Tampilkan postingan dengan label Wawasan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wawasan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 06 Maret 2015

Lucunya Hewan Albino [20 FOTO]






Mengingat jutaan nuansa warna yang kita lihat di alam tidaklah mengherankan, sebab alam tak pernah kehabisan warna.



Mungkin ini sebabnya hewan murni putih atau albino selalu meninggalkan kesan yang kuat pada kita. Beberapa dari mereka terlihat seperti roh hantu. Lainnya, seperti paus albino atau rusa, kesepian satu dari sejuta albino tampil mencolok, dengan penampilan tak pernah terduga.



Albinisme (dengan akarnya dalam bahasa Latin albus, atau putih) adalah bentuk kelainan bawaan hypopigmentary, ditandai oleh kurangnya sebagian atau total tidak adanya pigmen melanin di mata, kulit dan rambut, atau lebih jarang di mata saja. Karena ini, hewan (dan manusia juga) dengan albinisme yang biasa pucat.



Mata binatang dengan albinisme kadang-kadang tampak merah karena pembuluh darah retina yang mendasari menunjukkan melalui mana tidak ada pigmen cukup untuk menutupi mereka.



Beberapa hewan di daftar ini adalah albino, sementara yang lain hanya anggota spesies putih yang langka. Apapun masalahnya, manusia telah terpesona dengan hewan seperti ini. Beberapa menganggap mereka untuk menjadi suci, dan selebihnya - jin bahkan setan.



Apakah Anda pernah menemukan hewan aneh, indah ini? Kami berharap Anda menikmati koleksi binatang albino di bawah ini.



1. Landak Albino





Image credits: ~bex~



2. Zebra Albino





Image credits: wikimedia.org



3. Gagak Albino





kredit: aberlin2009



4. Tupai Albino 





kredit: Badger Steve



5. Kangguru Albino





credits: spen1972



6. Bayi Gorilla Albino





kredit: Nature



7. Paus Albino





credits: imgur.com



8. Buaya Albino





credits: Travis S.



9. Rusa Albino 





credits: jeanniepaul



10. Penyu Albino





credits: Steel Wool



11. Ekidna Albino





credits: ACT Parks & Conservation Service



12. Magpie Albino (Burung Murai)





credits: brianhopper



13. Kiwi Albino





credits: scoop.co.nz



14. Sigung Albino





credits: zoochat.com



15. Katak Albino





credits: John A. Painter



16. Ular Albino





credits: mandapandapics



17. Merak Albino





credits: Stefan Willoughby



18. Harimau Albino





credits: curiodities



19. Singa Albino 





credits: Chad Cocking



20. Gorila Albino





credits: Yahoo IMG
















DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.












Minggu, 08 Februari 2015

10 Fakta Sejarah Letusan Spektakuler Tambora



Tahun ini genap 200 tahun erupsi mahadahsyat Gunung Tambora, yang mendera Nusantara dan penjuru dunia.



Pada April 2015, dunia mengenang letusan mahadahsyat Tambora yang terjadi tepat 200 tahun silam. Gunung yang berlokasi di Sumbawa itu, mulai mengeluarkan suara gelegar batuk-batuknya pada 5 April 1815. Hujan abu mendera kawasan sekitar terus berlanjut. Gelegar mahadahsyat pun membahana yang mengungkapkan amarahnya pada lima hari kemudian.



Smithsonian Museum of Natural History menempatkan Tambora sebagai gunung berapi dengan Indeks Letusan Gunung Berapi (VEI) tertinggi, yakni 7. Berikutnya, indeks 6 disandang oleh Huaynaputina (Peru-1600), Krakatau (Indonesia-1883), Santa Maria (Guatemala-1902), dan Pinatubo (Filipina-1991). Kemudian Vesuvius (Italia-79) dan Mount St. Helens (Amerika Serikat-1980) berada pada indeks 5.



Berikut ini sepuluh fakta sejarah terkait dengan erupsi Tambora:



1. Erupsi Terdahsyat dalam Ingatan Manusia



Letusan Tambora telah dikenang sebagai erupsi terdahsyat dalam sejarah ingatan manusia. Tambora setidaknya telah memuntahkan abu dan batuan piroklastik sebanyak seratus kilometer kubik! Lebih dahsyat ketimbang Krakatoa yang melampiaskan isi perutnya hampir 20 kilometer kubik, atau Huaynaputina yang memuntahkan 30 kilometer kubik. Bahkan Vesuvius dan Pinatubo sekadar memuntahkan jeroannya kurang dari sepuluh kilometer kubik.



2. Tumbal Terbanyak



Dari 12.000 warga yang mendiami pinggang Tambora, nyaris seluruhnya binasa dalam sehari pada letusan pertamanya, terempas abu vulkanik dan aliran piroklastik. Dari jumlah tersebut, hanya 26 yang selamat. Korban untuk Pulau Sumbawa dan Lombok sekitar 92.000 orang. Mereka tewas karena berbagai penyakit dan kekurangan pangan.



Sementara, letusan Krakatau “hanya” membinasakan sekitar 36.600 orang. Vesuvius yang mengubur Kota Pompeii dan Kota Herculaneum pun “hanya” membinasakan kurang dari 20.000 orang.



3. Badan Hilang Sepertiga



Sebelum erupsi 1815, Gunung Tambora berbentuk kerucut vulkanik tinggi atau stratovulcano. Betapa spektakuler erupsi Tambora karena telah memangkas tinggi gunung tersebut menjadi 2.851 meter, yang awalnya sekitar 4.000 meter.



4. Semua Keliru Menerka



Gelegar Tambora telah menimbulkan gelombang kegaduhan dan keheranan. Raffles mengira suara gemuruh yang didengarnya di Bogor merupakan suara tembakan meriam dari jarak jauh. Soal gemuruh dan bencana abu, warga Gresik memiliki interpretasi yang unik. Mereka yakin bahwa suara gemuruh dan kelabunya langit lantaran Nyi Loro Kidul, yang berkuasa di pantai selatan Jawa, tengah menyelenggarakan pesta pernikahan salah satu anaknya.



Dalam kesempatan itu, menurut mereka, meriam-meriam gaib ditembakkan. Warga Gresik memaknai abu yang menjatuhi kotanya sebagai ampas dari amunisi supranatural tersebut. Gemuruh yang sama juga menggemparkan warga Bengkulu, sekitar 2.600 kilometer dari pusat ledakan! Salah seorang tetua adat mengatakan bahwa suara itu merupakan sebuah “pertunjukan antara skuadron jin dan para arwah leluhur warga yang sedang menuju ke nirwana.”



5. Terekam Catatan Warga Setempat



“Hijrah Nabi salla’llahi ‘alaihi wa sallama seribu dua ratus tiga puluh genap tahun, tahun Za pada hari Selasa waktu subuh sehari bulan Jumadilawal… Maka gelap berbalik lagi lebih dari pada malam itu, kemudian maka berbunyilah seperti bunyi meriam orang perang, kemudian maka turunlah kersik batu dan abu seperti dituang, lamanya tiga hari dua malam...” demikian naskah Bo’ Sangaji Kai, yang merupakan catatan Kerajaan Bima.



Sementara naskah semasa asal Makassar memerikan, “...Tambora pun menyala. Sampai berapa-berapa hari menyala api digunung, di negeri, di lautan, di bumi. Maka kelam kabut daripada hujan abu itu... berapa-berapa ribu orang mati terbakar itu.”






Sebagian repihan rumah dan tali tambang di Desa Oibura, pinggang Tambora, yang ditemukan Balai Arkeologi Denpasar. Mereka juga menemukan berbagai wadah porselen asal Cina, botol Eropa, dan rangka manusia yang tertimbun lapisan limpahan awan panas dan batuan. Kehidupan di kawasan ini pernah binasa karena erupsi Tambora pada 1815. (Balai Arkeologi Denpasar)


6. Memerahkan Salju Eropa



“Salju terlebat yang pernah dikenal di negara itu, turun di Terrano, Italia, pada 31 Desember,” demikian berita Niles’ Weekley Register yang terbit pada Sabtu, 18 Mei 1816. “Salju itu berwarna merah dan kuning! Fenomena itu menimbulkan kehebohan karena ketakutan dan kekhawatiran di masyarakat.” Pada saat itu semua orang belum menyadari penyebab memerahnya salju Eropa.



7. Kemunculan Novel “Frankenstein”



Bencana musim dingin dengan kilat yang menyambar-nyambar itu telah menginspirasi Mary Wollstonecraft Shelley. Kala itu dia tengah melancong ke Jenewa dalam liburan musim panas, Mei 1816. Dalam pelancongannya, Mary menggubah sebuah novel fiksi ilmiah dan berbumbu horor berjudul Frankenstein; or, The Modern Prometheus.



Karya itu terbit dalam tiga jilid di London pada 1818. Kesohoran kisah itu telah menginspirasi film-film horor pada abad berikutnya dan melegenda hingga kini—berkah bencana. Seperti orang-orang Eropa semasanya, tak satu pun yang tahu mengapa musim panas telah menghilang pada tahun itu.



8. Peneliti Pertama Tambora



Heinrich Zollinger, yang merupakan ahli botani asal Swiss, merupakan peneliti pertama yang berjejak di Tambora pascaletusan dahsyat. Zollinger menyambanginya pada 1847 atau 32 tahun setelah letusan mahadahsyat yang berdampak pada perubahan iklim dunia. Dia mendaki dan memanjat reruntuhan tebing ketika Tambora masih hangat berselimut kepulan asap yang menyeruak ke angkasa.



9. Saksi Perupa di Eropa



Lukisan para pelukis Eropa yang dibuat dalam periode singkat setelah masa erupsi Tambora menunjukkan warna matahari terbenam yang lebih kuning, lebih merah atau lebih oranye. Warna tersebut disebabkan kandungan debu yang tebal dalam atmosfer. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa peristiwa yang sama juga direkam oleh para pelukis Eropa tatkala Krakatau bererupsi pada 1883.



10. Kaitan Gunung Api dan Cuaca



Pelajaran erupsi mahadahsyat yang dilampiaskan Tambora telah menyadarkan manusia bahwa terdapat pertalian antara aktivitas vulkanik dan perubahan cuaca. Pada 1816, kawasan Eropa terancam kekurangan pangan karena ternak dan tanaman binasa. Pada masa yang sama, suhu tak menentu di kawasan Amerika belahan utara yang dilanda suhu panas dan dingin.



Sementara, Amerika bagian timur laut justru dilanda suhu dingin yang mencekam. Burung-burung liar bermigrasi dan menghuni rumah-rumah. Petani menderita kegagalan panen tanaman pangan dan sayuran, pasokan makanan. Para tukang batu menghentikan pekerjaan mereka lantaran adonan semen membeku. Dunia mengenang fenomena cuaca aneh pada 1816 dengan sebutan: "Year Without A Summer"—Tahun Tanpa Musim Panas.






Erupsi Mount Mount St. Helens (Amerika Serikat)


Dampak Tambora telah mengingatkan kita tentang dera bencana gempa bumi dan tsunami di negeri untaian gunung berapi ini. Bagi Indonesia, bencana bukanlah sekadar masa lalu, tetapi juga kehidupan kini dan kelak.



Kini, Tambora telah terlelap dalam istirahat yang panjang setelah letusan terakhirnya pada 1913, atau 102 tahun silam. Berdasar sejarah erupsi Tambora, periode erupsi gunung tersebut berkisar antara 3 hingga 89 tahun.



“Gunung Tambora saat ini perlu diwaspadai,” ungkap Agus Budiono selaku kepala Sub Bidang Evaluasi Bencana Gunungapi, yang berkantor di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. “[Perlu] upaya mitigasi berupa monitoring aktivitasnya [dengan] lebih saksama agar aktivitas erupsi dapat diprediksi sedini mungkin, sehingga korban jiwa dapat diminimalkan.”



Sumber: National Geographic





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Jumat, 06 Februari 2015

Pria ini Nekad lompati Lamborghini yang melaju 128 Km/jam (FOTO/VIDEO)





Aksi berani dilakukan seorang pria warga Swedia yang juga berprofesi sebagai pemeran pengganti film (stuntmen). Ia melompati Lamborghini yang melaju dengan kecepatan 128 km/jam.



Pria bernama Alassan Issa Gobicata itu mengaku sudah memperhitungkan segalanya untuk menghindari kemungkinan terburuk. Ia bisa saja tewas bila terlambat atau terlalu cepat melompat.



"Sebelum lompat, saya sudah berpikir di kepala, saya bisa melakukannya," ungkap pria yang akrab disapa Al itu seperti dikutip Dailymail,” Jumat (6/2/2015).



Ia mengaku sudah memiliki rumus untuk terhindari dari maut. "Jika pengemudi melajukan Lamborghini-nya dengan kecepatan 90 km/jam maka saya harus loncat 4 meter sebelum mobil melintas," terangnya.



Jika lajunya lebih cepat maka ia harus melompat lebih awal lagi. "Saya harus angkat badan saya sampai benar-benar melewati mobil tersebut. Saya hanya berpikir untuk loncat," tuturnya.



Hair-raiding: It all began when a friend asked Al to try and jump over a stationary car, but this was not enough of a challenge for the dauntless Swede.

Daredevil: Swedish stuntman Alassan Issa Gobitaca jumps over the Lamborghini as it speeds towards him at 80mph 

Heart-stopping: Al waits until a car is four metres in front of him before jumping if it is travelling at 55mph



Dalam aksi menantang maut lainnya, Al melompati dua sepeda motor saat mereka meluncur ke arahnya di 70mph. Read more: www.dailymail.co.uk





Sukses: Al mengaku tidak mempertaruhkan nyawanya untuk ketenaran, atau untuk menjadi kaya, tetapi karena ia mencintai dirinya sendiri menetapkan tujuan pribadi



Berikut videonya:









DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

Sabtu, 31 Januari 2015

Menyingkap Misteri Machu Picchu, Peru (FULL PICTURES)





Machu Picchu (“Gunung Tua” dalam bahasa Quechua; sering juga disebut “Kota Inca yang hilang”) adalah sebuah lokasi reruntuhan Inca pra-Columbus yang terletak di wilayah pegunungan pada ketinggian sekitar 2.350 m diatas permukaan laut.



Machu Picchu berada di atas lembah Urubamba di Peru, sekitar 70 km barat laut Cusco. Machu Picchu merupakan simbol Kerajaan Inka yang paling terkenal. Dibangun pada sekitar tahun 1450, tetapi ditinggalkan seratus tahun kemudian, ketika bangsa Spanyol berhasil menaklukan Kerajaan Inka.



Situs ini sempat terlupakan oleh dunia internasional, tetapi tidak oleh masyarakat lokal. Situs ini kembali ditemukan oleh arkeolog dari universitas Yale Hiram Bingham III yang menemukannya kembali pada tahun 1911. Sejak itu, Machu Picchu menjadi objek wisata yang menarik bagi para turis lokal maupun asing.



Machu Picchu dibangun dengan gaya Inka kuno dengan batu tembok berpelitur. Bangunan utamanya adalah Intihuatana, Kuil Matahari, dan Ruangan Tiga Jendela. Tempat-tempat ini disebut sebagai Distrik Sakral dari Machu Picchu. Situs tersebut telah ditunjuk sebagai Situs Warisan dunia UNESCO sejak tahun 1983, Machu Picchu juga merupakan salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia baru.











Machu Picchu mungkin lambang umum kerajaaan inca. Dibangun di sekitar 1450 SM dan Tidak terjamah lagi seratus tahun kemudian, ketika Penaklukan Spanyol terhadap kerajaan inca, sehinga peradaban ini pernah dilupakan selama berabad-abad.



Machu pichu muncul kembali ke permukaan dunia setelah ditemukan lagi pada 1911 oleh Hiram Bingham. Sejak itu Machu Picchu telah menjadi suatu situs wisatawan penting.



Ketika ditemukan pada tahun 1911, tempat ini sangatlah tersembunyi dan tertutup oleh lebatnya Vegetasi tumbuh-tumbuhan disekitarnya. Bingham sendiri mungkin tidak pernah mengira bahwa temuannya ini bisa menyedot ribuan wisatawan ditiap harinya.









Bagaimanapun juga, dia menemukan tempat ini secara kebetulan. Pada mulanya, Ia hanya berniat menjelajahi vegetasi liar di Gunung Andes sebagai sebuah ekspedisi ilmiahnya.



Mungkin bagi dirinya pengalaman ini sangatlah luar biasa, bagaimana tidak, menjelajah di suatu tempat yang sangat asing bagi dirinya, melewati pepohonan yang tinggi menjulang, dan ketika menerobos suatu semak belukar yang sangat lebat dengan bantuan kedua tangannya, samar-samar dari kejauhan tampak bangunan kuno super megah yang terkubur oleh tingginya ilalang terlihat oleh kedua matanya.



Dia bersama seorang pemandunya, seakan-akan menganggap apa yang telah dilihatnya merupakan suatu fatamorgana belaka. Namun ini suatu kenyataan! Letak Machu Picchu sendiri hampir pada ketinggian hampir 8000 kaki diatas permukaan laut.



Bangunan menakjubkan yang terletak di Gunung Andes Peru, relatif selama beratus-ratus tahun tidak pernah terusik oleh kehadiran manusia. Bingham sendiri pernah berkata bahwa bisa menemukan Machu Picchu sama halnya dengan menemukan sebuah peradaban baru dimuka bumi. Salah satu Media Amerika Serikat menyatakan bahwa Machu Picchu merupakan bangunan yang paling penting dan yang paling terpelihara didunia.











Mengenai maksud dan tujuan dari adanya machu pichu ini ini banyak teori-teoi yang diutarakan oleh para sejarawan dan ahli arkeologi terhadap situs bersejarah tersebut, konon kalo machu pichu dibangun sebagai tempat pemujaan para dewa suci mereka, teori lainnya menyebutkan kalo machu pichu dibangun untuk tujuan mempelajari ilmu perbintangan/astronomi, ini didasarkan pada salah satu bangunan letak pembangunannya yang berada diatas gunung.



Masyarakat Inca tidak pernah menggunakan roda sebagai alat bantu untuk memindahkan batu-batu besar. Bagaimana mereka memindahkan dan menempatkan balok batu besar pada bidang yang kemiringannya tidak memungkinkan, adalah suatu misteri sampai sekarang. walaupun kepercayaan yang umum adalah bahwa mereka menggunakan beratus-ratus orang untuk menaikkan batu-batu maha besar tersebut.



Disana terdapat 140 konstruksi Bangunan yang mencakup kuil, taman dan tempat kediaman. Pemondokkan dengan atap jerami, tempat air mancur yang saling behubungan, dan sistem irigasi dengan melubangi batu karang. Bukti ini mungkin bermaksud untuk menylaurkan air dari mata air ke masing-masing rumah disana. Sekarang machu pichu telah menjadi tempat wisata bersejarah yang setiap harinya kurang lebih 2000 orang dari seantero dunia mengunjungi tempat ini.



sumber: msn.com





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Aksi Narsis dan Lucu Tiga Katak “Bersaudara” di Kalimantan (PHOTO)





Tiga ekor katak jenis Reinwardt's diabadikan oleh fotograger Hendy Mp, di dekat rumahnya di Sambas, Kalimantan Barat. Dikutip dailymail, Katak Reinwardt's umumnya dikenal sebagai Katak pohon berselaput atau Katak hijau terbang. Tampak ketiganya sedang asyik berpelukan.



Hidup sampai nama mereka: Tiga Reinwardt Terbang Katak, umumnya dikenal sebagai hitam katak pohon berselaput atau katak terbang hijau, yang terlihat bermain di pohon oleh fotografer Hendy Mp

Living up to their name: Three Reinwardt's Flying Frogs, commonly known as the black webbed tree frog or the green flying frog, were spotted playing in a tree by photographer Hendy Mp



Say cheese: The trio, pictured in Kalimantan Barat, in Indonesia, were happy to pose for the camera, with one offering up a big grin

Say cheese: The trio, pictured in Kalimantan Barat, in Indonesia, were happy to pose for the camera, with one offering up a big grin



Branching out: These frogs clearly have personality as they posed like pros. 'They reminded me of three playful brothers and the one frog that looks like he is smiling I thought was very cute,' said the photographer

Branching out: These frogs clearly have personality as they posed like pros. 'They reminded me of three playful brothers and the one frog that looks like he is smiling I thought was very cute,' said the photographer



Photographer's dream: Mr Mp said the frogs 'kept moving around every couple of minutes, climbing on each other and changing positions'

Photographer's dream: Mr Mp said the frogs 'kept moving around every couple of minutes, climbing on each other and changing positions'



Leap frog, anyone? The three moved quickly and elegantly and reminded the photographer of dancer, who said he stayed for two hours

Leap frog, anyone? The three moved quickly and elegantly and reminded the photographer of dancer, who said he stayed for two hours



Hang on: The frogs, native to Indonesia, Malaysia and Thailand, change their position and expressions yet again

Hang on: The frogs, native to Indonesia, Malaysia and Thailand, change their position and expressions yet again



Go away: The frogs turn their back on the 25-year-old photographer, who spotted them near his home in Sambas, Kalimantan Barat

Go away: The frogs turn their back on the 25-year-old photographer, who spotted them near his home in Sambas, Kalimantan Barat



Green and yellow: They can be either light green or dark green in colour and they have black spots around their backs and heads

Green and yellow: They can be either light green or dark green in colour and they have black spots around their backs and heads



Line-up: This time, the frogs form an orderly queue on the branch. They are classed as a near threatened species by the International Union for Conservation of Nature

Line-up: This time, the frogs form an orderly queue on the branch. They are classed as a near threatened species by the International Union for Conservation of Nature



Sementara itu, di Palangkaraya, Indonesia, Muhammad Berkati melihat saat kupu-kupu yang berani duduk di atas kepala katak pohon hijau

Meanwhile, in Palangkaraya, Indonesia, Muhammad Berkati spotted the moment a brave butterfly sat atop a green tree frog's head



The photographer, who spotted the green tree frog in a meadow, said: 'The frog did not seem bothered by the presence of butterfly at all'

The photographer, who spotted the green tree frog in a meadow, said: 'The frog did not seem bothered by the presence of butterfly at all'



sumber: dailymail





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.