Senin, 12 Januari 2015

Ini Bukti Charbonnie “Hebdo” Sudah Lama Diincar Al-Qaeda



Ternyata pimpinan majalah satire Charlie Hebdo sudah sejak lama menjadi target incaran Al-Qaeda.



Pada 2013, majalah Al-Qaeda merilis 11 daftar nama target operasi 'Hidup atau Mati' yang dipublikasikan majalah INSPIRE, majalah yang dijadikan jaringan Al Qaidah untuk menyebarkan pesan jihad.



Situs digitaljournal.com tahun lalu melaporkan, Al Qaidah menyebut ada sebelas orang yang menjadi daftar target mereka. Al Qaidah membuat identitas kesebelas buron ini untuk ditangkap hidup atau mati.



Majalah terbit pertama kali pada Juni 2010 itu juga membuat foto para target. Mereka dicari lantaran dianggap telah melakukan kejahatan terhadap Islam dan melecehkan Nabi Muhammad. Pemberi informasi akan mendapat hadiah.



Majalah dengan slogan 'Kita bisa. Satu peluru sehari agar orang kafir mati' ini menempatkan Terry Jones sebagai target buruan mereka. Lelaki 61 tahun itu merupakan seorang pendeta asal Negara Bagian Florida, Amerika Serikat. Dia menyerukan ajakan buat membakar Alquran pada April tahun lalu.



Kartunis sekaligus editor majalah satir asal Prancis Charlie Hebdo yang ditembak mati beberapa waktu lau, Stephane Charbonnier, juga masuk dalam urutan kedua taget buron Al Qaidah.





Sembilan nama lain yang masuk daftar buron Al Qaidah juga telah membuat umat muslim di seantero dunia bergejolak. Kesembilan nama itu, termasuk Ayaan Hirsi Ali, Flemming Rose, Moris Swadiq, Salman Rushdie, Geert Wilders, Lars Vilks, Carsten Luste, dan Kurt Westergaard.



Politikus asal Belanda, Geert Wilders, empat tahun lalu melansir film dokumenter berjudul Fitna. Film dokumenter ini menuding Alquran mengajarkan kekerasan dan melecehkan perempuan.



Salman Rushdie adalah pengarang Ayat-ayat Setan, The Satanic Verses yang menghina Islam. Dalam buku yang ditulisnya tahun 1988 itu, Rushdie memasukkan Tuhan (Allah) sebagai tokoh. Sang tokoh utama yang bernama Mahound (yang kemungkinan besar merujuk pada Nabi Muhammad).





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

PM Turki: “Jika Masjid Diserang, Apa Eropa Bersimpati?”





PM Turki Ahmet Davutoglu berharap masyarakat Eropa juga belajar bersimpati kepada komunitas Muslim, setiap kali terjadi serangan terhadap masjid.



"Ingin rasanya saya melihat rasa hormat masyarakat Eropa ketika masjid diserang, dan komunitas Muslim negara-negara Eropa mendapat serangan Islamophobia," ujar Davutoglu usai menghadiri pawai di Paris bersama 55 pemimpin dunia.



Pawai digelar untuk menghormati serangan berdarah ke kantor majalah Charlie Hebdo, yang menewaskan 12 orang, penyanderaan di supermarket kosher yang membunuh empat warga, serta penembakan wanita polisi.



"Rasa hormat seperti ini seharusnya tanpa memandang etnis, latar belakang sektarian, atau agama," ujar Davutoglu dalam konferensi pers di Kedubes Turki di Paris.



PM Davutoglu mengatakan kembali serangan masjid di Le Mans, barat laut Prancis. Serangan terjadi, beberapa jam setelah penyerbuan ke kantor Charlie Hebdo.



Menurut Davutoglu, kehadiran Turki dalam reli di Paris membawa pesan global untuk dipahami semua orang. Ia juga ingin Muslim Turki di Prancis tidak menjadi target balas dendam.



"Kami memiliki hak untuk mengharapkan kepekaan yang sama dari masyarakat Eropa," katanya.





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Minggu, 11 Januari 2015

BBC Berencana Tampilkan Gambar Nabi Muhammad





BBC selama ini dikenal paling santun terhadap Islam, dengan tidak menampilkan gambar Nabi Muhammad. 



Kini, media Inggris itu dikabarkan merevisi aturannya dan membebaskan pembuat program menistakan Islam.



The Independent melaporkan rencana revisi itu diungkapkan wartawan BBC David Dimbleby dalam edisi Question Time. Menurutnya, tidak memperlihatkan gambar Nabi Muhammad adalah kebijakan organisasi.



Namun, demikian The Independent melaporkan, kebijakan itu telah dihapus.



"Pedoman keredaksian itu sudah usang, dan tidak mencerminkan posisi BBC bahwa pembuat program memiliki kebebasan melakukan penilaian editorial mereka dengan tim Kebijakan Editorial memberikan saran seputar isu sensitif berdasarkan kasus per kasus," kata juru bicara BBC.



Perubahan kebijakan ini muncul setelah serangan ke kantor redaksi majalah penista Islam Charlie Hebdo, Rabu (7/1). Serangan menewaskan 12 orang, termasuk dua anggota polisi.



BBC sempat menunjukan sampul majalah kontroversial, berupa gambar Nabi Muhammad, dalam liputan mereka soal Charlie Hebdo.



Penunjukan itu hanya berlangsung sebentar, tapi telah cukup menggambarkan BBC tidak lagi santun terhadap Islam.



BBC kelak akan menjadi media penista Islam berikutnya.
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Mengucap Alhamdulillah, Pemuda Denmark Ditangkap Polisi



Abu Ubaidillah, Muslim Denmark berusia 23 tahun, mungkin tidak akan pernah menyangka kebiasaannya mengucap 'Alhamdulillah' membawanya ke penjara.



Juru bicara organisasi Kaldet til Islam itu diciduk polisi, Jumat (9/1), di rumahnya beberapa saat setelah menuliskan komentar Segala Puji hanya Kepada Allah dalam Bahasa Arab di Facebook.



Polisi menyita dua komputernya, tapi menolak berkomentar soal penangkapan ini.



Kepada kantor berita Anadolu, Ubaidillah menceritakan semuanya. "Bermula dari sebuah artikel di TV2 News yang menyebutkan penyerang Charlie Hebdo mengklaim serangan itu sebagai balasan atas pemuatan kartun Nabi Muhammad," Ubaidillah memulai ceritanya.



"Saya berbagi link ke cerita itu di Facebook, dan memuat komentar dalam Bahasa Arab; Segala Puji hanya Kepada Allah," lanjutnya.



Menurut Ubaidillah, alangkah tidak masuk akal saya harus ditangkap polisi karena memuji Allah. "Kepada polisi yang menggeledah apartemen, saya tanya apakah mereka tahu arti kalimat Bahasa Arab itu," tutur Ubaidillah.



Seorang polisi, menurut Ubaidillah, menjawab mereka menafsirkan kalimat itu secara berbeda dan berusaha mempertahankan alasannya.



Radio 24/7 memanaskan situasi. Menurut radio itu, polisi menafsirkan kalimat dalam Bahasa Arab itu sebagai; Allah pasti menghargai pembunuhan di kantor Charlie Hebdo, yang menewaskan 12 orang.



"Saya tidak bermaksud seperti itu, dan setiap Muslim bisa mengkonfirmasi," ujar Ubaidillah.



Menurut Ubaidillah, bagaimana mungkin Denmark yang memperjuangkan kebebasan berbicara, menangkap dirinya yang berkomentar pendek.



"Sungguh luar biasa. Kebebasan berbicara hanya untuk mereka yang anti-Islam," ujarnya.



"Ketika Muslim yang berbicara, aparat segera memberi stigma ekstremis, radikal, atau apa pun itu."



Ubaidillah menghapus komentar di Facebook, naumun polisi telah memiliki screenshoot-nya. Berdasarkan undang-undang Denmark, Ubaidillah terancam hukuman dari denda sampai dua tahun penjara.





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Sabtu, 10 Januari 2015

Kadis SI Syahrizal Abbas sebut Dosen UIN Ar-Raniry Tak Melanggar Syariat Islam






Seorang dosen di Banda Aceh menuai kontroversi di media sosial setelah mengajak para mahasiswi melakukan kuliah lapangan di gereja.



Dosen UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh, Rosnida Sari, mengajak para mahasiswanya melakukan Studi Gender dalam Islam ke satu gereja Katolik.



Banyak kecaman dan kritikan yang muncul melalui Facebook dan akun Rosnida sendiri saat ini telah dicabut. Rosnida sendiri belum berhasil dihubungi namun sejumlah laporan di Aceh menyebutkan ia menolak untuk berkomentar.



Dalam sebuah artikel di situs AustraliaPlus Indonesia, Rosnida menulis bahwa kuliah lapangan itu dilakukan untuk memberikan persepsi lain tentang hubungan laki-laki dan perempuan di mata agama lain.



Kuliah lapangan ini, menurut Rosnida, untuk melengkapi pengetahuan siswa dalam mata kuliah Studi Gender dalam Islam.







Syahrizal Abbas, MA Kepala Dinas Syari'at Islam Aceh, mengatakan jika dilihat dari hukum Syariat, tidak ada pelanggaran yang dilakukan.



"Dalam catatan sejarah ada memang, ketika pasukan Muslim masuk ke Palestina, gereja dijadikan tempat ibadah karena tidak ada tempat yang lain, di Istanbul dulu ada gereja besar juga dijadikan masjid," katanya dilansir BBC Indonesia.



"Jadi kalau dalam konteks berkunjung ke tempat ibadah agama lain dalam rangka untuk memperoleh pengetahuan, secara keilmuwan tidak ada masalah, tidak ada yang mengganjal."



"Yang jadi masalah secara kultur, dilakukan di sebuah masyarakat yang kulturnya tidak sependapat karena ada kekhawatiran-kekhawatiran," jelasnya.



Muksalmina Mta, melalui Facebook, sepaham dengan pandangan ini.



"(Tindakan dosen) bertentangan dengan kultural masyarakat di Aceh dari masa ke masa. Saya berharap semua pihak harus menghargai dengan kultural di dalam masyarakat Aceh yang masih kental dengan Ke-Islaman-nya."



Syahrizal Abbas mengatakan warga Aceh mengerti betul tentang toleransi, walau wilayah mereka menerapkan hukum syariat.



"Sangat toleran dan terbuka sebetulnya, kalau kita lihat di Aceh gereja banyak dan besar-besar tetapi tidak ada yang mengganggu, karena syariat Islam pun memberi penghargaan dan penghormatan terhadap keanekaragaman itu," katanya.



Pernyataan ini didukung juga oleh sejumlah pengguna Facebook, Syafrizal Umar menulis, "Hallo kami di Aceh baik-baik saja, toleransi kami cukup tinggi."



Lainnya, Jhon Lee di Pekanbaru mengatakan, "Saya suka jalan-jalan ke masjid, terus ayah saya walaupun non muslim juga pernah menjadi panitia kurban bertahun-tahun."
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Dalih Kebebasan Berbicara, Alasan Zuckerberg tolak Sensor konten Nabi di Facebook





Di Facebook pernah beredar kartun yang menghina Nabi Muhammad, CEO Facebook pun pernah ketiban pulung dengan menerima ancaman mati.



Mark Zuckerberg, CEO Facebook mengakui pernah mengalami kejadian serupa. Ia mengaku pernah diancam agar dihukum mati karena membiarkan gambar kartun Nama Muhammad beredar di Facebook.



"Beberapa tahun lalu kelompok ekstrim di Pakistan berjuang agar saya dihukum mati karena Facebook menolak sensor konten tentang Nabi Muhammad," tulis status Facebook Zuckerberg.



Pendiri Facebook itu menolak dengan alasan kebebasan berpendapat.



Lebih lanjut miliuner muda itu mengatakan pentingnya kebebasan bicara, dan ia mengecam keras soal tindak kekerasan yang menewaskan sejumlah redaksi Charlie Hebdo.



"Saya memikirkan para korban, keluarga mereka, rakyat Perancis dan seluruh orang yang coba mengutarkan ide mereka dengan penuh keberanian,” timpal Zuckerbeg.



Ia mengatakan, apa yang terjadi pada Charlie Hebdo tidak menyurutkan Facebook untuk terus mempertahankan kebebasan bicara untuk tidak menyensor konten-konten yang berisi penghinaan atas agama.



"Saya tidak akan membiarkan itu terjadi di Facebook. Saya bertekad untuk terus membuat layanan di mana Anda bisa bebas bicara, tanpa rasa takut mendapat kekerasan," tutup status Zuckerberg di facebook dengan tiga ratus ribu lebih tanda jempol.
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Ekor AirAsia Berhasil Diangkat, Prajurit TNI Naik Pangkat





Tim SAR Gabungan berhasil mengangkat ekor pesawat AirAsia QZ 8501 setelah terus berjibaku di tengah laut. Ekor berhasil diangkat sekira pukul 11.50 WIB.



"Penyelaman kelima untuk pengangkatan ekor pesawat. Pukul 10.22 WIB, diver mulai menyelam," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (AL) Laksamana Pertama Manahan Simorangkir dalam pesan singkatnya, Sabtu (10/1/2015).



‎Berikut ini kronologi pengangkatan bagian ekor AirAsia QZ 8501.



- Pukul 10.22 WIB, penyelam mulai menyelam.



- Pukul 10.35 WIB, penyelam tiba di permukaan.



- Pukul 11.14 WIB, penyelam mulai menyelam.



- Pukul 11.31 WIB, penyelam tiba di permukaan.



- Pukul 11.40 WIB, penyelam mulai menyelam.



- Pukul 11.48 WIB, penyelam tiba di permukaan.



Pada pukul 11.50 WIB, lifting bag muncul ke permukaan dan saat itulah berlangsung proses diangkatnya ekor pesawat ke permukaan, sambil dibantu penarikan menggunakan tali tros kapal.



Sementara itu, Direktur Operasional Basarnas Marsma SB Supriyadi mengatakan, ekor pesawat saat ini masih mengapung dan belum diangkat ke atas kapal.



"Penyelam suruh cari black box-nya. Tunggu dari KNKT, kalau memang tidak ada black box-nya apakah sudah mau diangkut atau tidak," ujarnya.



Prajurit TNI Naik Pangkat



Usai mengangkat bagian ekor pesawat AirAsia QZ 8501 dari dasar pesawat, sejumlah prajurit penyelam mendapat penghargaan langsung dari Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko yang memimpin langsung operasi tersebut di atas KRI Banda Aceh.



"Saya bisa merasakan betapa anak buah kita di lapangan menghadapi rintangan alam dalam menjalankan tugas. Saya berikan penghargaan luar biasa, saya tempelkan pangkat terbaik bagi mereka, tadi (di atas kapal) saya serahkan secara simbolik," kata Moeldoko dalam konferensi pers di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Sabtu (10/1/2015).



Namun, Jenderal Moeldoko tidak menjelaskan secara detail pangkat apa saja yang disematkan pada anak buahnya tersebut.



"Personel kita punya standar penaikan pangkat luar biasa, seperti Satya Lencana sebagai bentuk prestasi kita juga diberikan," kata Moeldoko.







Kepemimpinan Moeldoko di atas kapal, berlangsung selama tiga hari sejak Kamis 8 Januari. "Tugas TNI mencari, menemukan, dan evakuasi barang telah dijalankan dan menyerahkan secara resmi ke KNKT dalam keadaan sesungguhnya dan diterima dengan baik," ujar Jenderal bintang empat itu.



Melihat secara langsung kondisi ekor pesawat yang hancur, Moeldoko tak yakin jika black box masih ada di dalamnya. "Saya tidak bisa menjawab penuh apakah black box ada atau tidak di ekor," kata Moeldoko.



Sementara, Ketua Komita Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi mengatakan, informasi yang diperolehnya dari jajarannya yang berada di lokasi, black box tersebut sudah tidak berada di bagian ekor pesawat.



"Informasi yang saya dapat, black box itu sudah terlepas dari tempatnya," kata Tatang.
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.