Sabtu, 10 Januari 2015

Mulai 2015, Kelulusan UN 100% Ditetapkan Sekolah





Hasil kelulusan UN 100 persen akan ditentukan masing-masing pihak sekolah


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menegaskan mulai tahun ajaran 2015, hasil atau kelulusan Ujian Nasional 100 persen ditentukan oleh masing-masing sekolah. Diharapkan sekolah berlaku jujur untuk kepentingan kualitas sumber daya manusia Indonesia.



"Pelaksanaannya (UN) tetap. Hasilnya saja yang ditentukan oleh pihak sekolah masing-masing," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) di Medan, Sabtu.



Dia mengatakan itu pada acara Seminar Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang digelar Harian Waspada dalam kaitan memperingati HUT harian itu yang ke-68.



Anies Baswedan mengaku meski hasil kelulusan UN sudah dinyatakan ditentukan 100 persen oleh sekolah, dewasa ini detil lainnya seperti soal UN masih dibahas.



"Sekarang ini yang sudah saya nyatakan adalah soal keputusan bahwa hasil kelulusan UN 100 persen akan ditentukan masing-masing pihak sekolah. Sedangkan detil lainnya, 10 hari lagi akan saya umumkan karena masih dalam tahap pembahasan," katanya didampingi Gubernur Sumut H Gatot Pujo Nugroho.



Menurut dia, soal kejujuran hasil UN perlu mendapat perhatian besar dari pihak sekolah karena UN menjadi cerminan kesuksesan. Menteri mengakui apabila dilihat dari ranking UN, Sumut memang dalam kondisi berat.



"Tetapi tetap harus jujur sembari terus meningkatkan kualitas siswa. Pendidikan menjadi hal yang krusial apalagi kita berada di era global seperti memasuki MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)," katanya. (*rol)





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Aneh, Nomor Telpon Penumpang AirAsia Bisa Dihubungi





Ketua DVI Polda Jawa Timur, Kombes Pol Budiyono, mengaku, pihaknya mendapat laporan dari salah satu keluarga korban AirAsia QZ 8501 bahwa nomor salah satu penumpang yang jatuh sempat bisa dihubungi.


Telepon misterius berdering ke ponsel seorang keluarga korban AirAsia QZ8501. Yang mengejutkan, nomor si penelepon persis sama seperti salah satu kerabat yang ikut menjadi penumpang pesawat nahas tersebut.



Namun sayang saat hendak diangkat, sambungan terputus. Dan ketika dihubungi lagi, nomor telepon tersebut sudah tak aktif lagi. Seperti diungkapkan Ketua Tim DVI Jatim dan Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Pol Budiyono.



"Kemarin ada salah satu keluarga penumpang yang merasa dihubungi oleh handphone yang dibawa penumpang yang menjadi korban. Saat akan diterima mati, dicoba ditelepon lagi tidak bisa," kata Budiyono dalam konferensi pers di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Sabtu (10/1/2014).



Untuk mengecek laporan ini, pihaknya meminta Detasemen Khusus (Densus) 88 membantu melakukan penyelidikan. Bahkan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, kata Budiyono, juga tengah meminta bantuan dari Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara untuk menyelidiki nomor telepon tersebut.



"Sayangnya setelah kami klarifikasi, dicek, tidak te-record nomor tersebut, cuma ada saksi mata. Jadi ini semua masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut. Hanya 1 orang yang melaporkan demikian," tutur dia.



Berdasarkan provider nomor tersebut, sambung Budiyono, handphone sudah tak aktif sejak keberangkatan pesawat AirAsia pada 28 Desember 2014.



"Baik dari Mabes Polri juga tidak ada bukti-bukti ada komunikasi pada tanggal waktu keberangkatan, waktu sebelum keberangkatan aktif terakhir demikian," tandas Budiyono. Namun identitas penumpang AirAsia dan keluarganya itu tak diungkap. (*lip6)





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Al-Qaeda Klaim Bertanggungjawab Serangan di Charlie Hebdo



Al Qaeda Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan di kantor Majalah Charlie Hebdo yang menewaskan 10 jurnalis dan dua polisi Prancis pada Rabu 7 Januari 2015.



Salah seorang anggota Al Qaeda Yaman yang tidak disebutkan identitasnya kepada Associated Press menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan bentuk balas dendam atas penghinaan yang dilakukan Charlie Hebdo kepada Nabi Muhammad.



Hanya saja, klaim ini masih belum valid, demikian disampaikan sumber di pemerintah AS, seperti dilansir USA Today, Sabtu (10/1/2015).



Sang sumber menyatakan saat ini pemerintah Amerika tengah berupaya mencari bukti apakah benar Al Qaeda Yaman mendanai dan menjadi aktor intelektual serangan oleh Said Kouachi dan Cherif Kouachi, yang telah ditembak mati polisi Prancis pada Jumat kemarin.



“Said Kuachi datang ke Yaman pada 2011 dan mendapat latihan militer di sana,” ujarnya seraya menyebut para saksi mata di sekitar kantor Majalah Charlie Hebdo juga menyatakan pelaku penembakan mengaku sebagai anggota Al Qaeda Yaman.



Namun belum dapat dipastikan apakah Said Kouachi dan Cherif Kouachi memiliki hubungan langsung dengan Anwar al-Awlaki, warga Amerika yang menjadi tokoh Al Qaeda Yaman, yang tewas dalam operasi militer pada September 2011.



Di sisi lain, sebelum dua pelaku penyerangan ditembak mati polisi Prancis, Said Kouachi mengklaim aksinya didanai oleh jaringan Awlaki.



Pucuk pimpinan Al Qaeda Yaman, Harith bin Ghazi al-Nadhari, pada Jumat kemarin, merilis video berisi dukungan atas serangan di kantor Majalah Charlie Hedbo.



"Beberapa orang Prancis telah menghina Nabi Muhammad, sehingga pasukan Allah berbondong-bondong mendatangi mereka dan mengajarkan bagaimana cara menghormati keyakinan orang lain serta batasan kebebasan berekspresi,” ujarnya.



Sementara itu, juru bicara Kedutaan Besar Yaman di Washington, Mohammed al-Basha, berjanji akan menginvestigasi ada atau tidaknya kaitan antara serangan di Paris dengan kelompok Al Qaeda di negaranya.



Dalam sejarahnya Al Qaeda Yaman pernah menyerang kapal perang AS, USS Cole pada Oktober 2000 dan mengakibatkan 17 orang tewas. (*USAtoday)





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

FOTO: Ini Lurah Cantik dan Termuda di Indonesia, 22 Tahun





Sejak memasuki awal tahun 2015 hingga kini, linimasa Twitter dihebohkan dengan adanya kabar seorang wanita cantik dan masih muda yang dinobatkan untuk mengemban jabatan sebagai kepala kelurahan.



Diusianya yang baru menginjak 22 tahun, Nurmala Abdul Hamid Rahmona kini menjabat sebagai Lurah Tilihuwa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Hal tersebut terlihat dalam sebuah postingan di akun Twitter pribadi bernama @ghemallahamid.



Gambar yang di posting akun @GorontaloUNITE pada 22 Desember 2014 tersebut menjelaskan isi surat dari Bupati Gorantalo yang mengundang Nurmala untuk mengikuti pelantikan sebagai lurah pada 22 Desember 2014.



"Saudara dipercaya menduduki jabatan struktural lurah eselon IV-A di lingkungan pemerintahan Kabupaten Gorontalo."









DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Dua Penyerang ‘Charlie Hebdo’ Terbunuh



Dua orang bersaudara yang diduga menyerang majalah satir asal Perancis, Chaelie Hebdo, dilaporkan terbunuh saat polisi antiteroris menyerbu tempat persembunyiannya, Jumat petang waktu setempat.



Dua terduga, Said Kouachi dan Cherif Kouachi.



Para pejabat mengatakan Cherif Kouachi dan saudaranya tewas ketika pasukan keamanan menyerbu sebuah pecetakan di kota kecil Dammartin-en-Goele, sebelah timur laut Paris, di mana tersangka utama dalam serangan yang dilakukan Rabu itu telah bersembunyi, sebut Reuters.



Dalam serangan tersebut, terdengar tembakan senjata otomatis, diikuti oleh ledakan dan kemudian diam lalu telihat asap yang mengepul dari atap. Di tengah kabut tebal, helikopter mendarat di atap bangunan, menandakan akhir dari serangan.



Perlawanan Sampai Mati



Menurut seorang anggota parlemen dari distrik kota kecil Dammartin-en-Goele, pelaku telah berbicara dengan aparat melalui telepon.



Dalam percakapan tersebut, para pelaku mengaku akan bertempur habis-habisan dan "siap untuk mati sebagai martir."



Dilaporkan sempat terjadi baku tembak antara pelaku dan polisi dalam sebuah aksi kejar-kejaran mobil. Diduga ada seorang sandera yang kini disekap Kouachi bersaudara.



Kota kecil tersebut telah dikepung oleh polisi dan diawasi dari udara oleh lima helikopter.



Perancis telah menurunkan lebih dari 80 ribu aparat memburu kedua pelaku pembunuhan 12 orang di kantor majalah satire Charles Hebdo yang sebelumnya mempublikasi karikatur Nabi Muhammad.





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Kapok, Koran Denmark Takkan Lagi Cetak Kartun Nabi Muhammad





Suratkabar Denmark "Jyllands-Posten", yang membuat marah umat Islam dengan menerbitkan kartun Nabi Muhammad 10 tahun lalu, tidak akan lagi menerbitkan ulang kartun "Charlie Hebdo" karena masalah keamanan, satu-satunya koran utama Denmark tidak melakukannya.



"Itu menunjukkan bahwa kekerasan berhasil," kata suratkabar tersebut dalam tajuknya pada Jumat.



Suratkabar utama lain di Denmark menerbit-ulangkan kartun dari mingguan satir Prancis itu sebagai bagian dari liputan serangan menewaskan 12 orang di Paris pada Rabu tersebut.



Banyak suratkabar lain di Eropa juga menerbit-ulangkan kartun "Charlie Hebdo" untuk mengecam pembunuhan tersebut.



Ketika "Jyllands-Posten" menerbitkan 12 kartun berbagai seniman pada September 2005, sebagian besar menggambarkan Nabi Mohammad, gelombang unjukrasa terjadi di seluruh dunia Muslim, tempat sedikit-dikitnya 50 orang tewas.



"Kami hidup dengan ketakutan akan ancaman selama sembilan tahun, dan ya, itu penjelasan mengapa kami tidak mencetak ulang kartun tersebut, apakah buatan kami atau milik Charlie Hebdo," kata "Jyllands-Posten", "Kami juga menyadari bahwa oleh karena itu, kami tunduk pada kekerasan dan tekanan."



"Jyllands-Posten" memutuskan memperketat tingkat keamanan sesudah serangan Paris tersebut.



"Perhatian pada keselamatan karyawan kami adalah yang terpenting," katanya dalam tajuk pada Jumat.



Sebelumnya, sebagian besar terbitan terkemuka berita Amerika Serikat menolak menunjukkan kartun bermasalah Nabi Muhammad pada Rabu sesudah tersangka kelompok keras di Paris menewaskan 12 orang di kantor majalah satir Prancis "Charlie Hebdo".



Sumber berita berjaringan "Daily Beast" dan "Slate" menerbitkan kartun itu, tapi terbitan utama Amerika Serikat, termasuk "New York Times", "Wall Street Journal", Reuters dan Associated Press, tidak.



Beberapa menyatakan pedoman mereka menyerukan penghindaran atas penerbitan gambar atau bahan lain, yang bertujuan menyinggung kepekaan keagamaan.



"Setelah pertimbangan cermat, redaktur "Times" memutuskan bahwa menggambarkan kartun tersebut akan memberikan pembaca keterangan cukup untuk memahami berita hari ini," kata wanita juru bicara Perusahaan New York Times Danielle Rhoades Ha melalui E-mail.



Bill Marimow, redaktur "Philadelphia Inquirer", mengatakan kepada Reuters, "Kami tidak akan menurunkan kartun itu dalam keadaan apa pun. Pemikiran itu cuma menghina puluhjutaan Muslim daripada menjelaskan sesuatu dalam kata." (*ant)
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Jumat, 09 Januari 2015

“Muslim Jangan Minta Maaf atas Pembantaian Paris”






Seorang pemimpin redaksi surat kabar terbesar di Qatar memicu kontroversi di Twitter-nya, dengan mendesak umat Islam tidak perlu minta maaf atas pembantaian di kantor majalah mingguan Charlie Hebdo di Paris, Rabu (7/1).



"Jangan pernah meminta maaf atas kejahatan yang dilakukan orang-orang itu," tulis Abdullah Al-Athba, pemimpin redaksi Al-Arab.



"Prancis sedang mencari alasan untuk ikut campur di Libya."



Dalam tweet lain, Al-Athba bertanya; "Ketika Masjid London diserang, apakah ada orang Kristen atau warga Inggris meminta maaf?"



Al-Athba mengatakan pada follower-nya di Twitter untuk melihat pembantaian Charlie Hebdo dari perspektif berbeda.



Ia mengatakan Prancis sedang mencari alasan untuk melakukan intervensi militer di Libya, dan akan menggunakan insiden ini sebagai pembenar tindakan Paris mengirim pasukan.



"Prancis ingin menyerang Libya dengan dalih memerangi terorisme, setelah sukses menduduki Mali dengan alasan serupa," tulis Al-Athba.



"Operasi ini merupakan alasan tepat untuk membunuh Muslim, dan menguasai ladang minyak-nya."



Dia juga menyarankan semua pihak untuk melihat hubungan antara peningkatan serangan terhadap sebanyak mungkin masjid di Eropa, dan insiden di kantor Charlie Hebdo.







Kepada Al Arabiya News, Al-Athba mengatakan; "Menyerang orang tak bersalah tidak dapat diterima, dan harus dikutuk. Saya juga menentang pembunuhan wartawan."



"Tapi mengapa tidak ada orang Kristen yang minta maaf ketika tiga masjid di Swedia diserang dan dibakar, dan di Jerman terjadi kampanye kebencian terhadap Muslim," lanjutnya.



"Pengadilan Prancis seharusnya menangani kasus ini tanpa politisasi atau mengambil insiden ini sebagai alasan menekan Muslim Prancis dan di seluruh Eropa, atau di tempat lain," Al-Athba mengakhiri. (*twitter)
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.