Rabu, 21 Januari 2015

Rupa-rupa Unik Wajah Serangga (PHOTOS)



Dengan menggunakan lensa mikro, Yudy Sauw fotografer asal Tangerang, Indonesia merekam wajah - wajah serangga menggunakan tata pencahayaan di studio yang dimilikinya.





Seekor tawon dengan warna kuning terang difoto Yudy Sauw.





Wajah seekor lebah madu diabadikan Yudy Sauw





Wajah seekor laba-laba difoto Yudy Sauw





Seekor ulat bulu yang tengah berjalan di batang sebuah pohon diabadikan Yudy Sauw



Fotografer Polandia Ireneusz Irass Waledzik



Menggunakan teknik fotografi makro sangat rinci, fotografer Polandia Ireneusz Irass Waledzik juga mengajak kita mengetahui warna mata pada serangga yang berbeda-beda.

































DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Kesan Pertama Mencicip Lemon | PHOTOS





Konsep fotografi sederhana mampu membuat anda tertawa



Fotografi tak harus mengabadikan momen dramatis yang memukau, sebuah konsep sederhana bahkan mampu membuat anda tertawa dan turut merasakan apa yang ditampilkan dalam setiap adegan dalam frame foto.



Seperti yang ditampilkan oleh April Maciborka dan David Wile, mereka memberikan sebuah karya yang menarik, tak susah dan sangat berdampak pada anda yang melihatnya.



Dan ide gila ini datang, April dan David dengan jahilnya menampilkan wajah sejumlah balita ketika pertama kali mencicipi buah lemon yang memiliki rasa asam dan sedikit manis.



April Maciborka | David Wile



Kedua fotografer ini beranggapan bahwa lemon adalah sebuah asupan yang menghibur bagi banyak pasangan muda yang memiliki balita, siapa pun pasti akan memberikan kenikmatan dan khasiat dari buah lemon yang segar.



Ketika untuk pertama kalinya mereka memberikan buah lemon kepada anak-anak mereka bersiaplah menikmati ekspresi lucu yang muncul pada wajah dan mulut mereka yang mungil.



Karya fotografi ini bertajuk 'Pucker', April Maciborka dan David Wile membuatnya sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap dunia anak-anak.



Anda pasti bertanya, seperti apa ekspresi ajaib yang dibuat para bocah ketika menikmati kesegaran buah lemon? Mari melihatnya.













DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Memotret Hewan Buas dari Jarak Dekat di Alam Liar Afrika



BARCROFT MEDIA/Will Burrard-Lucas



UNTUK melihat dari dekat senyum sejumlah binatang buas di alam liar Afrika sangatlah sulit untuk diwujudkan. 


Namun fotografer asal Inggris yang telah terbiasa berhari-hari memburu gambar binatang-binatang liar di Afrika, Will Burrard-Lucas dengan mudah memotretnya. Menggunakan sebuah kamera yang ditempelkan pada sebuah mobil remote kontrol yang telah dimodifikasi Will merekam sejumlah binatang buas yang sangat di takuti manusia.



Saat pengambilan gambar, Will mengoperasikan kamera yang telah terpasang pada mobil remote kontrol modifikasinya, terkadang ia menyamarkan dengan rerumputan agar hewan yang berada didekat kamera miliknya nyaman tersenyum dan bergerak secara alamiah. Tidak semudah itu, Will kerap gagal ketika mobil mainan yang dikontrol olehnya diganggu geraknya oleh binatang yang terkesan penasaran.



Will mengendalikan mobil kendali jarak jauhnya dari tempat terlindung. Fotografer asal Buckinghamshire ini telah memulainya sejak tahun 2009, baginya ini sebuah pertaruhan.













Setelah melakukan pengujian terhadap kendaraan kendali jarak jauhnya, Will membawa perangkat itu ke Kenya, tentu kendaraan itu sudah dimodifikasi bentuk dan kekuatannya untuk menopang kamera. Tak tanggung-tanggung, Will mengujinya langsung di depan seekor singa. Sesuatu yang menyenangkan, ketika ia melihat hasil yang telah ia capai.



Setelah berkali-kali ia menggunakan kendaraan kendali jarak jauhnya, ia membawanya ke dataran liar Zambia, Tanzania, Kenya dan sejumlah negara-negara Afrika lainnya. Tak hanya singa ia temukan, kumpulan gajah yang sedang berimigrasi pun ia abadikan menggunakan kamera yang ia pasang dikendaraan modifikasinya.



Biasanya Will Burrad berada pada jarak 50 meter dari hewan buruannya. Jarak itu baginya cukup aman untuk bersembunyi agar kehadirannya tidak tercium oleh para pemangsa liar ini.



Ada resiko dalam pekerjaan ini, menghindarinya adalah sebuah pekerjaan yang tak mudah. Namun ketika Will sudah sangat paham dengan situasinya, ia begitu menikmati. Ia merasa ia sedang menghibur para binatang liar itu. Suatu ketika ia pernah kehilangan kameranya, satu kamera hancur oleh seekor singa betina dan satu lagi terinjak oleh gajah yang berlari.





Sebuah keluarga singa diabadikan Will dari hari ke hari di Masa Mara, kenya. Sangat natural, seperti Will masuk kedalamnya.





Di Zambia, Will memotret secara dekat seekor macan tutul yang duduk tenang seakan tak terganggu.





Di Taman Nasional Serengeti , Tanzania, Will mengabadikan si raja hutan dengan alamiah.





Will Sempat juga mendekati seekor singa betina yang sedang beristirahat di Masai mara, Kenya.





Seekor macan tutul pun tak luput menjadi objek buruan Will Burrard-Lucas di Taman nasional Luangwa Selatan, Zambia.





Will menamai alat ini BeetleCam, untuk memotret binatang liar ia tak lagi mengorbankan dirinya mengendap-endap, menyatu dengan rumput liar dan dibayangi rasa takut yang besar.





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Foto-foto Spektakuler dari Angkasa bak Lukisan karya Alex Maclean

Fotografer Alex Maclean memotret sejumlah objek dari udara. 


Bak sebuah lukisan apa yang direkamnya selalu mengedepankan estetika fotografi. Menggabungkan hobinya terbang ia memotret sebuah lanskap dari ketinggian.



Dari balik jendela pesawat Cessna yang ia piloti, Alex selalu menyempatkan diri untuk memotret sejumlah area yang tampak dari udara. Kegemarannya membawa ia dalam sebuah pekerjaan besar, memotret perumahan, area wisata, kota dan sejumlah tempat lainnya.



Kemajuan teknologi mempermudah tugas Alex dalam mendokumentasikan apa yang ingin ia rekam dalam kameranya.





Tampak sebuah area perkebunan bunga tulip di Washington, AS.





Tampak pada foto yang menjadi bagian dari portofolionya aksi sejumlah peselancar di Hawaii menanti datangnya ombak terbaik untuk melakukan aksinya.





Tampak dalam foto yang menjadi portofolionya, di Italia ia mengabadikan arus imigrasi burung Flamengo di perairan Rosolina, Italia.





Sebuah kawasan perkebunan di Arizona tampak artistik dengan komposisi garis dan warna yang terang.





Gambar yang paling spektakuler adalah foto aktivitas manusia yang ia dapatkan disejumlah tempat. Tampak kawasan parkir dalam even Nascar di Virginia, Amerika Serikat.





Sebuah kawasan tempat pembuangan sampah yang masih baru terlihar lapang.





Ini adalah pemandangan dari sebuah taman bunga di Bolton, Massachusetts, AS.





Dari kokpit pesawat ia memotret kawasan Boulder City, Nevada, US yang terlihat bak sebuah planet yang gersang.





Bak sebuah lukisan sureal, foto ini merupakan batang dari pohon yang dihanyutkan oleh sebuah perusahaan kayu di Olympia, Washington, AS.





Sebuah garis tepian sungai yang airnya terkontaminasi polusi dari minyak tampak aneh bak lukisan sureal. Alex mengabadikannya di Massachusetts, AS.





Tahukah anda apakah ini, ini adalah barisan kereta pengangkut batubara di Norfolk, Virginia, AS.





Fotografer Alex Maclean berpose dengan pesawat kesayangannya.







DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.






Siapa Sangka, Bangunan Ini dicetak dengan Printer 3D | PHOTOS





Sebuah villa seluas 1.100 meter persegi dibuat menggunakan mesin printer di Jiangsu China.



Sekilas bangunan pertama di dunia yang konstruksinya dibangun menggunakan mesin printer ini tak beda dengan bangunan lainnya. Hanya tiga lantainya dibuat dalam 3 hari dengan tinta yang terbuat dari bahan bekas konstruksi bangunan seperti kaca baja dan semen.





















Lihat Video:
























DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.












Pengakuan tahanan Guantanamo, Dipaksa Tiduri Interogator Perempuan





Seorang tahanan di penjara Guantanamo membuat pengakuan mengejutkan. Dia mengaku dipaksa berhubungan badan dengan interogator wanita dengan dalih "mengajarkan pendidikan sek** Amerika."



Pengakuan tahanan bernama Mohamedou Ould Slahi itu ditulis dalam sebuah buku terbaru. Slahi dibawa ke penjara Kuba itu pada tahun 2002 dan kemudian mengalami siksaan.



Pria 44 tahun yang bersumpah setia kepada al-Qaeda setelah ikut perang di Afghanistan tahun 1990-an itu, mengklaim sudah meninggalkan kelompok yang didirikan Osama bin Laden tersebut tahun 1992.



Dia ditahan setelah serangan 11 September 2001 atau serangan 9/11. Slahi dituduh terlibat pemboman yang gagal terhadap Kota Los Angeles tahun 1999. Sebelum dijebloskan ke penjara Guantanamo, Kuba, dia interogasi di Mauritania, Yordania dan Afghanistan.



Dalam memoarnya, Slahi mengaku jadi korban pelecehan seksual oleh dua interogator wanita.



“Saya berdiri di posisi yang menyakitkan yang sama setiap harinya selama sekitar 70 hari,” bunyi memoar Slahi yang diterbitkan Spiegel, kemarin.



”Saya lebih suka mengikuti perintah dan mengurangi rasa sakit yang akan terjadi ketika penjaga datang untuk ‘bermain’. Penjaga menggunakan setiap kesempatan,” lanjut dia.



”Begitu saya berdiri, keduanya melepas pakaian mereka, dan mulai berbicara tentang jenis barang kotor yang dapat Anda bayangkan sendiri.”



Tahanan Guantanamo itu mengaku terus berdoa. Tapi dia dimarahi para interogator yang melakukan pelecehan terhadapnya.



”Hentikan doanya," bentak salah satu intergotor. "Dia (interogator) mengatakan saya munafik,” tulis Slahi.



“Saya menolak untuk berhenti berdoa. Dan setelah itu, saya dilarang untuk melakukan shalat. Saya juga dilarang untuk berpuasa selama bulan suci Ramadan pada Oktober 2003, dan diberi makan dengan paksa,” lanjut isi memoar berjudul ”Guantanamo Diary”.



Memoar itu diterbitkan oleh kerabatnya, dan diluncurkan dalam konferensi pers di London, kemarin. Pemerintah Amerika Serikat (AS) belum berkomentar atas pengakuan tahanan Guantanamo itu.



Pengakuan ini semakin menambah daftar “aib” aparat hukum AS, setelah beberapa waktu lalu, aksi penyiksaan agen CIA terhadap para tahanan terorisme diungkap. (*dailymail)





DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.