujan deras berkepanjangan yang menguyur Jakarta, menyebabkan sebagian wilayah tergenang.



msn.com







DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Minggu, 08 Februari 2015

Terlalu Banyak Nuntut, PDIP Akan Kehilangan Jokowi



Rumor kepindahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari PDIP kencang berhembus. Hal ini dipicu polemik pelantikan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai Kapolri.



Manuver Presiden Jokowi dalam menuntaskan persoalan ini pun hingga kini belum berakhir, diawali dengan membentuk Tim Sembilan untuk menuntaskan polemik KPK-Polri. Dia juga mendadak melakukan pertemuan dengan pentolan Koalisi Merah Putih (KMP) Prabowo Subianto, di Istana Bogor.



Berbagai spekulasi bermunculan kalau Presiden Jokowi bakal meninggalkan partai pendukungnya, yakni PDIP. Meski masih sumir, namun kemungkinan tersebut bisa saja terjadi.



"Tak ada yang tak mungkin, bila Jokowi yakin prospek kariernya lebih cerah di luar PDIP, ia akan menjajaki komunikasi baru dengan kekuatan politik lain," ungkap Pengamat Politik LIPI Siti Zuhro kepada Okezone, Sabtu (7/2/2015).



Menurut Siti, fenomena kepindahan seorang kader dari partai politik bukanlah hal baru. Tengok saja, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang keluar dari Partai Gerindra, karena diminta mendukung Pilkada serentak.



"Tantangan Parpol saat ini adalah melakukan pelembagaan partai. Pelajaran berharga bagi partai adalah konsisten melakukan pengkaderan agar partai tak kering kader handal. Parpol juga sudah saatnya menghentikan pola rekrutmen spontan dan karbitan," paparnya.



Kejadian yang menimpa partai Gerindra saat ditinggalkan Ahok, menunjukkan bahwa ikatan nonkader dengan partai sangat renggang. Sebab, mereka hanya menggunakan partai sebagai perahu tumpangan saja.



"Selama politik hanya dimaknai sebagai alat perjuangan mencapai kekuasaan semata, maka ketika kepentingan dan kekuasaan telah didapat, usai pula keterkaitannya dengan partai," terangnya.



Menurut Siti, PDIP tentunya akan mempertahankan Jokowi sebagai kadernya. Sebab, rugi besar partai berlambang banteng moncong putih itu kalau kehilangan Jokowi.



"PDIP bisa jadi akan tak nyaman kalau Jokowi sampai mendirikan partai sendiri atau berlabuh ke partai lain," tuturnya.



Sebelumnya, wacana pembentukan partai politik untuk Joko Widodo semakin membuktikan adanya proyek besar memisahkan Jokowi dengan Megawati Soekarnoputri dan PDI Perjuangan. Keinginan ini muncul dari komunitas relawan Pro Jokowi atau Projo.



Namun, hal tersebut dibantah oleh Ketua DPP Projo, Budi Arie Setiadi. Menurutnya, membuat partai itu tidak mudah dan masih terlalu jauh untuk Projo.



sumber: okezone





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Sabtu, 07 Februari 2015

Penerbit Buku ‘Ngajak ML Remaja’ Siap Dipanggil Polisi



Penulis buku Saatnya Aku Belajar Pacaran meminta maaf atas kelalaiannya menerbitkan buku itu, setelah menuai kritik keras di media sosial.



Kontroversi buku terbitan Brillian Internasional ini bermula dari sebuah postingan di Komunitas Bisa Menulis di Facebook.



Saat itu, akun Teeamtamzir Bugeazt memfoto salah satu halaman buku yang isinya dianggap menganjurkan anak muda untuk berhubungan intim (ML).



Anggota DPD RI, Fahira Fahmi Idris, melalui akun Twitternya mengatakan buku tersebut adalah "racun bagi remaja kita karena melanggar nilai agama, etika, moral, merusak pola pikir generasi muda."



Buku 'Saatnya Aku Belajar Pacaran' awalnya memicu kontroversi dan kecaman dari berbagai kalangan, karena mengajarkan s*ks bebas di kalangan remaja.







Mengingat bahayanya buku itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada Kamis 5 Februari melaporkan penulis dan penerbit buku tersebut ke Mabes Polri. KPAI mengadukan perkara ini dengan beberapa pasal.



Ketua Komnas Anak Arist Merdeka Sirait menyebut buku itu sangat tidak layak.



"Itu tidak layak diberikan secara vulgar, seolah-olah melakukan making love gitu ya, atau percintaan antara remaja itu bahwa melakukan hubungan seksual seolah-olah itu adalah biasa-biasa saja kalau itu dinyatakan suka sama suka. Saya kira itu adalah menyesatkan," jelas Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait.



Menanggapi pengaduan KPAI ke polisi, penerbit buku kontroversi itu menyatakan siap dipanggil polisi kapan pun. Namun ia menegaskan, buku itu sebenarnya sudah ditarik dari peredaran sejak 2011 lalu



Apabila terbukti menghasut anak di bawah umur bertindak asusila, pengarang dan penerbit 'Saatnya Aku Belajar Pacaran' bisa dihukum hingga 5 tahun penjara.





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Jumat, 06 Februari 2015

Panggilan Khusus “Yang Terhormat Presiden Jokowi” Dianggap Lebay





Pemerintah mengeluarkan surat edaran Menteri Dalam Negeri pada 26 Januari 2014. Surat edaran tersebut berisi tentang penyebutan nama secara khusus untuk Presiden Joko Widodo.



Dalam surat yang diteken Sekretaris Jenderal Kemendagri Yuswandi Temenggung itu, nama Presiden Joko Widodo di berbagai acara kenegaraan harus disebut "YANG TERHORMAT, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, BAPAK JOKOWI".



Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, mengatakan pengaturan pemerintah ihwal penyebutan nama Presiden Joko Widodo seperti kembali ke zaman Orde Lama dan Orde Baru.



Siti menilai surat edaran itu tak penting. "Apa relevansinya, urgensinya, dan signifikansinya? Sebaiknya, Kemendagri tak usah lebay," ujarnya.



"Sejak 1998 hingga masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berakhir, tak pernah terjadi pengaturan penyebutan nama presiden. Ini balik lagi ke masa-masa lama," ujar Siti.



Pengaturan penyebutan nama secara khusus untuk Presiden Joko Widodo tersebut tercantum dalam surat edaran Kementerian Dalam Negeri yang dibuat pada 26 Januari 2015.



Surat itu dibuat menindaklanjuti atas perintah Presiden Jokowi pada pertemuan dengan para bupati sewilayah Sumatera pada Kamis 22 Januari 2015. Pertemuan itu bertempat di Istana Kepresidenan di Bogor.



Perintah Presiden tersebut untuk keseragaman dalam penyebutan nama dan jabatan, dalam acara resmi kenegaraan maupun kunjungan kerja di porvinsi, kabupaten, dan kota.



Berikut kutipan surat edaran Mendagri:




Menindaklanjuti arahan Bapak Presiden Republik Indonesia pada saat pertemuan bapak Presiden Republika Indonesia dengan para bupati sewilayah Sumatera pada hari Kamis, 22 Januari 2015 bertempat di tempat Istana Kepresidenan Bogor, bersama ini disampaikan bahwa untuk keseragaman dalam penyebutan nama dan jabatan Bapak Presiden Republik Indonesia pada saat acara resmi kenegaraan maupun kunjungan kerja di provinsi, kabupaten dan kota, penyebutannya sebagai berikut:



"YANG TERHORMAT, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, BAPAK JOKOWI."




Demikian disampaikan, untuk menjadi  perhatian dan maklum.



Dengan adanya surat tersebut, maka penyebutan Presiden Jokowi harus seperti yang diperintahkan seperti dalam surat edaran.
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.