Pemasaran digital adalah suatu kegiatan pemasaran atau promosi sebuah merek atau produk menggunakan media digital atau internet dengan tujuan untuk menarik konsumen atau calon konsumen secara cepat.
Tampilkan postingan dengan label Middle East. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Middle East. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 07 Maret 2015
Alasan Cegah Radikalisme, Rezim Mesir Tutup 27.000 Masjid
Pemerintah Mesir menutup 27 ribu masjid di seluruh negeri, sebagai upaya yang mereka sebut "memerangi radikalisme".
Al Monitor melaporkan penutupan ini merupakan eksekusi keputusan Pengadilan Mesir 18 Februari 2013 dan keputusan Kementerian Wakaf.
Setiap mushola yang besarnya kurang dari 80 meter persegi diperintahkan ditutup, dengan alasan untuk "melindungi generasi muda dari ekstremisme dan radikalisme".
Warga juga dilarang seenaknya mewakafkan tanah untuk masjid atau mushola di lingkungannya.
Keputusan ini dipastikan akan membuat banyak desa kecil di sekujur Mesir kehilangan masjid, karena rata-rata masjid di desa-desa berukuran kurang dari 80 meter persegi.
Penentang keputusan ini mengatakan alih-alih memerangi radikalisme, pemerintah Mesir sebenarnya sendang menyugurkan ekstremisme. Pengajaran agama dipastikan akan berpindah dari masjid desa ke rumah-rumah.
Di sisi lain, menurut penentang keputusan ini, masjid lokal tidak cukup mampu menampung jamaah shalat Jumat. Akibatnya, jamaah meluber ke jalan-jalan.
Di desa-desa, ketiadaan mushalla dan masjid kecil akan membuat masyarakat kehilangan tradisi shalat berjamaah.
Ahmed Karimen, profesor Syariah Universitas Al-Azhar, mendukung keputusan ini. Menurutnya, shalat Idul Fitri, Shalat Jumat, Shalat Idul Adha, harus dilakukan di masjid, bukan mushalla.
Tempat ibadah lingkungan, di bangunan apartemen, bangunan komersial, dan pabrik, juga dilarang, untuk mengurangi pengaruh radikalisme.
Pada saat sama, Kementerian Wakaf juga memberikan 400 sertifikat mengajar kepada ulama Salafi tanpa perlu tes orasi. Padahal, pemerintah Mesir kerap menuduh ulama Salafi menyebarkan ekstremisme.
Al Monitor menulis perubahan tiba-tiba, dengan memberikan sertifikat kepada ulama Salafi, mencerminkan kebingungan pemerintah Presiden Abdel Fatah el-Sisi menghadapi situasi saat ini.
AL-MONITOR
Senin, 02 Maret 2015
Irak Lancarkan Perang Besar Rebut Tikrit dari ISIS
30.000 tentara dan milisi Syiah Irak didukung pesawat tempur menghantam posisi-posisi ISIS di dalam dan di sekitra Tikrit, Senin, dalam ofensif terbesar guna merebut kembali salah satu kubu pertahanan terkuat ISIS.
"Pasukan keamanan maju ke tiga front utama menuju Tikrit, Ad-Dawr (ke selatan) dan Al-Alam (ke utara)," kata seorang letnan kolonel di medan tempur kepada AFP lewat telepon.
"Pasukan Irak juga bergerak maju ke sepanjang sisi semua jalan untuk mencegah Daesh (ISIS) melarikan diri," kata dia. Selama ini ISIS menduduki kota kelahiran Saddam Hussein selama hampir sembilan bulan.
Operasi yang merupakan salah satu yang paling ambisius digelar Baghdad untuk merebut kembali kemenangan yang diraih ISIS Juni lalu, yang dimulai pagi-pagi sekali setelah diumumkan oleh Perdana Menteri Haider al-Abadi pada malam sebelumnya.
Perwira angkatan darat itu mengatakan pasukan yang terlibat dalam pertempuran itu berasal dari angkatan darat, polisi, unit kontraterorisme, kelompok relawan yang dikendalikan pemerintah bernama unit Mobilisasi Rakyat, dan suku-suku Suni lokal yang menentang ISIS.
"Serangan itu dilancarkan dengan melibatkan jet tempur, helikopter dan artileri yang menyasar Tikrit demi mengamankan gerak maju dan memotong jalur suplai (ISIS)," kata dia.
Sumber-sumber militer mengungkapkan bahwa pesawat tempur-pesawat tempur Irak terlibat dalam serangan itu namun belum jelas benar apakah dukungan udara pasukan asing, entah Iran atau pasukan koalisi pimpinan AS, juga terlibat dalam serangan ini.
Ancaman aksi balas dendam Syiah
Abadi mendesak pasukan keamanan, Minggu, untuk memisahkan warga sipil selama operasi itu. Berbicara dari Samarra, kota besar lainnya di Provinsi Salaheddin, dia mengutarakan ketakutan akan terjadinya pembalasan dendam terhadap penduduk Sunni di Tikrit.
"Prioritas yang kami berikan kepada angkatan bersenjata dan semua pasukan yang ambil bagian bersama mereka adalah memastikan keselamatan warga negara," kata dia kepada wartawan.
Dalam media sosial, dia menyerukan "kepedulian sepenuhnya pada perlindungan nyawa dan properti warga sipil."
Hadi al-Ameri, panglima Mobilisasi Rakyat dan tokoh sentral di balik pemukulbalikkan ISIS oleh Irak, telah menghimbau kepada warga Tikrit, Sabtu pekan lalu, untuk meninggalkan rumah mereka dalam jangka waktu 48 jam sehingga pasukan pemerintah dapat "menuntaskan perang menuntut balas demi Speicher."
Speicher adalah pangkalan militer di dekat Tikrit di mana ratusan rekrutmen tentara Syiah diculik sebelum dieksekusi sewaktu ISIS melancarkan ofensif Juni lalu ke jantung wilayah Sunni Arab di sebelah utara dan barat Baghdad.
Milisi-milisi Syiah menuntut balas atas eksekusi Speicher, yang memicu ketakutan timbulnya pembunuhan massal terhadap warga Sunni jika Tikrit dikuasai kembali pemerintah.
Beberapa suku Sunni di daerah Tikrit telah dituduh terlibat langsung dalam pembantaian di Speicher.
Abadi menyeru penduduk kota untuk berbalik melawan ISIS yang mengalami kemunduran sejak pasukan asing di Irak meningkatkan dukungannya dalam melawan ISIS.
"Saya menyeru semua yang telah disesatkan dan berbuat kekeliruan di masa lalu untuk menyerahkan senjatanya hari ini. Ini mungkin menjadi peluang terakhir," kata Abadi seraya menyatakan sejumlah orang akan mendapat amnesti.
Pasukan Irak telah beberapa kali berusaha namun gagal untuk merebut kembali Tikrit, sebuah kota Sunni Arab di tepi Sungai Tigris yang berjarak 160 km dari arah utara Baghdad, demikian AFP.
AFP | ANTARA
Jumat, 27 Februari 2015
Hahaha... Video Unta Tertawa Hebohkan Jagad Youtube
UNTA yang satu ini bisa jadi paham dengan hal yang diperbincangkan orang-orang sekelilignya. Dalam sebuah video yang diunggah ke YouTube pada 24 Februari lalu, ada unta yang ikut tertawa saat orang-orang di sekelilingnya bergurau.
Dikelilingi beberapa pria berjubah putih dan serban khas Timur Tengah, unta itu melihat langsung ke arah kamera. Sementara itu, beberapa pria di sekeliling unta bersorak kegirangan.
Seakan tak ingin terlewatkan guyonan, unta itu terlihat menggeleng-gelengkan kepala dan seolah mengulang suara-suara tawa dari pria di sekelilingya. Senyum lebar pun mengembang di wajahnya.
Terlihat, hewan khas padang pasir itu berada di bak belakang truk bak terbuka. Namun, tidak jelas di mana dan kapan video itu direkam.(mirror/ara/jpnn)
Sabtu, 14 Februari 2015
ISIS Kuasai Kota Al-Baghdadi
Pasukan ISIS menduduki bagian besar kota al-Baghdadi di barat Irak sehingga mengancam sebuah pangkalan udara di mana marinir AS melatih pasukan Irak, kata para pejabat seperti dikutip Reuters.
Al-Baghdadi, sekitar 85 km barat daya Ramadi di provinsi Anbar, telah dikepung selama berbulan-bulan oleh militan ISIS yang menguasai bagian besar utara dan barat Irak tahun lalu.
ISIS menyerang al-Baghdadi dari dua arah dan lalu maju ke dalam kota, kata sumber-sumber intelijen dan para pejabat.
Para pejabat mengatakan kelompok militan Islam lainnya kemudian menyerang pangkalan udara Ain al-Asad yang berpenjagaan ketat sekitar lima km arah barat daya kota itu, namun mereka tak bisa mendudukinya.
Sekitar 320 prajurit marinir AS tengah melatih pasukan Irak dari Divisi ke-7 yang pernah diserang mortir paling tidak satu kali sejak Desember.
Juru bicara Pentagon Letkol Laut Elissa Smith memastikan bahwa kontak senjata hebat berlangsung di al-Baghdadi. Dia mengatakan tidak ada serangan langsung ke pangkalan udara tersebut.
Manajer distrik Naji Arak membenarkan bahwa ISIS telah memasuki al-Baghdadia dan menyerang sejumlah gedung pemerintah.
Dia awalnya mengatakan bahwa ISIS menguasai 90 persen wilayah kota itu, sedangkan jumlah korban meninggal dunia belum bisa dipastikan.
Kebbanyakan kota-kota yang mengepung provinsi Anbar jatuh ke tangan ISIS setelah militan ini dengan menyeberang melintasi perbatasan Suriah musim panas lalu, demikian Reuters. (antara)
DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan. |
Sabtu, 31 Januari 2015
Menlu Spanyol: “Israel Pelaku Pembunuhan Tentara PBB”
Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Garcia Margallo menyebutkan Israel sebagai dalang dibalik tewasnya Francisco Javier Soria Toledo pada Rabu (28/1) di perbatasan Libanon.
Toledo adalah salah satu dari 500 tentara penjaga perdamaian PBB yang ditugaskan untuk menjaga perdamaian di Libanon. Tentara asal Spanyol itu tewas di dekat desa Ghayar, 20 km dari Marjayoun, setelah baku tembak antara Israel dengan Hizbullah.
"Tampaknya kemungkinan, kecuali terbukti sebaliknya, bahwa pelakunya adalah Israel," kata Menteri Pertahanan Spanyol, pada pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa, sebagaimana diberitakan APA, Jumat (30/1).
Margallo mengecam tindakan Israel yang melakukan serangan dimana pasukan penjaga perdamaian PB berada. Ia menambahkan bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan dan baru akan mengambil tindakan begitu hasilnya keluar.
Margallo juga telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Israel Ze'ev Elkin dan meminta untuk membantunya menguak fakta dibalik tewasnya Toledo. Dia melanjutkan bahwa penjaga perdamaian memang bekerja di area dengan resiko yang tinggi.
"Saya ingin mengingatkan orang-orang bahwa Spanyol bekerja dalam operasi dengan 130.000 pria dan wanita untuk mencoba dan menjaga stabilitas dan perdamaian, yang adalah apa senegaranya kami coba lakukan ketika ia tewas," tambahnya.
Duta Besar Spanyol di PBB membenarkan rezim Zionis Israel bertanggung jawab atas tewasnya Francisco Javier Soria Toledo.
Roman Oyarzun Marchesi, Dubes Spanyol di PBB, Rabu (28/1) kepada media menuturkan, "Masalah ini terjadi karena tensi ketegangan yang semakin tinggi, Israel adalah pelakunya."
Hizbullah, Lebanon dalam balasannya atas serangan Israel ke Quneitra, di dataran tinggi Golan, Suriah, 18 Januari lalu, menyerang konvoi militer Israel di Utara wilayah pendudukan, Sheeba. Dalam serangan itu beberapa tentara Israel tewas dan terluka.
Israel pun kemudian melancarkan serangan udara dan artileri ke wilayah Selatan Lebanon. Akibatnya seorang pasukan penjaga perdamaian, UNIFIL asal Spanyol tewas.
Marchesi melanjutkan, "Spanyol mendesak dilakukannya investigasi penuh atas tewasnya pasukan penjaga perdamaian PBB itu."
DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan. |
ISIS Bakar buku-buku Sekuler perpustakaan Mosul
Sejumlah laporan dari Irak utara mengatakan, kelompok Negara Islam atau dulu disebut ISIS menargetkan serangan atas perpustakaan di kota Mosul, Irak.
Kantor berita Associated Press, AP mengatakan, ISIS membersihkan sekitar dua ribu buku dari perpustakaan pusat Kota Mosul, pada awal bulan ini.
Kantor berita AP juga menyebutkan, militan ISIS ini juga melakukan penggeledehan isi perpustakaan Universitas Mosul.
Sejumlah saksi mata mengatakan, anggota ISIS membawa pergi buku-buku bertema filsafat, kebudayaan serta ilmu pengetahuan, namun mereka membiarkan buku-buku Islam tetap di atas raknya.
Seorang warga Mosul, yang tidak mau menyebutkan jati dirinya mengatakan, militan akan membakar buku-buku yang mempromosikan ide-ide sekularisme.
Membakar buku
Di hadapan para mahasiswa, mereka dilaporkan membakar buku-buku yang dianggap mempromosikan sekularisme.
Seorang guru besar Sejarah Universitas Mosul, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan, diantara buku-buku yang dibakar adalah arsip penting seputar sejarah kehadiran Gereja ortodoks yang berusia 265 tahun.
Kota Mosul, salah-satu kota terbesar di Irak, selalu membanggakan bahwa kota mereka merupakan kota pendidikan.
Di kota ini banyak ditemukan situs peninggalan Irak kuno dan berdiri banyak perpustakaan.
Ketika pasukan AS menyerbu Irak untuk menggulingkan Saddam Hussein pada tahun 2003, warga Mosul yang tinggal di dekat Perpustakaan pusat berbondong menyembunyikan beberapa naskah kuno bersejarah di rumah mereka.
Hal ini dilakukan untuk mencegah aksi pencurian atau perusakan terhadap naskah-naskah itu oleh para penjarah.
sumber: bbc
DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan. |
Rabu, 28 Januari 2015
Konflik Israel-Hizbullah Tewaskan 10 Orang
Dua tentara Israel dan seorang penjaga perdamaian PBB dari Spanyol tewas saat milisi Hizbullah terlibat tembak-menembak dengan pasukan Israel di perbatasan Lebanon.
Juru bicara Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) mendesak diterapkannya "tindakan menahan diri semaksimal mungkin agar keadaan tidak memburuk".
Penjaga perdamaian tersebut tewas di dekat daerah sengketa Shebaa Farms di mana iring-iringan Israel sebelumnya terkena peluru kendali antitank, menewaskan dua tentara, tujuh orang lainnya mengalami luka-luka. Militer Israel mengeluarkan tembakan balasan ke Lebanon selatan.
Hizbullah mengaku melakukan serangan peluru kendali sebagai balasan atas serangan udara Israel di Dataran Tinggi Golan 10 hari lalu.
Konflik lintas perbatasan hari Rabu (28 Januari) terjadi ketika kendaraan militer Israel terkena peluru kendali pada pukul 11.35 waktu setempat di Bukit Dov, daerah Shebaa Farms, wilayah sengketa di perbatasan Israel, Libanon dan Suriah.
Netanyahu Murka
PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan mereka yang bertanggung jawab atas serangan terhadap konvoi militer Israel akan mendapat balasan.
"Siapa yang berada di balik serangan hari ini akan membayar penuh tindakan mereka. Untuk waktu lama, Iran -melalui Hizbullah- berusaha mendirikan front teroris tambahan melawan kami dari Dataran Golan. Kami mengambil tindakan tegas dan bertanggung jawab terhadap usaha ini," tegas Benjamin Netanyahu.
Militer Israel mengatakan konvoinya mendapat serangan rudal dan membalasnya dengan melancarkan serangan artileri ke Lebanon selatan.
Hizbullah mengaku melakukan serangan peluru kendali sebagai balas dendam atas serangan udara Israel yang menewaskan enam petempur Hisbullah dan anggota Garda Revolusi Iran di Dataran Golan Suriah 10 hari lalu.
DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan. |
VIDEO: Balas dendam, Hizbullah Bunuh 2 Tentara Israel
Hizbullah balas dendam, menyerang kendaraaan Israel di tanah pertanian Shebaa dan menewaskan dua serdadu Zionist.
"Dua serdadu tewas dan tujuh lainnya terluka dalam serangan pagi hari di Gunung Dov," demikian keterangan resmi militer Israel. (Video serangan Hizbullah klik di sini)
Hizbullah menembakan rudal anti-tank ke kendaraan lapis baja serdadu Israel tidak jauh dari pagar perbatasan.
Tujuh yang terluka dilarikan ke RS Rambam di Haifa dan Rivka Ziv di Safed untuk perawatan.
Serangan ini adalah balas dendam Hizbullah. Sembilan hari lalu, Israel melepas dua rudal yang menghantam kendaraan yang membunuh tokoh penting Hizbullah dan satu jenderal Iran.
PM Benjamin Netanyahu, Rabu (28/1), mengancam akan melakukan tindakan militer di sepanjang perbatasan dengan Lebanon, dan memperingatakan setiap kelompok perlawanan harus belajar dari nasib Jalur Gaza.
"Siapa pun yang menantang kami di perbatasan utara, saya rekomendasikan untuk melihat apa yang terjadi di Gaza," ujar Netanyahu kepada surat kabar Yedioth Ahronoth.
Militer Israel menutup sebagian Bandara Rosh Pina dan Haifa, dengan alasan keamanan.
Dalam serangan sebelumnya, juga terjadi di Shebaa dan pada hari yang sama, empat serdadu Israel terluka ketika kendaraan lapis baja merkea dihantam rudal anti-tank.
Hizbullah bertanggung jawab atas serangan itu. Israel melepas sedikitnya 22 tembakan artileri ke posisi Hizbullah di selatan Lebanon.
Sebelumnya Al-Nashra, televisi Lebanon, mengklaim serangan Hizbullah menewaskan 17 serdadu Israel. Hizbullah juga menangkap satu tentara Israel di perbatasan Lebanon.
(*inilahcom)
DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan. |
Hina Gedung Putih, Obama Tak Mau Temui PM Israel
Presiden Barack Obama tidak akan menemui Perdana Menteri Israel Banjamin Netanyahu apabila ia mengunjungi Washington pada Maret, kata Gedung Putih seperti dikutip Reuters.
Netanyahu diundang Partai Republik guna menyampaikan pidato di Kongres mengenai Iran.
Bernadette Neehan, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, mengatakan Obama tidak mengundang Benjamin Netanyahu ke Gedung Putih untuk berunding karena Israel akan menyelenggarakan Pemilu 17 Maret.
"Telah merupakan satu praktik dan prinsip yang sudah lama dianut, kami tidak akan bertemu dengan kepala-kepala negara atau kandidat-kandidat yang akan ikut dalam pemilihan, untuk menghindari adanya pengaruh bagi satu pemilihan yang demokratik di satu negara asing," kata Meehan.
"Sesuai dengan kebijakan itu, presiden tidak akan bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang ikut mencalonkan diri kembali dalam pemilu, yang hanya dua minggu setelah pidatonya di Kongres AS."
Netanyahu sebelumnya mengumumkan akan menyampaikan pidato di Kongres AS Maret.
Keputusan Obama itu adalah penghinaan karena para pemimpin dari Israel, sekutu AS, hampir selalu mendapat kesempatan berunding dengan presiden AS saat mengunjungi Washington.
Netanyahu menuduh Obama membuat terlalu banyak konsesi kepada Iran dengan terlalu sedikit imbalan dalam perundingan-perundingan nuklir antara Teheran dan negara-negara penting dunia.
sumber:antara
DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan. |
Minggu, 25 Januari 2015
Momen Mengenaskan Kematian Aktivis Mesir
Seorang wanita pengunjuk rasa ditembak mati aparat keamanan bertopeng, sehari sebelum peringatan ulang tahun Arab Spring yang menggulingkan diktator Hosni Mubarak tahun 2011.
Sumber keamanan yang dikutip worldbulletin.net mengatakan wanita pengunjuk rasa itu ditembak dengan birdshot di dekat Tahrir Square, simbol Arab Spring 2011 yang mengakhiri kekuasaan 30 tahun Hosni Mubarak.
Situs dailymail.co.uk memberitakan wanita itu bernama Shaimaa al-Sabbagh. Ia berusia 34 tahun, dan ibu seorang putra berusia lima tahun. Partai Aliansi Rakyat Sosialis, lewat lama Facebook-nya, membenarkan penembakan aktivis Shaimaa Sabbagh.
Sabbagh tertembak di kepala. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit. Dokter hanya sejenak merawatnya, sebelum menyatakan wanita itu tewas akibat luka tembak di kepala.
Foto mengenaskan wanita aktivis menjelang ajal beredar di Twitter. Aparat keamanan tak acuh, hanya seorang pria yang berusaha menyelamatkan dengan cara menggendongnya, sebelum ambulan datang.
Saksi mata mengatakan pengunjuk rasa membawa bunga ke Tahrir Square, sebelum penembakan terjadi. Tidak ada yang tahu siapa nama
PM Mesir Ibrahim Mehleb mengatakan penyelidikan atas peristiwa itu sedang dilakukan. Ia berjanji mengungkap siapa pembunuh wanita itu.
Pasukan keamnaan Mesir menutup Tahrir Square, beberapa jam sebelum peringatan Arab Spring. Kawat berduri dan kendaraan lapis baja memblokir seluruh akses ke tempat bersejarah ini. (*inl)
DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan. |
Sabtu, 10 Januari 2015
Al-Qaeda Klaim Bertanggungjawab Serangan di Charlie Hebdo
Al Qaeda Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan di kantor Majalah Charlie Hebdo yang menewaskan 10 jurnalis dan dua polisi Prancis pada Rabu 7 Januari 2015.
Salah seorang anggota Al Qaeda Yaman yang tidak disebutkan identitasnya kepada Associated Press menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan bentuk balas dendam atas penghinaan yang dilakukan Charlie Hebdo kepada Nabi Muhammad.
Hanya saja, klaim ini masih belum valid, demikian disampaikan sumber di pemerintah AS, seperti dilansir USA Today, Sabtu (10/1/2015).
Sang sumber menyatakan saat ini pemerintah Amerika tengah berupaya mencari bukti apakah benar Al Qaeda Yaman mendanai dan menjadi aktor intelektual serangan oleh Said Kouachi dan Cherif Kouachi, yang telah ditembak mati polisi Prancis pada Jumat kemarin.
“Said Kuachi datang ke Yaman pada 2011 dan mendapat latihan militer di sana,” ujarnya seraya menyebut para saksi mata di sekitar kantor Majalah Charlie Hebdo juga menyatakan pelaku penembakan mengaku sebagai anggota Al Qaeda Yaman.
Namun belum dapat dipastikan apakah Said Kouachi dan Cherif Kouachi memiliki hubungan langsung dengan Anwar al-Awlaki, warga Amerika yang menjadi tokoh Al Qaeda Yaman, yang tewas dalam operasi militer pada September 2011.
Di sisi lain, sebelum dua pelaku penyerangan ditembak mati polisi Prancis, Said Kouachi mengklaim aksinya didanai oleh jaringan Awlaki.
Pucuk pimpinan Al Qaeda Yaman, Harith bin Ghazi al-Nadhari, pada Jumat kemarin, merilis video berisi dukungan atas serangan di kantor Majalah Charlie Hedbo.
"Beberapa orang Prancis telah menghina Nabi Muhammad, sehingga pasukan Allah berbondong-bondong mendatangi mereka dan mengajarkan bagaimana cara menghormati keyakinan orang lain serta batasan kebebasan berekspresi,” ujarnya.
Sementara itu, juru bicara Kedutaan Besar Yaman di Washington, Mohammed al-Basha, berjanji akan menginvestigasi ada atau tidaknya kaitan antara serangan di Paris dengan kelompok Al Qaeda di negaranya.
Dalam sejarahnya Al Qaeda Yaman pernah menyerang kapal perang AS, USS Cole pada Oktober 2000 dan mengakibatkan 17 orang tewas. (*USAtoday)
DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan. |
Minggu, 21 Desember 2014
PBB perintahkan Israel bayar Rp10,5 Triliun ke Libanon
jet tempur Israel menggempur sebuah pembangkit listrik sehingga 15.000 ton minyak tumpah ke bagian timur Laut Mediterania.
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan sebuah resolusi yang meminta Israel membayar ganti rugi sebesar US$850 juta atau Rp10,5 triliun kepada Libanon atas tumpahan minyak selama perang dengan Hezbollah pada 2006 lalu.
Resolusi tersebut, yang disokong 170 negara dan ditolak enam negara lain, menyatakan insiden tumpahan minyak merupakan bencana lingkungan hidup yang menyebabkan polusi secara luas.
Insiden itu terjadi, ketika pada 2006, armada jet tempur Israel menggempur sebuah pembangkit listrik sehingga 15.000 ton minyak tumpah ke bagian timur Laut Mediterania . Tumpahannya kini melebar 120 kilometer sepanjang pesisir laut.
Delegasi Israel mengatakan resolusi PBB bias.
“Resolusi ini dikeluarkan jauh setelah efek tumpahan minyak terjadi dan bertujuan tidak lain yaitu berkontribusi menciptakan agenda anti-Israel di PBB,” sebut pernyataan delegasi Israel sebagaimana dikutip kantor berita Associated Press.
Namun, di sisi lain, resolusi tersebut disambut gembira delegasi Libanon. Duta Besar Libanon untuk PBB, Nawaf Salam, mengatakan resolusi tersebut merupakan kemajuan besar.
Konflik 2006 terjadi ketika kelompok Hezbollah di Libanon melancarkan serangan dan menangkap dua serdadu Israel.
Pihak Israel balas melancarkan serangan udara dan laut di seluruh Libanon dan memobilisasi pasukan ke Libanon selatan.
Akibatnya, lebih dari 1.000 orang Libanon, sebagian besar warga sipil, dan sekitar 160 orang Israel, sebagian besar serdadu, tewas. (*bbc)
DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan. |
Langganan:
Postingan (Atom)